Cemas Ada Manfaatnya untuk Kesehatan


Kekhawatiran menyehatkan terutama saat kita dihadapi dengan bahaya nyata. (Foto: 123RF/fizkes)
KITA sering diberi tahu, tidak baik hidup dalam ketakutan atau membiarkan kekhawatiran dan cemas menguasai diri. Nasehat ini pasti ada manfaatnya. Jika cemas menjadi berlebihan, itu dapat membatasi kemampuanmu untuk menikmati hidup sepenuhnya dan mempersulit pencapaian tujuan.
Namun, ada yang namanya cemas yang sehat. Menurut penelitian terbaru, kekhawatiran menyehatkan terutama ketika kita dihadapkan pada bahaya yang nyata. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 300.000 orang dewasa di Inggris Raya, peserta yang menganggap diri mereka pencemas bernasib lebih baik secara kesehatan daripada mereka yang tidak terlalu khawatir.
Baca juga:
Selama periode beberapa tahun, mereka memiliki risiko kematian yang lebih rendah dari berbagai kondisi, termasuk kanker , penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan kecelakaan.

Para peneliti mengajukan penjelasan potensial untuk perbedaan-perbedaan ini. Orang-orang yang merasa khawatir mungkin lebih memperhatikan masalah fisik dan segera mencari perhatian medis untuk mereka, meningkatkan kemungkinan mendeteksi, dan mengobati penyakit pada tahap awal. Selain itu, mereka mungkin terlibat dalam lebih banyak perilaku yang mempromosikan kesehatan seperti olahraga dan makan sehat.
Dalam penelitian ini disebutkan, emosi negatif lainnya, seperti kemarahan dan ketegangan, tidak memiliki manfaat yang sama dengan cemas. Mungkin karena mereka tidak meningkatkan kewaspadaan kesehatan dengan cara yang sama. Khawatir mungkin merupakan emosi yang tidak menyenangkan, tetapi dapat memotivasi kita untuk bertindak dengan cara yang melindungi diri sendiri dan orang lain.
Penelitian lain juga menemukan manfaat kesehatan yang terkait dengan cemas. Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa perokok yang lebih khawatir tentang efek negatif merokok terhadap kesehatan lebih cenderung berhenti dalam waktu delapan bulan. Meskipun, ini hanya terjadi jika mereka juga memiliki efikasi diri tinggi, yang berarti mereka percaya memiliki kemampuan untuk berhenti jika mau.

Studi lain menemukan bahwa orang yang tidak hanya memahami risiko kanker kulit tetapi mengkhawatirkannya, lebih cenderung memakai tabir surya sebagai tindakan pencegahan.
Terlepas dari manfaat ini, mencemaskan kesehatan dapat menjadi kontraproduktif dalam beberapa keadaan. Misalnya, kita mungkin takut akan perilaku yang sebenarnya aman atau terus mengkhawatirkan gejala yang ternyata tidak berbahaya.
Baca juga:
Kekhawatiran kronis yang tidak konstruktif, terkait kesehatan atau tidak, juga dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan risiko penyakit terkait stres. Kekhawatiran yang berlebihan juga merupakan gejala dari gangguan kecemasan umum.
Jadi, apa yang membedakan kekhawatiran membantu dari jenis kurang membantu? Kekhawatiran konstruktif cenderung lebih berfokus pada solusi dan waktu terbatas daripada kekhawatiran yang tidak konstruktif.
Perasaan khawatir memperingatkanmu akan potensi bahaya, yang mendorong untuk memikirkan cara mengatasi bahaya itu. Misalnya, jika kamu membaca artikel tentang risiko gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Kemudian, kamu mengkhawatirkan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk duduk sepanjang hari. Kamu dapat mempertimbangkan berbagai cara untuk meningkatkan tingkat aktivitas, seperti menjadwalkan istirahat berjalan kaki, atau berkonsultasi dengan dokter.

Terkadang kita khawatir tentang hal-hal yang sebagian besar di luar kendali dan belum tentu memiliki solusi praktis. Seperti jadwal tes medis atau status kesehatan orang yang kita cintai tidak dapat diprediksi. Ini adalah kekhawatiran yang normal dan tidak secara otomatis tidak membangun.
Kecemasan itu masih memotivasi kita untuk mengambil tindakan yang bisa membantu diri atau orang lain mengatasinya. Bahkan jika kita tidak dapat menyelesaikan masalah atau mengontrol hasilnya.
Memberi tahu diri sendiri untuk tidak khawatir tidak mungkin membuat perasaan itu lenyap. Tetapi kamu dapat memilih untuk menanggapi dengan pengertian dan kenyamanan, daripada menelusuri lubang tak berdasar dari skenario terburuk. Menyayangi diri sendiri, meditasi, dan menjangkau orang lain adalah cara-cara untuk menenangkan pikiran cemas sambil tetap menghargai keseriusan masalah yang dihadapi. (aru)
Baca juga:
Aplikasi Ini Bisa Lacak Kesehatan Mental, Intip Cara Kerjanya
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
