BI: Indonesia Masih Perlu Mengejar Ekonomi Syariah

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 30 November 2020
BI: Indonesia Masih Perlu Mengejar Ekonomi Syariah

Gubernur Bank Indonesia. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Indonesia diharapkan menjadi pemain global untuk ekonomi dan keuangan syariah. Hal ini karena memiliki potensi besar dan sudah menjadi tren dunia. Namun, kondisi ekonomi syariah Indonesia tertinggal dibandingkan negara dengan mayoritas warganya nonmuslim.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, sejak 2015, BI, pemerintah dan instansi terkait lainnya meningkatkan langkah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang banyak fokus di perbankan dan diperluas ke pasar modal, mobilisasi zakat dan wakaf produktif.

Baca Juga:

Saatnya Bangun Pesantren Jadi Pusat Ekonomi Syariah Indonesia

Selain itu, meningkatkan ekonomi syariah dalam membentuk rantai pasok halal yang bersinergi antara pemerintah, BI, dunia usaha termasuk melakukan edukasi dan literasi melalui kampanye dalam Festival Ekonomi Syariah yang diadakan BI.

Saat ini, negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim, menjadi pusat ekonomi syariah di antaranya China sebagai eksportir baju muslim terbesar di dunia.

Begitu juga Korea Selatan menjadi produsen kosmetika halal terbesar dan destinasi wisata halal, Jepang juga merupakan salah satu pusat industri halal dan pariwisata.

Tidak ketinggalan negara tetangga yakni Thailand juga memiliki visi dapur halal dunia.

Bank Indonesia. (Foto: Antara)
Bank Indonesia. (Foto: Antara)

Mencermati itu, lanjut ia, pemerintah sebelumnya sudah membentuk Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS).

Indonesia masih perlu mengejar ekonomi syariah di antaranya dalam industri farmakosmetika, pariwisata, dan keuangan karena saat ini berada di urutan keenam berdasarkan laporan State of Global Islamic 2020-2021.

Meski begitu, beberapa industri dari Indonesia sudah masuk 10 besar di antaranya untuk makanan halal berada di urutan keempat, dan fesyen di urutan ketiga setelah Uni Emirat Arab (UAE) dan Turki.

"Ekonomi dan keuangan syariah bukanlah terkait agama melainkan menjadi tren di dunia sebagai salah satu pendekatan model bisnis ekonomi dan keuangan," ujarnya dikutip Antara. (*)

Baca Juga:

Ma'ruf Amin: Ekonomi Syariah Bebas Riba Layak Gantikan Sistem Ekonomi Kapitalis

#Ekonomi Indonesia #Keuangan Syariah #Bank Indonesia
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Indonesia
OJK dan DSN-MUI Didesak Tuntaskan Kasus Dana Syariah
Laporan masyarakat terus berdatangan dan menunjukkan banyak investor kehilangan dana, kesulitan menarik modal, hingga tidak memperoleh kejelasan atas hasil investasi mereka.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
OJK dan DSN-MUI Didesak Tuntaskan Kasus Dana Syariah
Indonesia
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Indonesia
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
BI menilai posisi cadangan devisa tetap berada pada level yang aman dan memadai.
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, meminta perbankan untuk lebih giat lagi dalam menyalurkan kredit usaha.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Sementara, suku bunga lending facility diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,5 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Indonesia
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Purbaya menyampaikan bahwa proses pencairan dana akan dilakukan segera setelah penandatanganan dilakukan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Bagikan