Di Jerman Anak-anak Protes Orangtuanya Sibuk dengan Ponsel

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 19 Juli 2022
Di Jerman Anak-anak Protes Orangtuanya Sibuk dengan Ponsel

Hampir seribu remaja mengatakan, mereka ingin orang tuanya untuk meletakan ponsel mereka selama percakapan. (Pexels/Kampus Production)

Ukuran:
14
Audio:

EMIL Rustige, anak laki-laki berumur 7 tahun memimpin aksi demonstrasi yang menuntut para orang tua untuk lebih perhatian kepada mereka dibandingkan ponselnya. Hal ini dipicu karena mereka merasa orang tua sering kali mengabaikannya dan fokus untuk bermain ponsel.

“Mainlah dengan saya, bukan ponsel Anda,” salah satu ungkapan mereka. Demonstrasi ini terjadi di Hamburg, Jerman dihadiri oleh 150 orang terdiri dari anak-anak dan para orang tua.

Orang tua Emil sangat mendukung gerakan ini karena mereka juga menyadari pernah melakukan hal yang sama.

Baca Juga:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

anak
Demonstrasi yang dipimpin oleh Emil di Hamburg (thetimes.co.uk)


“Emil menyalahkan saya karena menggunakan pomsel. Padahal saat itu dia sedang berkomunikasi dengan saya. Saya absen (tidak memperdulikannya) dan melakukan suatu hal yang sama sekali berbeda,” ungkap Martine Rustige, ayah Emil yang juga membantu aksi demonstrasi ini.

Selain pernah merasakannya, gerakan yang dipimpin oleh Emil terinspirasi dari sang tante yang sebelumnya juga pernah melakukan aksi politik beberapa bulan sebelumnya. Ia pun menyusun demonstrasi itu dan mempromosikan protes secara online dengan bantuan orang tuanya. Dengan cepat keluarga tersebut menemukan pendukung dengan lebih dari 400 orang menyatakan minat untuk bergabung dalam pawai online.

Bukan hanya itu, berbagai survei lainnya menemukan bahwa anak-anak lainnya juga merasakan hal yang sama. Misalnya, survei yang dilakukan di AS menemukan 33% dari hampir seribu remaja mengatakan, mereka ingin orang tuanya untuk meletakan ponsel mereka selama percakapan.

Baca Juga:

Kembangkan Literasi pada Anak sejak usia Dini

anak
Orangtua kerap mengabaikan anaknya ketika memegang ponsel. (Pexels/Tatiana Syrikova)

Studi skala besar lainnya, di laporkan oleh The Swaddle yang mewawancarai lebih dari 6 ribu anak, berusia 8-13 tahun di delapan negara, menemukan bahwa lebih dari separuh menyatakan kalau merasa orang tua lebih sering menghabiskan waktu bersama ponsel. Sedangkan, sepertiganya melaporkan merasa diabaikan ketika orang tua sibuk dengan ponsel mereka.

Dari kejadian tersebut, membuktikan bahwa penggunaan telepon yang berlebihan dapat menghalangi interaksi pribadi yang terjadi disemua golongan, bukan hanya pada anak dan orang tua. Selain itu, studi lainnya menemukan bahwa ponsel genggam dapat menimbulkan kecanduan yang dapat menghambat pekerjaan lainnya. (nbl)

Baca Juga:

Membacakan Buku Cerita Menjelang Tidur Bikin Anak Makin Damai

#Kesehatan Mental #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Bagikan