DPR Tetapkan Gaji dan Penghasilan Lainnya Pegawai BI 2022 Rp 4,27 Triliun


Bank Indonesia. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Postur anggaran BI tahun 2022 telah disetujui oleh Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Anggaran operasional naik dari Rp 27,75 triliun di 2021 menjadi Rp 28,41 triliun.
Dalam Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2022, secara rinci anggaran ini meliputi hasil pengelolaan aset valas sebesar Rp 28,35 triliun, operasional kegiatan pendukung sebesar Rp 5,36 miliar, dan penerimaan administrasi Rp 53,18 miliar.
Baca Juga:
Begini Dampak PON Bagi Ekonomi Papua Versi Bank Indonesia
Sementara untuk anggaran pengeluaran operasional BI untuk tahun depan sebesar Rp 14,29 triliun atau naik dari tahun ini yaitu Rp 12,23 triliun. Anggaran pengeluaran operasional BI ini meliputi gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp 4,27 triliun, manajemen sumber daya manusia (SDM) Rp 3,4 triliun, serta logistik Rp 1,96 triliun.
Dari data, BI mencatat realisasi anggaran pengeluaran operasional hingga September 2021, mencapai Rp 7,6 triliun, dengan pengeluaran terbesar adalah untuk gaji dan pengeluaran lainnya sebesar Rp 2,98 triliun.
Kemudian penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung Rp 1,96 triliun, pajak Rp 1,2 triliun serta program sosial BI, pemberdayaan sektor riil dan UMKM sebesar Rp 1,31 triliun.
Selanjutnya Komisi XI turut menyepakati cadangan anggaran pengeluaran operasional BI tahun 2022 sebesar Rp 348,61 miliar yang dapat digunakan jika terdapat kebutuhan tambahan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya.
BI mengklaim, untuk penyelenggaraan operasional ada kenaikan besar karena ada ketidakpastian dari COVID-19 sehingga ditingkatkan operasional pendukung yang berkaitan dengan program sosial BI.
Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto dalam Raker bersama BI meminta Bank Sentral mengarahkan seluruh instrumen bauran kebijakan, moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dalam rangka mendukung stabilitas moneter, sistem keuangan sekaligus pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku optimistis bahwa perekonomian Indonesia tahun depan akan mampu bangkit meski masih terdapat beberapa permasalahan global yang harus diwaspadai dan diantisipasi.

Perry menegaskan, ada ancaman tekanan inflasi berpotensi terjadi pada pertengahan tahun depan jika ada kenaikan harga energi maupun permintaan yang lebih cepat.
"Nanti ada tekanan inflasi pada paruh waktu tahun depan kalau ada kenaikan harga energi maupun kenaikan permintaan yang lebih cepat. Bisa saja berisiko terhadap nilai tukar karena ada tapering," ujarnya.
BI mencatatkan, anggaran operasional tahun 2021 diprognosakan mencatat surplus Rp 16,94 triliun, sedangkan anggaran kebijakan diperkirakan mencatat surplus 10,45 triliun pada akhir 2021. (Asp)
Baca Juga:
Bank Indonesia Bikin Himpunan Bisnis Pesantren
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Legislator Sebut Keadilan Restoratif Belum Sepenuhnya Capai Tujuan Pemidanaan Jika Hanya Sebatas Penghentian Kasus

Sekolah Rakyat Diharap Jadi Solusi Utama Pemerintah untuk Memutus Rantai Kemiskinan dan Mengurangi Angka Putus Sekolah

Pekerja Migran Perlu Regulasi dan Pembekalan Pengetahuan Sebelum Dikirim ke Luar Negeri

Fraksi Gerindra Bantah Rahayu Saraswati Mundur dari DPR untuk Jadi Menpora

Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali

Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Fraksi Partai Gerindra DPR RI Nonaktifkan Rahayu Saraswati Buntut Ucapan Sakiti Banyak Pihak

Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Rudy Tanoe Ajukan Praperadilan Lawan KPK

Tak Dihilangkan, Gaji dan Tunjangan Guru Justru Diperluas dalam Draf RUU Sisdiknas untuk Kualitas Pendidikan

Kemenhub Diharap Bisa Maksimalkan Anggaran untuk Prioritaskan Aspek Keselamatan Hingga Sektor Pelayaran
