BNN: Narkoba Bisnis Menguntungkan Tapi Risikonya Berat
Deputi Pencegahan BNN, Irjen (Pol) Drs Anjan Pramuka Putra. Foto: MP/Asropih
MerahPutih.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) berharap kepada generasi penerus bangsa untuk berani menolak penyalagunaan narkoba. Sebab, barang terlarang itu akan merusak sel saraf pusat otak.
Deputi Pencegahan BNN, Irjen (Pol) Drs Anjan Pramuka Putra mengatakan manusia yang memakai narkoba masa depannya akan terancam.
Baca Juga
Dipertanyakan Beda Perlakuan Artis dan Warga Biasa dalam Kasus Narkoba
"Sel saraf pusat otak yang diserang," kata Anjan dalam Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Perang Melawan Narkoba 'Upaya Menyelamatkan Generasi Penerus Bangsa' di Kampus 1 Untar, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (17/10).
Menurut BNN, narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Narkotika adalah zat sintetis maupun semisintetis yang dihasilkan tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya.
Baca Juga
Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba, Vicky Nitinegoro Ditangkap
Jenis-jenis narkoba dari narkotika yakni; Morfin, Heroin atau putaw, Kokain, Ganja, LSD atau Lysergic Acid, opium, Kodein. Kemudian Psikotropika; Ekstasi, Sabu-sabu, Nipam. Sedangkan Zat Adiktif, Alkohol, Kafein, Nikotin
"Kalau pemain lama nyari mangsa baru itu narkobanya di taro di dalam minuman bisa jus, kopi. Terus korban ketagihan. Akhirnya minta lagi. Pemain lama bilang itu narkoba harus beli," jelas dia.
Anjan pun mengimbau kepada generasi muda atau khususnya mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar) untuk berani menolak apapun jenis narkoba. "Harus berani menolak bila ditawari narkoba," tuturnya.
Menurut dia, bisnis narkoba itu sangat menguntungkan di dunia. Tapi resiko yang ditanggung juga cukup berat karena melawan hukum. Indonesia pun tak main-main dengan narkoba. Bila ada yang menyalagunakan narkoba akan ditindak.
"Narkoba bisnis menguntungkan. Tapi Resikonya berat. Mending jangan," tutupnya.
Baca Juga
Kabar Baik, Pecandu Narkoba yang Menyerahkan Diri Takkan Dipidana
Turut Hadir juga Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan, Wakil Rektor Universitas Tarumanagara, Gatot P. Soemartono, Dekan Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara, Amad Sudiro Ketua Alumni Fakultas Hukum; Ferry Dr. Ferry Djongianto, Ketua Pelaksana kegiatan Sherly. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Perjalanan Dewi Astutik Gabung Sindikat Narkotika Lintas Benua, Dipengaruhi Bandar Narkoba Asal Nigeria Buron DEA
Keluarga Hanya Tahu Dewi Astutik Kerja PRT di Luar Negeri, Jarang Kirim Uang
Kronologi Penangkapan Ratu Narkoba Dewi Astutik, Pergerakan Licin tapi Pelarian Berakhir di Kamboja
Sosok dan Sepak Terjang Dewi Astutik, Mantan TKI yang Jadi Otak Peredaran Narkoba Asia Tenggara
Operasi Lintas Negara, BNN Ringkus Bandar Narkoba Kelas Internasional di Kamboja
Fakta Terbongkarnya Pengiriman Ratusan Ribu Ekstasi di Tol Lintas Sumatra, Berawal dari Kecelakaan Tunggal
Polisi Bongkar Penyelundupan Narkoba Lintas Provinsi, Nilainya Capai Rp 207 Miliar
BNN Buka-bukaan Soal Ancaman Narkotika di Lingkungan Kampus, Mahasiswa Diminta Waspada
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
BNN Bongkar Penyelundupan 8 Kg Sabu dari Sumbar ke Banten, Libatkan Seorang Perempuan