Diskriminasi Pasien COVID-19 Muncul Dipengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Sabtu, 09 Mei 2020
Diskriminasi Pasien COVID-19 Muncul Dipengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Ilustrasi Penanganan pasien virus corona . (Antaranews)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan konstruksi sosial atas kondisi pandemi COVID-19 dipengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap realitas yang terjadi. Sehingga cenderung menyeragamkan atau menyamakan, dan akhirnya muncul stigma negatif bahwa orang kena virus akan merambat pada semuanya.

"Kasus perilaku diskriminasi pada orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), dan suspek kian marak bermunculan, serta diskriminasi terhadap buruh rokok dan keluarganya. Ini tidak seharusnya terjadi, apalagi buruh merupakan elemen penting dalam menggerakkan roda perekonomian," kata Drajat, Sabtu (9/5).

Baca Juga

Dosen UGM Kembangkan Bilik Swab COVID-19 yang Aman untuk Nakes

Contoh lainnya, tiga perawat yang bekerja di RSUD Solo diminta pergi sang pemilik kos lantaran takut tertular, dan penolakan pemakaman jenazah korban COVID-19 oleh sejumlah warga desa.

Bagi Drajat, perawat atau buruh sebagai tenaga kerja dalam relasi industri, merupakan bagian dari sistem negara yang harus diperlakukan secara adil dan beradab.

Oleh karena itu, dukungan sosial antara satu individu dengan lainnya sangat diperlukan dalam penanganan COVID-19, sehingga menurutnya sikap seperti itulah yang harus dibangkitkan dan dipromosikan oleh negara.

"Jadi, memang secara sosiologis, persepsi atau konstruksi sosial atas kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini, dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap realitas yang terjadi," katanya.

Ilustrasi virus corona. Foto: Shutterstock

Ia mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki aset sosial untuk mempercepat penanganan COVID-19 dan merespon fenomena sosial yang terjadi di tengah krisis kesehatan.

"Indonesia punya modal kuat untuk mempercepat penanganan COVID-19. Dalam penanganan situasi saat ini kita memiliki relasi-relasi sosial seperti keterikatan empati, penghargaan dan penghormatan sehingga tercipta sikap gotong-royong dan tolong menolong," katanya.

Baca Juga

Minta Keterbukaan Data COVID-19, Jokowi: Jangan Ada yang Menganggap Kita Menutupi

Dalam konteks realisasi di lapangan, dapat dimulai dari tim terpadu yang ada saat ini yakni pemerintah, pihak kepolisian, tenaga medis dengan melibatkan elemen masyarakat dan tokoh di lingkungan, sehingga kejadian diskriminasi dapat diminimalisir dengan baik. (*)

#COVID-19 #Virus Corona #Pasien Corona #Penyakit Corona
Bagikan

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan