Dua Penanganan Tepat Gigi Berlubang dan Ompong


Penanganan gigi berlubang (Sumber: Pexels/Andre Piacquadio)
SAKIT gigi merupakan salah satu silent disease yang seringkali terabaikan. Ketika kerusakan baru saja terjadi, seseorang tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun saat lubang sudah cukup dalam, rasa sakit bisa saja muncul. Intensitasnya cukup bervariasi. Mulai dari ringan hingga berat.
Ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan saat gigi berlubang. Pertama, penambalan. Metode ini merupakan pilihan utama yang dapat dilakukan ketika kerusakan gigi telah berkembang. Tambalan dapat terbuat dari berbagai bahan, misalnya tambalan laser yang warnanya dapat menyerupai warna gigi asli.
Baca juga:
"Ketika gigi berlubang yang terjadi sudah cukup parah dan dalam hingga menembus rongga pulpa, perawatan saluran akar perlu dilakukan. Hal ini untuk memperbaiki dan menyelamatkan gigi yang rusak parah dan terinfeksi," urai drg. Christine H, Sp KG, FISID ditemui di klinik A ONE, Jakarta Selatan.

Drg. Christine jelaskan penanganan pada gigi berlubang (Foto: MP/IFTINAVIA PRADINANTIA)
Dengan penambalan, kuman dan bakteri di dalam rongga pulpa akan dibersihkan. Kemudian, diberikan obat dalam saluran akar untuk menghilangkan infeksi. Selanjutnya gigi akan ditutup dengan tambalan ataupun crown gigi.
Baca Juga:
Pandemi, Berkunjung ke Dokter Gigi Hanya Saat Kondisi Darurat?
Apabila gigi yang rusak sudah tidak dapat dirawat dan dipertahankan, penambalan tidak lagi dapat mengendalikan kerusakan. Jika demikian, mencabut gigi yang berlubang bisa menjadi opsi terakhir yang dapat dilakukan. Cara tersebut perlu dilakukan agar kerusakan atau infeksi tidak bertambah parah.
Masalah gigi dan mulut tidak akan berhenti begitu saja setelah gigi dicabut. Gigi yang sudah dicabut sehingga menjadi ompong terkadang menimbulkan masalah baru. Masalah yang biasanya timbul saat gigi dicabut antara lain susah mengunyah, gigi antagonis menjadi ekstrusi, gangguan dalam berbicara dan estetik wajah menjadi terganggu.
Christine menyebut untuk mencegahnya bisa diberikan gigi pengganti. Beberapa pilihan untuk pasien misalnya implan gigi, gigi tiruan cekat, dan gigi tiruan lepasan yang dapat menjadi pilihan.
"Nanti bisa didiskusikan saat datang ke klinik untuk membicarakan opsi mana yang paling nyaman dan sesuai dengan kebutuhan pasien," jelasnya.

Perawatan gigi berlubang (Sumber: Pexels/Pixabay)
Dari ketiga pilihan tersebut, Drg. Christine menjelaskan masing-masing memiliki keunggulannya sendiri. "Kembali lagi dengan keinginan dari pasien. Dari segi kenyamanan, implan berfungsi mirip seperti gigi asli daripada gigi tiruan lepasan. Sementara untuk gigi tiruan lepasan, memudahkan pasien untuk membersihkan giginya. Masing masing ada kelebihan dan kekurangannya yang nanti dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien," tuturnya.
Menurut Christine, pada implan yang berhasil daya tahannya bisa mencapai lebih kurang lebih 10 tahun tanpa komplikasi. Pada gigi tiruan cekat dengan tingkat keberhasilan yang baik bisa mencapai 5-10 tahun. Sedangkan untuk gigi tiruan lepasan dapat mencapai kurang lebih 5 tahun sebelum diganti lagi jika perlu. (Avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ratusan Ribu Anak Indonesia Alami Gigi Berlubang, Sakit Gigi Bisa Timbulkan Penyakit Sistemik

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Lirik Lengkap 'Semua Kan Terjawab' dari GIGI
