MARSI, Cedera Kulit Akibat Penggunaan Plester Medis
Simak dampak risiko dari perekat medis. (Foto: pexels/Tara Winstead)
LUKA tak hanya timbul akibat kulit tergesek permukaan kasar atau hal lainnya. Perekat medis yang berfungsi untuk menyembuhkan nyatanya juga bisa menyebabkan luka.
MARSI atau cedera kulit akibat perekat medis nyatanya kerap terjadi. Namun, ternyata penyakit tersebut belum terdefinisi dan kurang mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan di Indonesia. Melihat kondisi ini saat ini, kelompok kerja ahli dari beberapa organisasi melakukan inisiatif yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI.
Baca Juga:
Lima organisasi profesi Dokter, yaitu PABI, PERDICI, PERDOSKI, PERGEMI, dan IDAI yang bergabung dalam satu kelompok kerja ahli. Meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI).
MARSI terjadi akibat penggunaan perekat medis atau plester yang kurang tepat, sehingga berdampak signifikan terhadap keselamatan dan kenyamanan pasien. MARSI dapat menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit yang mengakibatkan timbul rasa nyeri, infeksi luka, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.
“MARSI membuat masa pemulihan penyakit jauh lebih lama, seharusnya penyakit sudah selesai, dan pasien bisa kembali normal. Ternyata malah timbul masalah baru,” ujar dr. Heri Setyanto, Sp.B; selaku perwakilan dari PABI dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Veranda, Jakarta Selatan, Kamis (31/8).
Baca Juga:
Dampak dari MARSI juga akan jauh lebih parah jika dialami oleh kelompok pasien dengan faktor risiko. Salah satu golongan yang sangat rentan mengalami MARSI ada pada golongan usia lanjut. Hal ini disebabkan karena jaringan kulit pada lansia cenderung rapuh karena kehilangan kelembapan dan kekenyalan yang menjadi faktor tersendiri penyebab semakin tingginya risiko MARSI.
Sebuah studi prevalensi yang dilakukan selama 28 hari, yang menunjukkan bahwa pasien 65-74 tahun dalam perawatan penyakit, rata-rata mengalami cedera kulit akibat perekat medis sebesar 21 persen. Studi lain juga menunjukkan bahwa setiap 100 pasien lansia yang menerima perekat medis, akan ada 55 pasien yang membutuhkan perawatan tambahan akibat MARSI.
"Dari konsensus yang kami para organisasi Dokter lakukan, kami bisa memberikan edukasi mengenai definisi, faktor, dampak, dan cara pencegahan MARSI,” tambah Heri.
Lalu bagaimana cara pencegahan yang harus dilakukan untuk menangani MARSI? Pencegahan MARSI bisa dimulai dari persiapan kulit. Yang dimaksud dari persiapan kulit, yaitu kamu bisa melakukan pencukuran bulu di area yang ingin diletakkan plester, lalu gunakan pelembap jika kamu merasa kulit kering atau tidak kenyal. Pastikan juga kulit tetap bersih dan kering.
Berikutnya, pemilihan bahan plester medis yang sesuai juga sangat penting, kamu bisa menggunakan plester yang terdiri dari bahan silikon. Lalu cara pencegahan yang terakhir, kamu harus memperhatikan lebih baik lagi cara pemasangan dan pelepasan perekat medis tersebut agar tidak menimbulkan luka pada tangan.
“MARSI memberikan dampak yang tidak kecil, karena saraf akan terbuka, dan penderita akan terasa nyeri,” tutupnya. (zvw)
Baca Juga:
Mengenalkan Anak Pentingnya Pertolongan Pertama Melalui Hansaplast First Aid Rescue
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas