Hari Kesehatan Mental Sedunia

Cekikikan Sendiri Seperti Joker, Ketahui Mengapa Pseudobulbar Affect Berbahaya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 10 Oktober 2019
Cekikikan Sendiri Seperti Joker, Ketahui Mengapa Pseudobulbar Affect Berbahaya

Mengenal Pseudobulbar Affect, kondisi tertawa atau menangis yang tak terkendali (Foto: new york post)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

CEKIKIKAN sendiri seperti orang tidak waras, seperti karakter yang diperankan oleh Joaquin Phoenix dalam film Joker. Sifatnya terbilang 'unik' dan menyeramkan. Sebagai seorang komedian, dirinya memiliki kebiasaan tertawa yang tak wajar. Ternyata, di balik kebiasaanya tersebut akibat dari penyakit yang dideritanya.

Pseudobulbar Affect (PBA), adalah salah satu kelainan yang menyebabkan penderitanya mengalami tertawa pada saat tertentu. Efek ini akan muncul secara tiba-tiba meskipun kondisi emosi normal. Biasanya ini terjadi pada orang yang mengalami gangguan jiwa. Maka dari itu, penderita yang mengalami PBA akan dianggap sebagai orang dengan keterbelakangan mental oleh lingkungan di sekitarnya.

Baca juga:

4 Fenomena Sosial di Film Joker yang Benar-Benar Terjadi di Dunia Nyata

Dilansir dari berbagai sumber, efek samping penderita PBA akan mengalami berbagai penyakit. Salah satu cara untuk mengatasinya hanyalah mengkonsumsi obat. Namun, jangan sampai memandang rendah atau menganggap remeh kelainan ini. Kami telah merangkum beberapa informasi terkait kelainan tawa tersebut.

1. Menderita penyakit tertentu

Pseudobulbar Affect
Diakibatkan terjangkit penyakit tertentu (Foto: pexels/pixabay)

Kenali tanda mengidap pseudobulbar affect (PBA) sedini mungkin. Kerusakan sistem saraf yang mengganggu produktivitas kerja otak ini memicu rangsangan untuk tertawa atau menangis tanpa terkendali. Tak diketahui sebabnya, bahkan seringkali tak disadari penderita.

Mulai dari tertawa tiba-tiba, berekspresi secara berlebihan (senang, sedih, tertekan, marah dan lainnya) hingga frustasi. Biasanya, kerusakan korteks prefrontal (area otak) ini diakibatkan penyakit tertentu. Termasuk penyakit Alzheimer, Parkinson, Wilson, Multiple sclerosis, Amytrophic lateral sclerosis (ALS) atau Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Riwayat sakit seperti stroke, cedera otak, demensia, tumor otak dan epilepsi juga bisa jadi faktor penyebabnya.

2. Disalahartikan sebagai gangguan mental

Gangguan Mental Penderita PBA
Disalahartikan sebagai gangguan mental (Foto: pexels/gerd altmann)

Tingkah laku yang ditunjukkan penderita PBA ini seringkali disalahartikan. Sebagian orang beranggapan sebagai penyakit gangguan mental, seperti depresi atau bipolar. Perubahan emosi secara drastis hingga gejala mania dan despresif. Kenyataannya, pseudobulbar affect dengan bipolar berbeda.

Pseudobulbar affect terjadi akibat permasalahan otak yang mengalami gangguan sinyal dan sistem dalam mengolah informasi. Penderita PBA menunjukkan ekspresi wajah yang tak sesuai dengan gambaran emosinya dan tak disadari.

Tertawa atau menangis secara mendadak dan tak terkendali pada waktu yang tidak tepat. Lain halnya dengan bipolar, gangguan mental ini mengalami perubahaan suasana hati secara dratis dan cepat.

Baca juga:

Rena Masri, Ada Banyak Jenis Gangguan Mental

3. Dampak buruk berkepanjangan

Penderita PBA
Penderita PBA merasa malu dan terasingkan (Foto: pexels/pixabay)

Penderita pseudobulbar affect bisa menimbulkan dampak buruk berkepanjangan. Perasaan terasingkan, terabaikan, tersisihkan hingga menimbulkan depresi bisa jadi ancaman bagi penderita PBA. Bahayanya, penderita PBA akan mengisolasi diri dari lingkungan karena merasa malu dan cemas berlebihan.

4. Butuh pengobatan intensif

Pengobatan Pseudobulbar Affect
Belum ada obat-obatan khusus untuk mengatasi PBA (Foto: pexels/pixabay)

Hingga kini, belum ada obat yang dikhususkan untuk mengatasi pseudobulbar affect. Golongan obat antidepresan dan obat quinidine sulfate sekalipun hanya mampu meredakan frekuensi dan mengontrol emosi.

Meski begitu, tak melulu melalui obat-obatan. Penderita PBA juga bisa mengendalikan diri melalui beberapa cara. Di antaranya melakukan peregangan otot dengan mengubah posisi duduk dan berdiri, atur pola pernapasan, terapkan teknik relaksasi ringan dan rutin berdiskusi. (Dys)

Baca juga:

Kelainan Mental yang Berpotensi Melakukan Bunuh Diri

#Kesehatan Mental #Lampu Kuning Oktober #Kesehatan #Gangguan Mental #Gangguan Kejiwaan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Bagikan