Buntut Tenggelamnya KRI Nanggala 402, DPR Bakal Panggil Kemenhan dan TNI
Barang dan serpihan yang diyakini bagian dari KRI Nanggala 402 saat konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (24/4). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
MerahPutih.com - Tenggelamnya KRI Nanggala 402 di utara Laut Bali menimbulkan keprihatinan dari sejumlah kalangan.
Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari berharap, TNI terus memberikan informasi yang lengkap seputar peristiwa ini kepada komisinya.
Sebagai komisi yang membawahi isu pertahanan, Komisi I DPR tentu memiliki kepentingan dan menaruh perhatian yang besar terhadap isu alutsista.
Baca Juga:
"Saat ini di Komisi I telah membentuk Panitia Kerja (Panja) Alutsista sebagai bentuk perwujudan fungsi pengawasan terhadap mitra kerja kami dalam bidang pertahanan,” jelas Kharis dalam keterangannya, Minggu (25/4).
Legislator asal Solo ini menambahkan bahwa Komisi 1 DPR akan membahas permasalahan ini dalam rapat-rapat kerja dengan mitra kerja Komisi I terkait.
Dalam hal ini ialah Kementerian Pertahanan dan TNI.
"Sehingga kita dapat mencegah kejadian serupa untuk tidak terulang kembali di masa yang akan datang," jelas Kharis.
Salah satu yang bakal dibahas adalah soal penggunaan anggaran untuk biaya perawatan.
Kuncinya adalah bagaimana agar anggaran pertahanan bisa dialokasikan secara memadai.
"Agar pemeliharan dan perawatan (harwat) serta peremajaan alutsista bisa dilakukan sesuai dengan perencanaan,” tutup Kharis.
Sebelumnya diberitakan, kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari.
Kapal ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.
Berdasarkan keterangan resmi, KRI Nanggala 402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Sebanyak 21 KRI dan helikopter dikerahkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala 402.
Baca Juga:
Eks Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala 402 Sebut Tak Mungkin Kapal Bocor
Adapun pada Sabtu (24/4), Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam.
Hadi mengatakan, isyarat subsunk untuk KRI Nanggala 402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
Barang-barang yang ditemukan yaitu pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk salat dan spons untuk menahan panas pada presroom. (Knu)
Baca Juga:
KRI Nanggala 402 Tenggelam, Menag Minta Rakyat Indonesia Melangitkan Doa
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Produksi 30 Unit Kapal Selam Nirawak, Jaga Choke Point Perairan Indonesia
1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Menhan: Tidak Punya Tanggal Merah
Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China, Menkeu Ngaku Bakal Cek Detail Anggaran
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
DPR Ingatkan Kemenhan: Distribusi Multivitamin ke SPPG Harus Sesuai Regulasi Kesehatan
TNI Masih Siaga Jaga Gedung Parlemen, Menhan Belum Akan Tarik Pasukan
Kemenhan Tegaskan Usulan Darurat Militer untuk Aksi Tolak Tunjangan DPR Hoaks
Menhan: Presiden Instruksikan TNI-Polri Bertindak Tegas Jaga Stabilitas Nasional
TNI AL Kerahkan Kapal Perang ke Teluk Thailand, Latih Pertempuran Jarak Dekat