Kesehatan

MARSI, Cedera Kulit Akibat Penggunaan Plester Medis

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 31 Agustus 2023
MARSI, Cedera Kulit Akibat Penggunaan Plester Medis

Simak dampak risiko dari perekat medis. (Foto: pexels/Tara Winstead)

Ukuran:
14
Audio:

LUKA tak hanya timbul akibat kulit tergesek permukaan kasar atau hal lainnya. Perekat medis yang berfungsi untuk menyembuhkan nyatanya juga bisa menyebabkan luka.

MARSI atau cedera kulit akibat perekat medis nyatanya kerap terjadi. Namun, ternyata penyakit tersebut belum terdefinisi dan kurang mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan di Indonesia. Melihat kondisi ini saat ini, kelompok kerja ahli dari beberapa organisasi melakukan inisiatif yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI.

Baca Juga:

Tangani Luka Terbuka Sesegera Mungkin

Lima organisasi profesi Dokter, yaitu PABI, PERDICI, PERDOSKI, PERGEMI, dan IDAI yang bergabung dalam satu kelompok kerja ahli. Meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI).

Organisasi Dokter Indonesia turut menyampaikan pentingnya pencegagan MARSI. (Foto: merahputih.com/Zulthan Vigilio)

MARSI terjadi akibat penggunaan perekat medis atau plester yang kurang tepat, sehingga berdampak signifikan terhadap keselamatan dan kenyamanan pasien. MARSI dapat menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit yang mengakibatkan timbul rasa nyeri, infeksi luka, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.

“MARSI membuat masa pemulihan penyakit jauh lebih lama, seharusnya penyakit sudah selesai, dan pasien bisa kembali normal. Ternyata malah timbul masalah baru,” ujar dr. Heri Setyanto, Sp.B; selaku perwakilan dari PABI dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Veranda, Jakarta Selatan, Kamis (31/8).

Baca Juga:

Pentingnya Siaga Pertolongan Pertama di Rumah

Dampak dari MARSI juga akan jauh lebih parah jika dialami oleh kelompok pasien dengan faktor risiko. Salah satu golongan yang sangat rentan mengalami MARSI ada pada golongan usia lanjut. Hal ini disebabkan karena jaringan kulit pada lansia cenderung rapuh karena kehilangan kelembapan dan kekenyalan yang menjadi faktor tersendiri penyebab semakin tingginya risiko MARSI.

Cara meminimalisasi risiko MARSI dengan menggunakan pelembap kulit. (Foto: Pexels/rfstudio)

Sebuah studi prevalensi yang dilakukan selama 28 hari, yang menunjukkan bahwa pasien 65-74 tahun dalam perawatan penyakit, rata-rata mengalami cedera kulit akibat perekat medis sebesar 21 persen. Studi lain juga menunjukkan bahwa setiap 100 pasien lansia yang menerima perekat medis, akan ada 55 pasien yang membutuhkan perawatan tambahan akibat MARSI.

"Dari konsensus yang kami para organisasi Dokter lakukan, kami bisa memberikan edukasi mengenai definisi, faktor, dampak, dan cara pencegahan MARSI,” tambah Heri.

Lalu bagaimana cara pencegahan yang harus dilakukan untuk menangani MARSI? Pencegahan MARSI bisa dimulai dari persiapan kulit. Yang dimaksud dari persiapan kulit, yaitu kamu bisa melakukan pencukuran bulu di area yang ingin diletakkan plester, lalu gunakan pelembap jika kamu merasa kulit kering atau tidak kenyal. Pastikan juga kulit tetap bersih dan kering.

Berikutnya, pemilihan bahan plester medis yang sesuai juga sangat penting, kamu bisa menggunakan plester yang terdiri dari bahan silikon. Lalu cara pencegahan yang terakhir, kamu harus memperhatikan lebih baik lagi cara pemasangan dan pelepasan perekat medis tersebut agar tidak menimbulkan luka pada tangan.

“MARSI memberikan dampak yang tidak kecil, karena saraf akan terbuka, dan penderita akan terasa nyeri,” tutupnya. (zvw)

Baca Juga:

Mengenalkan Anak Pentingnya Pertolongan Pertama Melalui Hansaplast First Aid Rescue

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan