Sains

Dekati Bumi, Komet Hijau Muncul di Langit

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 10 Januari 2023
Dekati Bumi, Komet Hijau Muncul di Langit

Komet hijau mendekati bumi dan makin terlihat jelas. (foto: Youtube/MrSuperMole)

Ukuran:
14
Audio:

PERTAMA kali dalam 50 ribu tahun, sebuah komet hijau akan menerangi langit pekan ini. Komet itu pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2022 oleh para astronom menggunakan kamera survei lapangan luas milik Fasilitas Zwicky Transient di Palomar Observatory di San Diego, California, Amerika Serikat. NASA menyebut komet hijau tersebut akan muncul di langit pada 12 Januari.

Komet bernama C/2022 E3 (ZTF) memiliki orbit mengelilingi matahari yang melewati jangkauan terluar tata surya. Hal itulah, menurut The Planetary Society, dikutip CNN, yang membuat komet ini melalui perjalanan jauh nan lama untuk kembali mampir ke Bumi.

BACA JUGA:

Spektakuler! Beberapa Komet Paling Terang Disaksikan Dengan Mata Telanjang

Para pengamat langit di Bumi bagian utara bisa menggunakan teleskop atau teropong untuk melihat ke arah timur laut cakrawala, beberapa saat sebelum tengah malam untuk melihat komet unik ini.

komet hijau
Disarankan untuk melihat arah timur laut cakrawala. (foto: WSLS)

Earthsky menyebut objek dingin besar ini secara konsisten menjadi makin terang seiring mendekati matahari. C/2022 E3 (ZTF) akan berada paling dekat dengan Bumi antara 1 Februari dan 2 Februari. Saat itu, jaraknya hanya mencapai 26 juta mil atau sekitar 42 juta kilometer.

BACA JUGA:

Komet C/2020 Melintas Bumi Mengejutkan Dunia Astronomi

Seiring komet mendekati Bumi, para pengamat angkasa luar akan bisa melihatnya dekat bintang terang Polaris, yang juga dikenal sebagai Bintang Utara, di awal petang.

NASA menjelaskan, komet ini bisa terlihat menggunakan teropong di langit pagi di belahan bumi bagian utara sepanjang Januari. Sementara itu, mereka di belahan selatan bumi akan melihat C/2022 E3 (ZTF) pada awal Februari.

Meski demikian, C/2022 E3 (ZTF) akan jadi makin jelas terlihat dengan mata telanjang di langit gelap jelang akhir Januari.

Komet ini bisa dibedakan dengan melihat ekornya yang terdiri atas debu dan partikel berenergi. Selain itu, komet ini memiliki area berpendar hijau yang mengelilingi. Area yang berpendar itu merupakan nebula yang terbentuk di skeitar komet saat melintas dekat matahari. Hal itu membuat es yang menyusunnya menyublim dan berubah seketika menjadi gas. Itulah yang membuat komet terlihat sedikit buran ketika diamati lewat teleskop.(dwi)

BACA JUGA:

Matahari Pernah Memiliki Cincin Seperti Saturnus

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan