Di Balik Kisah Tiga Pemeran Kunci Film Pengkhianatan G30S/PKI

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Jumat, 29 September 2017
Di Balik Kisah Tiga Pemeran Kunci Film Pengkhianatan G30S/PKI

Film Pengkhianatan G30S/PKI

Ukuran:
14
Audio:

FILM Pengkhianatan G30S/PKI kembali menjadi polemik selepas tercetus seruan khusus di kalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memutar kembali film tentang peristiwa penculikan dan pembunuhan para jendral pada malam 30 September-1 Oktober 1965.

Pro-kontra timbul. Sebagian kalangan mengamini pendapat Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengenai pentingnya menonton film tersebut agar belajar memahami sejarah dan jangan sampai peristiwa tahun 1965 tidak terulang.

Di sebrang sisi, pendapat lain menolak pemutaran kembali film garapan Arifin C Noer tersebut karena berisi sejarah versi penguasa saat itu, Orde Baru.

Di tengah polemik, Presiden Joko Widodo lantas mengeluarkan gagasan untuk membuat ulang film Pengkhianatan G30S/PKI versi lebih kekinian agar bisa diterima masyarakat.

Meski himbauan untuk membuat ulang film mengenai G30S telah terlontar dari Istana, pemutaran Pengkhianatan G30S/PKI tetap berlangsung, bahkan tak hanya pada kalangan tentara, juga menjadi agenda layar tancap di tengah masyarakat.

Masyarakat perkotaan kembali akrab dengan layar tancap berhias wajah-wajah para pemain film produksi Perum Perusahaan Film Negara (PPFN) pada tahun 1984, seperti Amoroso Katamsi memerankan Soeharto, Umar Kayam menjadi Soekarno, dan Syubah Asa tampil sebagai DN Aidit.

Ketiga tokoh tersebut memang menjadi sosok penting pada peristiwa 1965. Tak heran bila sang sutradara Arifin C Noer harus berkali-kali melakukan casting untuk peran Soeharto, misalnya, sebelum jatuh pilihan kepada Amoroso Katamsi.

Arifin C Noer, seperti dikutip Tempo, 7 April 1984, mengaku membaca sebanyak mungkin literatur, mewawancarai saksi sejarah, dan mencari properti asli untuk film tersebut. Dia bahkan mendatangi langsung lokasi penjemputan para jendral di masing-masing rumah mereka.

Sang sutradara terkenal detil. Dia ingin sekali mendapatkan pemain dengan kemiripan akurat, baik wajah, penampilan, dan gerak-gerik. Bagaimana kisah pemiliha pemeranan ketiga tokoh, Soeharto, Soekarno, dan DN Aidit? Mengapa tiga tokoh tersebut sangat vital pada persitiwa 65? (*)

Simak uraian kisah tiga tokoh kunci film Pengkhianatan G30S/PKI:

Mengenal Lebih Dalam Sosok Amoroso “Pak Harto” Katamsi Di Film G30S/PKI

Lebih Jauh Dengan Syubah Asa, Pemeran Tokoh "Kawan Ketua" DN Aidit Dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Meski Tak Sejalan Dengan Kebijakannya, Umar Kayam Tetap Maksimal Memerankan Soekarno

#FIlm Pengkhianatan G30S/PKI #Orde Baru #Soeharto #Soekarno #DN Aidit
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pPresiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pembangunan berbagai infrastruktur penting meningkatkan konektivitas antara sentra-sentra ekonomiembangunan berbagai infrastruktur penting meningkatkan konektivitas antara sentra-sentra ekonomi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis
Indonesia
Langkah Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti Ternyata 'Bangun Jembatan Retak' Order Baru, Lama dan Reformasi
Sebagai informasi, abolisi adalah hak presiden untuk menghapus tuntutan pidana dan menghentikan proses hukum
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 02 Agustus 2025
Langkah Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti Ternyata 'Bangun Jembatan Retak' Order Baru, Lama dan Reformasi
Indonesia
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Koalisi Masyarakat Sipil menggeruduk rapat Komisi X DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 02 Juli 2025
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Berita Foto
Melihat Aksi Pukulan Padel dalam Ajang Soekarno Padel Open 2025 di Jakarta
Aksi peserta memukul bola saat mengikuti pertandingan gelaran Soekarno Padel Open 2025 di Republic Padel TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 28 Juni 2025
Melihat Aksi Pukulan Padel dalam Ajang Soekarno Padel Open 2025 di Jakarta
Indonesia
Jelaskan Izin PT GAG Tidak Dicabut, Menteri Bahlil Singgung-Singgung Orba
Kendati IUP PT GAG tidak dicabut, Bahlil memastikan pemerintah akan mengawasi ketat operasi mereka
Wisnu Cipto - Selasa, 10 Juni 2025
Jelaskan Izin PT GAG Tidak Dicabut, Menteri Bahlil Singgung-Singgung Orba
Indonesia
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Pemajangan tengkorak-tengkorak memiliki simbol nyata dari berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Indonesia
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Wacana pemberian gelar pahlwan nasional kepada Soeharto dianggap mencederai perjuangan reformasi 1998
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Indonesia
Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP
Usulan nama Soeharto menjadi calon Pahlawan Nasional tahun ini menimbulkan pro dan kontra
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 24 Mei 2025
Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP
Indonesia
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Selain mengutip Soekarno, Usman juga menyuarakan pentingnya perlindungan hutan tersisa di dunia, yaitu hutan di Papua, Amazon, dan Kongo Afrika.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 27 April 2025
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Indonesia
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Wacana soal usulan Soeharto jadi pahlawan nasional, mendapat penolakan dari Setara Institute. Sebab, hal itu dianggap belum memenuhi syarat.
Soffi Amira - Kamis, 24 April 2025
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Bagikan