BMKG Imbau Warga Tidak Mendirikan Bangunan di Patahan Cugenang
Kepala (BMKG) Dwikorita Karnawati.(ANTARA/Ahmad Fikri).
MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga korban gempa Cianjur, Jawa Barat, tepatnya yang tinggal di enam desa di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, tidak mendirikan bangunan kembali di Patahan Cugenang sepanjang 9 kilometer.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cianjur Kamis, sempat menunjukkan bentangan patahan Cugenang yang diduga memicu terjadinya gempa berkekuatan 5.6 magnitudo mengguncang Cianjur, sehingga desa yang masuk dalam patahan tersebut lima di Kecamatan Cugenang dan Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.
Baca Juga:
Jokowi Libatkan TNI-Polri Bangun Rumah Warga Korban Gempa Cianjur yang Rusak
"Patahan Cugenang sepanjang 9 kilometer membentang mulai dari Desa Cibeureum melintasi Desa Cijedil, Desa Mangunkerta, Desa Sukajaya yang masuk dalam Kecamatan Cugenang dan berakhir di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur," katanya.
Tidak hanya desa atau perkampungan yang terletak lurus dengan Patahan Cugenang yang terlarang untuk kembali didirikan bangunan termasuk wilayah di sekitarnya terlarang untuk dibangun kembali pemukiman karena akan rentan ambruk ketika kembali terjadi gempa.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Penawaran Adopsi Sejumlah Bayi Korban Gempa Cianjur
Sehingga pihaknya akan menyiapkan rilis untuk menunjukkan bentang patahan yang melintasi enam desa tersebut, sehingga wilayah yang nantinya masuk dalam garis merah atau patahan inti dan wilayah dengan radius 300 meter di sebelah kiri dan radius 500 meter di bagian kanan patahan.
"Tidak semua desa atau perkampungan yang masuk dalam patahan Cugenang harus dikosongkan, hanya wilayah yang bersinggungan langsung dengan Patahan Cugenang," kata Dwikorita.
Dia menambahkan, sesuai dengan ketentuan tersebut, warga yang tinggal di desa rawan atau terlarang untuk kembali ditempati akan di relokasi ke sejumlah tempat yang sudah disiapkan pemerintah seperti di Kecamatan Cilaku dan Mande. (*)
Baca Juga:
Gempa 5,8 di Sukabumi Akibat Patahan Batuan Dalam Lempeng Indo-Australia
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Analisis BMKG: Gempa Beruntun Gunung Salak Bukan Akibat Aktivitas Magma
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Rabu, 5 November, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
Gempa M 6,2 Guncang Gorontalo Pagi ini, Tidak Berpotensi Tsunami
Besok Rabu Malam Supermoon Terbesar 2025, Banjir Rob Intai Kawasan Pesisir Indonesia
Profil Teuku Faisal Fathani, Kepala BMKG Baru yang Dikenal Jago Deteksi Ancaman Bencana Alam
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Lebat dan Disertai Petir di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Selasa, 4 November 2025
BMKG Wanti-wanti Pelaku Wisata Labuan Bajo Potensi Gelombang Tinggi 5-7 November 2025
Nahkoda Baru BMKG: Ahli Longsor UGM, Prof. Faisal Fathani Kini Pegang Kendali Cuaca dan Iklim Indonesia, Intip Profilnya
Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang, BMKG: Jauhi Pohon dan Bangunan Rapuh
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan dan Disertai Petir Akan Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Senin, 3 November 2025