Dokter: Lupus juga Bisa Menyerang Anak-anak


Biasanya prevalensi akan semakin meningkat ketika anak melebihi usia 10 tahun atau melewati masa dekade pertamanya. (Foto: Unsplash/Nathan Dumlao)
LUPUS adalah penyakit autoimun kronis yang bisa meyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh seperti kulit, sendi, ginjal, hingga otak. Melansir alodokter, lupus bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, dr. Annisa Rahmania Yulman, Sp.A menjelaskan bahwa penyakit lupus juga bisa menyerang anak-anak.
“SLE (systemic lupus erythematosus) ini bisa muncul di segala usia. Namun memang jarang sekali terjadi di bawah lima tahun. Biasanya prevalensi akan semakin meningkat ketika anak melebihi usia 10 tahun atau melewati masa dekade pertamanya. Sehingga pada anak, usia yang sering mengalami itu remaja,” kata Annisa, seperti dilansir ANTARA, Kamis (11/5).
“Sama seperti pada dewasa, memang yang sering terkena adalah perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Walaupun pada anak-anak dikaitkan dengan estrogen pada perempuan, tapi pada pre-pubertas pun di mana kadar estrogennya belum terlalu tinggi, anak-anak perempuan juga kita lebih banyak mengalami,” lanjutnya.
Baca juga:

Annisa juga mengatakan bahwa gejala lupus pada anak-anak juga tidak berbeda seperti yang dialami oleh orang dewasa. Gejalanya bisa mengalami fatigue atau mudah lemas, demam, perubahan berat badan, nyeri otot, dan pembesaran kelenjar.
"Gejala spesifik organnya itu pada anak-anak biasanya gejala awalnya kok tiba-tiba bengkak di area ujung-ujung jari, pergelangan atau lutut. Kemudian kulit juga bisa timbul kemerahan di area pipi, sangat sensitif dengan sinar matahari, dan sariawan berulang juga termasuk yang sering pada anak,” jelasnya.
Selain itu, Annisa juga menjelaskan bahwa anak yang mengidap lupus juga bisa mengalami masalah pada ginjal dari 27 hingga 59 persen. Gejala yang dialami misalnya urin berwarna coklat seperti teh dan urin semakin sedikit.
Gejala neurologis, lanjut Annisa, juga cukup sering ditemui pada anak-anak dengan lupus. Mereka akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi dan berpikir, kebingungan atau kehilangan memori, depsis atau kecemasan, nyeri kepala, kejang, kebas, hingga kepanasan.
BACA JUGA:

“Mata juga termasuk gejala yang sering pada anak. Biasanya ditemukan mata kering yang mudah diidentifikasi. Kemudian kita juga sering temui gejala hematologi. Jadi, anaknya ini tampak pucat, gampang memar, terus bintik-bintik merah,” terangnya.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Annisa mengimbau agar para orang tua segera memeriksakan anaknya ke dokter bagian alergi dan imunologi. Jika tidak ada, orang tua juga bisa pergi ke bagian dokter anak umum.
"Jika anak mengalami lupus, karena ini pengobatan jangka panjang kemudian mengalami kerusakan berbagai organ, jadi kita pemantauannya itu harus komprehensif dan disiplin. Jadi, harus sabar sebagai orang tua atau anaknya mengikuti program atau tata laksana yang sudah dianjurkan,” tutup Annisa. (and)
BACA JUGA:
Mengenal Lupus, Si Penyakit Seribu Wajah
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
