Budaya

Borobudur Writers and Cultural Festival 2020 Digelar secara Daring

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 08 November 2020
Borobudur Writers and Cultural Festival 2020 Digelar secara Daring

Borobudur Writers and Cultural Festival angkat tema cinta alam. (Foto: Pexels/Tomáš Malik)

Ukuran:
14
Audio:

PENIKMAT sastra bersiap-siaplah. Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali hadir untuk para pencinta sastra, kesenian dan religi nusantara. Kali ini, Borobudur Writers and Cultural Festival mengangkat tema 'Bhumisodhana, Ekologi dan Bencana dalam Refleksi Kebudayaan Nusantara'.

Pemilihan tema ini didasari situasi pandemi dan berbagai bencana alam yang telah terjadi belakangan ini. Semua tragedi kelam itu terjadi akibat ketidakmampuan atau kurang pedulinya manusia menjaga ekosistem alam.

Baca juga:

Pertunjukan Wayang Daring Diganjar Rekor MURI

Ketika kepekaan dalam memaknai pertanda alam diabaikan, hukum alam akan bekerja. Siapa menabur keburukan maka akan menuai keburukan pula.

Pembabatan hutan menimbulkan petakanya sendiri mulai dari panas bumi meningkat, gedung-gedung kaca memantulkan cahaya matahari kembali ke udara, awan tak terbentuk, musim panas berkepanjangan, hingga kebakaran hutan terjadi di mana-mana.

Borobudur Writers and Cultural Festival 2020 Digelar secara Daring
Pengrusakan Alam. (Foto: Pexels/Alemsey Kuprikov)

Tanah pun longsor karena tidak adanya akar-akar pohon yang mengikat tanah. Sudah terlalu banyak keburukan yang dihasilkan manusia terhadap alam atas nama ekonomi.

Semua itu diperburuk dengan wabah gizi buruk dan kelaparan yang melanda. Begitu ironis, padahal nusantara adalah negeri tropis yang memiliki sumber makanan sepanjang tahun.

Dengan berbagai derita yang dilakukan dan dituai dari alam karena perlakuannya sendiri, sewajarnya manusia perlu berlaku baik.

Selain itu sebagai mahluk yang paling banyak mengambil keuntungan dari bumi, maka manusia perlu mempersembahkan lebih banyak kepada bumi.

Dengan kata lain, kita wajib merawat bumi agar kehidupan dapat terus berlangsung. Salah satunya dengan Bhumisodhana.

Borobudur Writers and Cultural Festival 2020 Digelar secara Daring
Pembabatan hutan (Foto: Daily Mail)

Bhumisodhana adalah upacara penyucian bumi (tanah) yang mulai dilakukan para pertapa sejak masa purbakala. Berawal untuk menentukan tempat berpijak dan hak bagi manusia, sampai untuk penyucian bumi dari aspek-aspek buruk yang telah ditimbulkan oleh manusianya sendiri.

Sebab bumi adalah yang memberi kehidupan pada manusia, sebagaimana hukum kehidupan. Sang bumi wajib memberi apa yang harus diberi dan meminta apa yang harus diminta.

Sedangkan dalam ilmu ekologi yang mempelajari ekosistem mahluk hidup, atau pengetahuan komprehensif hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya.

Di mana terdapat interaksi, ketergantungan, keanekaragaman, keharmonisan dan kemampuan berkelanjutan. Maka manusia sangat berperan menjaga keseimbangan di tengah kebutuhan industri modern yang semakin tinggi.

Baca juga:

Digitalisasi Peninggalan Budaya Beraksara Jawa

Menjaga keseimbangan ekologi telah ditulis dalam manuskrip kuno nusantara, ragam pengetahuan telah dicatat. Seperti antisipasi dan peringatan akan terjadinya bencana, bagaimana menghadapinya, ketersediaan bermacam bahan obat-obatan dan pangan yang berasal dari tumbuhan juga hewan lokal, petunjuk untuk ladang serta perkebunan dan banyak pengetahuan ekologi lainnya.

Borobudur Writers and Cultural Festival 2020 Digelar secara Daring
Hormati bumi dan kita pun dapat manfaatnya. (Foto: Pexels/ Luis Dalva)

Maka, dalam perhelatan BWCF ke-9 ini, para pakar multidisiplin ilmu akan memaparkan bagaimana mengelola dan melestarikan lingkungan dalam kekayaan tradisi nusantara.

Mengkaji dan menerapkan kembali kearifan-kearifan lokal dalam berbagai aspek yang telah terabaikan. Mulai dari tata cara bercocok tanam, pengadaan pangan lokal dan pengobatan herbal, upacara adat yang menumbuhkan penghormatan kepada bumi, sampai dengan pertunjukan seni musik, tari dan puisi-puisi yang menghormati bumi beserta segenap isi alam.

Gelaran BWCF ke-9 dilaksanakan selama lima hari, dari tanggal 19 hingga 23 November 2020. Karena situasi pandemi, acara ini dilakukan secara daring dari Studio Banjarmili, Yogyakarta.

Ketua Penelitian Paguyupan Tran Panéran Dipanegara Yogyakarta KRT Manu J. Widyaseputra akan membawakan pidato kebudayaan sebagai penanda dimulainya acara.

Para pembicara yang berpartisipasi di BWCF kali ini di antaranya adalah Dr. Destario Metusala, Drs. Handaka Vijjaananda Apt., Dr. Lydia Kieven, Prof. Dr. Peter Carey, Dr. Phil. Ichwan Azhari, MS., Prof. Agus Aris Munandar, dan masih banyak lagi.

Beragam program menarik bisa diikuti oleh para peserta seperti webinar, simposium, ceramah umum, baca relief, peluncuran buku, bedah buku, workshop yoga, morning meditation, temu penerbit, forum call for papers Bh?mi?odhana, penyerahan Sang Hyang Kamahayanikan award, dan seni pertunjukan berupa tribute to Suprapto Suryodarmo dan Ajip Rosidi.

Seluruh materi acara BWCF 2020 ini bisa disaksikan melalui YouTube dan Zoom. Jika tertarik untuk mengikuti diskusi, kamu bisa mendaftar terlebih dulu secara online di sini. (avia)

Baca juga:

Festival Layang Lakbok 2020 Digelar secara Virtual

#Borobudur Writers & Cultural Festival #Yogyakarta #Budaya Indonesia #Budaya #Candi Borobudur
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
KAI Daop 6 Yogyakarta telah melayani 219.400 penumpang selama long weekend Maulid Nabi.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Indonesia
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan rekor tertinggi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan layanan kereta api selama bulan Juli 2025.
Frengky Aruan - Jumat, 08 Agustus 2025
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
ShowBiz
Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan
Film ini merupakan iktikad dan semangat melestarikan praktik berkebaya.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 Juli 2025
Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Tradisi
Makna Filosofi Tarian Anak Coki, yang Viral Mendunia Lewat Video Aura Farming
Alasan posisi Anak Coki biasanya diisi anak-anak cukup sederhana namun penting, yakni karena bobot tubuh mereka lebih ringan, perahu bisa melaju lebih cepat dan stabil.
Wisnu Cipto - Selasa, 08 Juli 2025
Makna Filosofi Tarian Anak Coki, yang Viral Mendunia Lewat Video Aura Farming
Bagikan