Dalam Forum Dialog Umat Katolik, Romo Benny Ungkap Alasan Intoleransi Marak


Romo Benny Susetyo (kanan) saat Pertemuan Dialog Kerukunan Umat Beragama Katolik Tingkat Nasional di Denpasar, Minggu (11/10). (Foto: MP/Istimewa)
MerahPutih.com - Kementerian Agama mengadakan pertemuan dialog kerukunan umat beragama Katolik tingkat nasional di Denpasar, Minggu (11/10).
Pertemuan bertema "Umat Rukun, Indonesia Maju: Terwujudnya masyarakat Indonesia yang Rukun Menuju Indonesia Maju mengenai Penguatan Literasi Keagamaan Katolik" dan dihadiri lebih dari 80 tokoh agama katolik nasional di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyampaikan tentang agama dan negara.
Baca Juga:
Proses Hukum Terhadap Pelaku Intoleransi di Solo Dinilai Tak Tegas
Menurutnya, sila pertama Ketuhanan yang maha esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
"Ketuhanan yang Maha Esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, kejujuran. Ini yang harus menjadi titik tolak dalam kehidupan. Selian itu, sejak lahir bangsa indonesia sudah terbiasa dan menjadi roh bagi bangsa Indonesia," ujar rohaniwan Katolik ini dalam keteranganya kepada Merahputih.com.
Terkait toleransi bangsa Indonesia terlahir dari keberagaman dan seharusnya sudah terbiasa akan perbedaan. Biasanya intolerasi ini terjadi akibat pemahaman yang kurang utuh.
"Indonesia terlahir dari perbedaan dan sudah terbiasa dan saling menghargai. Akan tetapi kenapa kasus intolerasi sekaramg ini mudah terjadi? Ini karena pemahaman mengenai kultur budaya indonesia yang menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahanan budaya yang kurang utuh," jelas Benny.

Selain itu, ujaran kebencian di media sosial marak dan banyak terjadi termasuk menyoal tentang agama, sehingga terjadi konfik antar agama kerena pemahaman yang tidak lengkap.
Alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini mengatakan untuk menghadapi banyaknya ujaran kebencian dan berita hoax ini masyarakat harus ada kedewasaan dalam literasi informasi.
"Harus dewasa dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menanggapi informasi ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," jelas Benny.
Lebih lanjut Benny menjelaskan di Indonesia tingkatannya sudah lebih dari toleransi.
"Di indonesia bahkan lebih dari sebatas toleransi, hubungan antar agama di indonesia lebih kepada persaudaraan anak bangsa yang tidak membedakan dan harmonis,"ungkapnya.
Baca Juga:
Tolak Intoleransi, Barisan Solidaritas Masyarakat Solo Demo di Kawasan Gladak
Komunikasi dan relasi yang baik antar tokoh agama dirasa Benny perlu dalam mengatasi, berdiskusi, dan menaggapi masalah yang ada sehingga bisa didapatkan penyelesaian dengan baik.
"Dialog antar agama harus sering dilakukan disemua penjuru negeri untuk menjalin kerukunan,"tutur Benny.
Sebagai penutup Benny menyampaikan bahwa orang yang berimaman maka dirinya akan menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Semakin kita beriman semakin kita pancasilais yang mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila,"tutup Benny. (Knu)
Baca Juga:
Agar Intoleransi di Cikarang Tak Berulang, Pemerintah Harus Jamin Kebebasan Beribadah
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Menag Janji Laporan Kasus Intoleransi Segera Ditangani Kurang dari 24 Jam

Natalius Pigai Siapkan UU Baru Pasca Insiden Perusakan Rumah Ibadah Kristen di Padang

Pembubaran Rumah Doa di Padang, SETARA Desak Pemerintah Prabowo Berhenti Bersikap Diam

PSI Kecam Aksi Pembubaran Retreat Pelajar Kristen, Pelaku Harus Dihukum untuk Beri Efek Jera

Jasa Romo Benny Diharapkan Memperkuat Pemahaman Pancasila

Romo Benny Tutup Usia, akan Dimakamkan di Malang

Para Anggota Paskibraka Dibekali Pentingnya Pancasila Jaga Keutuhan Bangsa

Ketua KPU Tersangkut Kasus Asusila, Beni Susetyo: tak Bisa Dibenarkan

Serangan Peladen PDN, Etika Pemimpin Negara Dipertanyakan
