Dokter: Jangan Sepelekan Rasa Haus, Bisa Jadi Tanda Dehidrasi


Dokter sarankan masyarakat jangan anggap sepele rasa haus. (Foto: Unsplash/engin akyurt)
MerahPutih.com - Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sardjito, Metalia Puspitasari, mengemukakan ada beberapa indikasi dehidrasi yang penting untuk diwaspadai, dengan yang paling mudah dikenali adalah frekuensi dan volume urine.
Pada sebuah sesi diskusi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Metalia menyoroti rasa haus yang timbul akibat dehidrasi adalah sinyal dari tubuh yang menandakan kekurangan cairan.
Menurutnya, tanda-tanda dehidrasi, termasuk kekurangan cairan, bisa diamati dari frekuensi dan volume urinasi. Biasanya, seseorang akan buang air kecil sekitar setengah jam setelah minum.
Ia juga memberikan pedoman umum orang dewasa sebaiknya minum sekitar 30 cc per kilogram berat badan dalam 24 jam.
Baca juga:
Kiat Terhindar dari Dehidrasi hingga Heatstroke saat Panas Ekstrem Melanda
"Jadi misalnya berat badannya sekitar 50 kilo, maka kita bisa pakai patokan sekitar 30 cc dikali 50 kilo, jadi sekitar 1.500 cc (minimum konumsi air putih) per 24 jam gitu," katanya seperti dikutip ANTARA, Selasa (7/5).
Metalia juga mencatat warna urin bisa menjadi indikator dehidrasi, dengan warna yang lebih gelap menandakan kekurangan cairan, sementara warna yang lebih cerah menandakan kondisi yang lebih baik.
Baca juga:
Cuaca Panas, Air Hangat Ampuh Usir Gerah
Ia menjelaskan dehidrasi berat dapat mengganggu fungsi hemodinamika, yang dapat tercermin dalam peningkatan denyut nadi dan penurunan tekanan darah.
Selain itu, dehidrasi juga bisa menyebabkan gangguan pada pelepasan air mata dan, pada anak-anak, menurunkan turgor kulit.
Baca juga:
Sudah Minum Masih Merasa Dehidrasi, Mengapa?
Metalia menegaskan risiko dehidrasi mencakup ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan kadar natrium rendah dan penurunan kesadaran.
"Ini (dehidrasi) juga ada risiko kemudian bisa muncul adanya batu ginjal," tutupnya. (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
