Kesehatan

DBD, Si Penyakit Endemik Indonesia yang Menyerang Siapa Saja

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 08 Februari 2019
DBD, Si Penyakit Endemik Indonesia yang Menyerang Siapa Saja

Nyamum demam berdarah. (Foto: Pixabay/skeeze)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

AWAL tahun ini, kasus DBD meningkat di beberapa daerah. DBD bahkan ada yang sudah merenggut nyawa penderitanya. Lalu, apa sebenarnya DBD itu?

Demam berdarah dengue (DBD) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Seperti dikutip Go Dok, penyakit DBD termasuk endemik Indonesia ini menyerang tak kenal usia, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tidak adanya vaksin yang terjangkau membuat penyakit DBD semakin marak terjadi, sehingga yang bisa kamu lakukan hanyalah mencegahnya terjadi.

1. DBD pertama kali terdeteksi di Surabaya tahun 1968

Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/ArtsyBee)
Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/ArtsyBee)

DBD umumnya berkembang di negara tropik dan subtropik, termasuk wilayah Indonesia hingga bagian utara Australia. Data penelitian terbaru menyebutkan bahwa setiap tahunnya terdapat kurang lebih 50 juta kasus DBD di seluruh dunia.

Mskipun dapat terinfeksi lewat gigitan nyamuk, namun tidak berarti kamu dapat langsung terinfeksi apabila terpapar langsung oleh darah penderitanya. Selain itu, demam dengue juga jarang menyebabkan kematian. Namun, demam dengue ini dapat berkembang menjadi sebuah kondisi serius yang disebut DBD.

Di Indonesia, DBD pertama kali terdeteksi di Surabaya pada tahun 1968; 58 orang terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia. Sejak itu, DBD mulai menyebar luas di Indonesia dan berdasarkan data terbaru, pada tahun 2015 penderita DBD tercatat kurang lebih 120 ribu orang, kurang lebih 1000 orang di antaranya meninggal dunia.


2. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/skeeze)
Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/skeeze)


Penyebab DBD adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang membawa virus dengue. Ada empat tipe dari virus dengue ini, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Apabila sudah sekali terinfeksi oleh virus ini, sistem imun tubuh kamu akan membuat “benteng” untuk virus ini seumur hidup kamu. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan kamu untuk tidak terinfeksi lagi oleh virus dengue.

3. Diagnosis DBD

DBD dapat didiagnosis dengan banyak tanda. (Foto: Pixabay/JFJunior)
DBD dapat didiagnosis dengan banyak tanda. (Foto: Pixabay/JFJunior)

Secara klinis, dokter dapat menyatakan bahwa seseorang positif terdiagnosa DBD bila terdapat gejala dan tanda sebagai berikut di bawah ini:

- Selama 2-7 hari timbul demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas

- Rumple leed tes positif

- Terdapat petekie, perdarahan gusi, epistaksis (mimisan)

- Hepar (hati) membesar

- Nadi berdeyut cepat dan lemah bahkan sampai tidak teraba, hipotensi-sampai dengan tidak terukur, tangan dan kaki teraba dingin, pasien tampak gelisah; fase ini dapat dikatakan sebagai syok


4. Apa yang harus kamu lakukan ketika terkena DBD?

Pemberantasan nyamuk dengan fogging. (Foto: Pixabay/ernestoeslava)
Pemberantasan nyamuk dengan fogging. (Foto: Pixabay/ernestoeslava)

Kalau kamu atau orang sekitarmu mengalami gejala yang sudah disebutkan tadi, sebaiknya kamu segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani secara cepat dan tepat. Pada umumnya dokter melakukan prosedur untuk menangani penderita DBD; karena apabila terlambat kematian dapat terjadi.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan sebagai penanganan pertama pada penderita diduga DBD:

- Berikan minum cukup banyak untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat demam maupun kebocoran plasma

- Berikan obat parasetamol kalau menderita demam. Jangan berikan ibuprofen/obat golongan lain karena obat tersebut justru dapat memicu perdarahan pada penderita.


5. Gerakan PSN untuk mencegah DBD

Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/41330)
Nyamuk demam berdarah. (Foto: Pixabay/41330)

Hingga saat ini, belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD dan penanganan umumnya hanya bersifat simtomastis dan suportif. Yaitu merawat serta meredakan gejala-gejala yang ada.

Namun, terjadinya kasus DBD dapat dikendalikan dengan cara ikut serta dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang selalu digalakkan pemerintah setiap tahunnya. (zul)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Nih Resep Cauliflower Rice, Makanan buat Kamu yang Sedang Diet tapi Sulit Tinggalkan Nasi

#Demam Berdarah Dengue
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Tren Kasus DBD Meningkat di Jakarta, Pramono Anung Bakal Lakukan Pendataan Bareng Dinkes DKI
Senin harus dilaporkan dan akan kita putuskan tindakan apa yang harus dilakukan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 07 Maret 2025
Tren Kasus DBD Meningkat di Jakarta, Pramono Anung Bakal Lakukan Pendataan Bareng Dinkes DKI
Indonesia
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Kasus DBD di Jakarta meningkat.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Indonesia
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Jumlah kasus DBD di Jakarta meningkat hingga 77 persen pada Januari 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Indonesia
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Kalaupun, wadah penampungan air tak memungkinkan dikuras seminggu sekali, maka tutuplah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 Februari 2025
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Indonesia
Hadapi Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspada DBD
Kasus demam berdarah dengue pada 2024 sampai minggu ke-30 yakni sebanyak 202.012 kasus terkonfirmasi.
Dwi Astarini - Jumat, 08 November 2024
Hadapi Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspada DBD
Indonesia
RW di Kembangan Utara Kendalikan Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia
1.279 Orang Tua Asuh (OTA) dari 11 RW di Kelurahan Kembangan Utara telah bersedia berpartisipasi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 25 Oktober 2024
RW di Kembangan Utara Kendalikan Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia
Indonesia
Kemenkes Klaim Nyamuk Wolbachia Mampu Pangkas Kasus DBD Hingga 77%
Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia dalam pengendalian DBD merupakan upaya pelengkap program yang sudah ada sebelumnya.
Wisnu Cipto - Jumat, 04 Oktober 2024
Kemenkes Klaim Nyamuk Wolbachia Mampu Pangkas Kasus DBD Hingga 77%
Indonesia
1.185 Warga Kembangan Jakbar Jadi Orang Tua Asuh Nyamuk Wolbachia
Kembangan telah ditetapkan sebagai lokasi implementasi penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia di Jakarta Barat pada 2023.
Wisnu Cipto - Jumat, 04 Oktober 2024
1.185 Warga Kembangan Jakbar Jadi Orang Tua Asuh Nyamuk Wolbachia
Indonesia
Cikal Bakal Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD
Program pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ini telah diuji coba dengan positif dalam mengurangi jumlah kasus DBD.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 25 September 2024
Cikal Bakal Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD
Indonesia
Dinkes DKI Lepas Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Pekan Depan
Jakarta Barat menjadi salah satu area yang diprioritaskan untuk penerapan teknologi ini
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 September 2024
Dinkes DKI Lepas Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Pekan Depan
Bagikan