Cakupan Vaksinasi Campak Baru 45 Persen akibat Pandemi COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 08 Agustus 2021
Cakupan Vaksinasi Campak Baru 45 Persen akibat Pandemi COVID-19

lustrasi - Petugas kesehatan melakukan vaksinasi tetanus difteri (Td) di SD Saraswati 6 Denpasar, Bali, Kamis (5/11/2020). (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kejadian COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia ternyata mengakibatkan penurunan fokus pada penyakit lain. Salah satunya penyakit campak.

Potensi peningkatan paparan campak menjadi kekhawatiran para ahli kesehatan karena selama pandemi terjadi penurunan tingkat vaksinasi yang seharusnya dilakukan secara terjadwal.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, selama masa pandemi memang terjadi perlambatan vaksinasi rutin. Hal ini, kata dia, termasuk salah satunya adalah vaksinasi untuk campak.

Baca Juga:

Cakupan Vaksinasi Campak Baru 45 Persen akibat Pandemi COVID-19

"Secara keseluruhan, cakupan vaksinasi rutin baru 45 persen," kata Nadia dalam keterangannya, ditulis, Minggu (8/8).

Ia menyatakan, pihak Kementerian Kesehatan terus mendorong orang tua untuk tetap melakukan vaksinasi rutin.

"Kementerian terus mendorong masyarakat agar tetap menjalankan imunisasi untuk anaknya dengan mendatangi puskesmas atau layanan kesehatan lainnya selama masa pandemi ini," ujarnya.

Dan, kejadian ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, seperti yang diungkapkan oleh Penasihat Teknis Senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Campak dan Rubella Dr Natasha Crowcroft yang menyatakan bahwa kepedulian akan campak, semakin menurun akibat adanya pandemi COVID-19 ini.

"Campak telah diturunkan ke penyakit yang terabaikan karena semua fokus saat ini adalah pada COVID-19. Orang-orang tampaknya telah mengabaikan betapa seriusnya campak, menganggapnya remeh," kata Crowcroft dalam salah satu acara kesehatan.

Tangkapan layar dari Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual, Jakarta, Kamis (5/8/2021) (ANTARA/Prisca Triferna)
Tangkapan layar dari Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual, Jakarta, Kamis (5/8/2021) (ANTARA/Prisca Triferna)


Hingga 15 persen orang yang terinfeksi campak meninggal karena komplikasi di lingkungan dengan sumber daya rendah, seperti kamp pengungsi.

Namun sejak 2016, angka kematian campak telah meningkat hingga 50 persen, merenggut sekitar 207.500 nyawa pada 2019. Ini adalah angka kematian yang meningkat dikombinasikan dengan fakta bahwa pada 2019, ada 870.000 kasus campak yang dilaporkan – jumlah tertinggi dalam hampir seperempat abad, yang mengejutkan karena campak sangat dapat dicegah dengan vaksin.

"Sebelum dimulainya pandemi, daerah-daerah tertentu berada di jalur yang tepat untuk memberantas campak melalui vaksinasi, tetapi kemajuannya telah melambat sekarang. Masih ada upaya untuk memberantas campak, tetapi itu tidak akan terjadi dengan sangat cepat, dan mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun. Campak adalah pembunuh besar dan bukan penyakit yang bisa dianggap remeh," ucapnya tegas.

Baca Juga:

Simak Nih Pendapat Ulama Sampang Tentang Imunisasi Campak Rubella

Crowcroft memperingatkan bahwa vaksinasi yang buruk dalam dekade terakhir dan masalah lain, seperti meningkatnya kekurangan gizi, dapat menciptakan badai yang sempurna untuk wabah, berpotensi di tingkat global.

"Kita perlu mengambil tindakan sekarang, dan bukan hanya fasilitas kesehatan dan pekerja medis, tetapi juga para pemimpin politik," pungkasnya. (Pon)

Baca Juga:

Ketua DPD Ingatkan Pentingnya Toleransi dan Solidaritas Hadapi Pandemi

#COVID-19 #Imunisasi #Kementerian Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Cangkupan Imunisasi Tidak Merata, Wabah Campak Meningkat Pesat
Tercatat sekitar 95.000 orang meninggal akibat campak pada 2024, sebagian besar anak di bawah usia lima tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 29 November 2025
Cangkupan Imunisasi Tidak Merata, Wabah Campak Meningkat Pesat
Indonesia
Dugaan Korupsi Pembangunan RSUD Kolaka Timur Jadi Pintu bagi KPK Dalami Pembangunan 31 Proyek Lainnya di Seluruh Indonesia
RSUD Kolaka Timur dan 31 RSUD lainnya merupakan Program Hasil Terbaik Cepat Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 2025 yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan.
Frengky Aruan - Selasa, 25 November 2025
Dugaan Korupsi Pembangunan RSUD Kolaka Timur Jadi Pintu bagi KPK Dalami Pembangunan 31 Proyek Lainnya di Seluruh Indonesia
Indonesia
Kemenkes Respons Temuan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta: Waspadai, Bukan Ditakuti
Kemenkes menanggapi kabar adanya mikroplastik di air hujan Jakarta. Meski perlu diwaspadai, mikroplastik belum terbukti berbahaya langsung bagi kesehatan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Kemenkes Respons Temuan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta: Waspadai, Bukan Ditakuti
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Indonesia
Profil Benjamin Paulus Octavianus, Sosok Dokter Spesialis Paru yang Dipercaya Prabowo Jabat Wamenkes
Benjamin mengaku baru menerima panggilan untuk pelantikan dari Sekretaris Kabinet sekitar setengah jam sebelum acara dimulai.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Oktober 2025
Profil Benjamin Paulus Octavianus, Sosok Dokter Spesialis Paru yang Dipercaya Prabowo Jabat Wamenkes
Indonesia
Presiden Prabowo Lantik Benjamin Paulus Octavianus Jadi Wakil Menteri Kesehatan
Pelantikan Benjamin Paulus Octavianus dilaksanakan serentak dengan pengangkatan Akhmad Wiyagus sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri
Angga Yudha Pratama - Rabu, 08 Oktober 2025
Presiden Prabowo Lantik Benjamin Paulus Octavianus Jadi Wakil Menteri Kesehatan
Indonesia
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Kasus ini harus menjadi peringatan keras bagi seluruh manajemen rumah sakit dan puskesmas di Indonesia agar lebih disiplin menjaga standar kebersihan.
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Bagikan