Berbagai Negara Akan Alami Kesulitan Utang


Ilustrasi rupiah. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Inflasi yang tinggi membuat khawatir berbagai negara. Teranyar, Singapura yang alami lonjakan inflasi dalam 14 tahun terakhir ini, mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter.
Untuk keempat kalinya di tahun ini, membuat Otoritas Moneter Singapura (MAS) memusatkan kembali titik tengah dari pita kebijakan nilai tukar yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal, atau S$NEER.
Baca Juga:
Dipuji IMF, Indonesia Harus Berkaca Saat Krisis Ekonomi 1998
MAS mengatakan, inflasi inti kemungkinan akan tetap sekitar 5 persen untuk sisa tahun 2022, dan hingga awal 2023 dengan kebijakan tersebut.
IMF telah meminta bank sentral Asia diminta memperketat kebijakan moneter karena kenaikan harga-harga komoditas dan depresiasi mata uang yang didorong kenaikan suku bunga AS.
IMF menegaskan, banyak mata uang Asia terdepresiasi cukup tajam karena pengetatan moneter AS menyebabkan melebarnya perbedaan suku bunga, membantu mendorong biaya impor negara Asia.
Ia menegaskan, depresiasi mata uang yang besar dan kenaikan suku bunga juga dapat memicu tekanan keuangan di negara-negara Asia dengan utang yang tinggi, kata Srinivasan.
"Asia saat ini menjadi debitur terbesar di dunia selain sebagai penabung terbesar, dan beberapa negara berisiko tinggi mengalami debt distress (Kesulitan utang)," katanya dikutip Antara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kondisi ekonomi global saat ini semakin sulit karena dampak pandemi COVID-19 dan perang Rusia dan Ukraina yang menimbulkan disrupsi rantai pasok pangan, energi dan berimbas pada krisia finansial.
Jokowi menyebutkan, saat ini terdapat 66 negara pada posisi rentan untuk kolaps akibat situasi global yang tidak mudah dan sulit diprediksi.
"Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan. Artinya ada krisis pangan," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga:
Luhut Pastikan Indonesia Tak Ikut Antre Jadi Pasien IMF
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Beijing Geram AS Dukung Taiwan Kembali Jadi Anggota IMF, Tegaskan Cuma Ada Satu China

Strategi Sukses Jakarta Kendalikan Inflasi Jadi Kunci Stabilitas Harga Pangan dan Distribusi Efisien

Dalam 20 Bulan Terakhir Harga Emas Alami Lonjakan Tertinggi di April 2025

IMF Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anjlok, Istana Optimis Masih akan Baik-Baik Saja

Inflasi Jakarta 2 Persen di Maret 2025, Tarif Listrik Jadi Penyumbang Terbesar

Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
