Dokter Neurologi Ungkap Pemicu Parkinson Dini pada Remaja dan Dewasa Muda Akibat Pengaruh Lingkungan Hingga Obat-obatan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 17 April 2025
Dokter Neurologi Ungkap Pemicu Parkinson Dini pada Remaja dan Dewasa Muda Akibat Pengaruh Lingkungan Hingga Obat-obatan

Pasien parkinson mengalami kemajuan setelah memasang implan perangkat stimulator tulang belakang. (Foto: freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Dokter spesialis neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, dr. Rizka Ibonita Sp.N., menyampaikan bahwa gejala penyakit Parkinson kini semakin sering terdeteksi pada usia muda dan disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat.

Dr. Rizka menjelaskan bahwa kebiasaan begadang, konsumsi alkohol dan minuman keras, serta penyalahgunaan narkoba dapat secara langsung menurunkan fungsi otak dan mengganggu keseimbangan hormon.

"Hormon berantakan terutama dopamin, sama kalau ada cedera kepala,” ujar dr. Rizka.

Penyakit Parkinson sendiri merupakan gangguan neurodegeneratif yang menyerang sistem saraf, terutama bagian otak yang mengontrol gerakan. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan dalam mengendalikan gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh.

Baca juga:

Kopi, Nikmat dan Dapat Kurangi Risiko Terkena Parkinson

Dr. Rizka menambahkan bahwa Parkinson yang umumnya dikenal sebagai penyakit lansia (di atas 60 tahun) akibat proses degeneratif alami seperti penuaan fungsi organ, otak, dan sel, kini bergeser ke usia yang lebih muda, dikenal sebagai Young-onset Parkinson's disease (YOPD) atau Parkinson usia muda.

Pada remaja, Parkinson seringkali muncul akibat penggunaan obat antidepresan karena pengaruh lingkungan pergaulan, penyalahgunaan narkotika, dan konsumsi obat-obatan yang seharusnya dihindari karena berpotensi merusak kesehatan jangka panjang seiring bertambahnya usia.

Gejala Parkinson pada usia muda biasanya muncul pada usia 20 tahunan dengan ciri-ciri anggota tubuh gemetar saat istirahat, kekakuan otot, gerakan melambat, atau gangguan keseimbangan.

Selain itu, trauma atau cedera kepala, riwayat keluarga dengan penyakit Parkinson, dan paparan zat kimia industri juga meningkatkan risiko munculnya gejala Parkinson di kemudian hari.

"Jadi, jika kepala pernah terbentur, apalagi mengalami kecelakaan yang mengenai kepala, gejalanya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi beberapa tahun kemudian hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu munculnya Parkinson," jelasnya.

Baca juga:

Mimpi Buruk Terus Menerus saat Kecil Tingkatkan Risiko Parkinson

Dr. Rizka menekankan pentingnya konsultasi dini jika muncul gejala awal seperti mudah lupa, sering berhalusinasi, bahkan sebelum muncul gejala motorik seperti tremor, untuk mencegah perburukan kondisi.

Untuk mencegah gejala Parkinson di usia muda, dr. Rizka menyarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini dengan berhenti merokok, menjauhi obat-obatan terlarang dan alkohol, berolahraga secara teratur minimal 180 menit per minggu, serta mengonsumsi banyak sayur dan buah.

#Penyakit #Gangguan Kesehatan #Gangguan Psikologis
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta, Biro SDM Polda Metro Jaya Beri Trauma Healing ke Korban
Biro SDM Polda Metro Jaya memberikan trauma healing untuk para korban terdampak ledakan di SMAN 72 Jakarta.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta, Biro SDM Polda Metro Jaya Beri Trauma Healing ke Korban
Indonesia
Layanan 24 Jam Puskesmas Tingkat Kecamatan Jadi Jurus Andalan Pemprov DKI Lawan Meningkatnya Kasus ISPA
Bahkan, seluruh puskesmas di tingkat kecamatan telah membuka layanan 24 jam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Layanan 24 Jam Puskesmas Tingkat Kecamatan Jadi Jurus Andalan Pemprov DKI Lawan Meningkatnya Kasus ISPA
Lifestyle
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
YouTube telah menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi nirlaba
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Lifestyle
Tiga Fase yang Perlu Diwaspadai Saat Terpapar Campak, Demam Tinggi hingga Ruam Menghitam
Hal yang paling penting adalah istirahat cukup, menjaga asupan nutrisi
Angga Yudha Pratama - Rabu, 27 Agustus 2025
Tiga Fase yang Perlu Diwaspadai Saat Terpapar Campak, Demam Tinggi hingga Ruam Menghitam
Dunia
Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur
Sumenep, Jawa Timur tengah menghadapi situasi serius setelah wabah campak merebak dan resmi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa
ImanK - Jumat, 22 Agustus 2025
Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur
Indonesia
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Komisi IX DPR RI menyebutkan, bahwa kematian balita di Sukabumi akibat infeksi cacing, menjadi bukti akses kesehatan di pedesaan masih lemah.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Indonesia
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin
Politikus Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, kasus kematian balita di Sukabumi menjadi bukti gagalnya negara melindungi rakyat.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin
Indonesia
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Komisi E akan mengawal hal ini
Angga Yudha Pratama - Selasa, 12 Agustus 2025
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Lifestyle
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, dr. Adhi memperingatkan bahwa hal tersebut dapat berujung pada depresi resisten pengobatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Bagikan