Cara Mengetahui Pemicu Alergi Anak Menurut Ahli


Orang tua harus telaten mencari tahu makanan pemicu alergi anak. (Foto: Unsplash/Jimmy Dean)
ANAK rentan terkena alergi. Orang tua harus tahu beberapa pemicu penyebab anak alergi agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Ahli alergi imunologi anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) mengatakan salah satu kiat untuk mengetahui pemicu alergi anak adalah dengan membuat catatan harian.
"Caranya yang paling sederhana adalah kita amati sendiri makanan apa yang dimakan lalu menimbulkan alergi. Bisa bikin catatan harian, misalnya selama seminggu atau dua minggu, hari itu makan apa, timbul gejala apa," terang Zaki seperti dikutip dari ANTARA, Kamis (13/4).
Ia mengatakan cara tersebut bisa dilakukan jika belum sempat melakukan tes alergi atau tinggal di daerah yang tidak ada akses untuk melakukan tes tersebut. Selain makanan yang dimakan dan gejala ditimbulkan, Zaki juga mengatakan penting untuk mencatat obat yang sedang dikonsumsi.
Baca juga:
Hewan Peliharaan Dapat Lindungi Anak dari Alergi Makanan

"Misalnya, anak kita lagi flu, kita beri obat flu yang mengandung antihistamin. Kalau anaknya sedang minum antihistamin dan kita beri dia makanan ya tidak akan timbul (gejala alergi)," terang Zaki.
Antihistamin merupakan kelompok obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala reaksi alergi seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, hingga ruam pada kulit. Saat mengamati pencetus alergi pada anak, Zaki juga mengingatkan orang tua agar melakukannya secara telaten.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui pencetus alergi, yakni dengan skin prick test. Cara kerja tes ini ialah dengan meneteskan beberapa jenis cairan alergen pada lengan. Kemudian kulit tangan akan ditusuk jarum, sehingga alergen masuk ke bawah permukaan kulit, dan melalui pengukuran kadar imunoglobin E (IgE) spesifik dalam darah.
Baca juga:
Kenali Potensi Alergi Pada Anak

Jika masih ragu dengan hasil tes alergi, Zaki menganjurkan untuk melakukan uji eliminasi dan provokasi, yakni dengan membatasi makanan yang dicurigai sebagai pemicu alergi.
"Kita pantang makanan yang kita curigai, kemudian sekitar dua mingguan, kita tantang dengan memberikan makanan tadi, bagaimana reaksinya? Tapi ini tidak boleh dilakukan sendiri karena bahaya kalau reaksinya berat, jadi lakukan di rumah sakit oleh dokternya agar bisa diawasi," tambah Zaki.
Untuk diketahui, penyebab alergi bukan selalu dari makanan, namun bisa juga dari lingkungan seperti bulu hewan, cuaca, debu, hingga gigitan serangga. (waf)
Baca juga:
Konsumsi Serat Bisa Kurangi Risiko Alergi pada Anak
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
