Kesehatan Mental

Benarkah 1 dari 5 Pasien Sembuh Corona Mengalami Gangguan Mental?

annehsannehs - Sabtu, 14 November 2020
Benarkah 1 dari 5 Pasien Sembuh Corona Mengalami Gangguan Mental?

COVID-19 meluluhlantakan kesehatan mental survivornya. (Foto: Pixabay/8385)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KITA mengetahui jika Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia, namun ternyata efeknya bisa lebih dari itu. Dilansir dari Health, Oxford University di Inggris melakukan penelitian besar yang menyimpulkan bahwa orang-orang yang berhasil sembuh dari COVID-19 berisiko tinggi mengalami gangguan mental seperti anxiety (kecemasan) dan depresi.

Tidak hanya itu, para pasien sembuh virus corona berpotensi menderita dementia. Dilansir dari Halodoc, dementia merupakan sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak.

Penderita penyakit ini mengalami berbagai penurunan seperti kemampuan berpikir, memahami, mengerti bahasa, mempertimbangkan dan menurunnya kecerdasan mental.

Baca Juga:

Jangan Panik saat Musim Flu, Ini Urutan Gejala COVID-19

1 dari 5 pasien sembuh corona akan mengalami gangguan mental. (Foto unsplash/Markus Spiske)
1 dari 5 pasien sembuh corona akan mengalami gangguan mental. (Foto: Unsplash/Martin Sanchez)

Penelitian ini melibatkan catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat dan lebih dari 62 ribu orang yang pernah terinfeksi COVID-19. Dalam penelitian yang dipublikasi di The Lancet Psychiatry, 20% orang yang pernah terinfeksi COVID-19 didiagnosa dengan gangguan kejiwaan dalam kurun waktu 90 hari. Ini menunjukan 1 dari 5 orang pasien sembuh berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.

"Orang-orang khawatir jika pasien sembuh COVID-19 berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, dan penemuan kami menunjukkan bahwa itu benar adanya," ungkap Paul Harrison, profesor psikiatri di Oxford University kepada Reuters.

Harrison berharap para dokter dan ilmuwan untuk menyelidiki penyebab serta mengidentifikasi pengobatan baru untuk penyakit mental yang paska virus corona.

Baca Juga:

Cerita Calon Pengantin Harap-Harap Cemas Nikah Saat Pandemi COVID-19

Ilustrasi virus Corona. (Foto- Net)
Pemberitaan tentang vrius corona menjadi salah satu pemicunya. (Foto: Unsplash/Georg Eiermann)

Sampai saat ini, belum diketahui pasti mengapa virus corona bisa meningkatkan risiko gangguan kejiwaan. Meski begitu, psikiater Margaret Seide, MD. mengatakan bahwa terdapat beberapa kemungkinan alasan, salah satunya adalah pemberitaan yang menakutkan dari berbagai media.

Walau sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 bisa bertahan, liputan media menekankan hanya tingkat kematiannya saja. Walau pemberitaan tersebut demi kepentingan pelacakan, tetapi para pasien COVID-19 menyadari bahwa kematian menjadi salah satu kemungkinan.

Dikonfrontasi dengan kemungkinan tidak bisa bertahan hidup memang bukan situasi yang mudah. Sebagian besar dari kita masih diberkati dengan 'privilage' termahal yaitu kesehatan sehingga jarang terlintas pikiran tentang kematian.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: COVID-19 Tak Lagi Berbahaya dan Mirip Flu Biasa

Orang yang sudah sembuh COVID-19 biasanya lebih memikirkan kesehatan mereka kedepannya. (Foto- Pexels/cottonbro)
Orang yang sudah sembuh COVID-19 biasanya lebih memikirkan kesehatan mereka kedepannya. (Foto- Pexels/cottonbro)

"Masuk akal jika satu peristiwa bisa memicu kondisi kesehatan mental. Apalagi bagi mereka yang sudah pernah menderita penyakit, termasuk rawat inap atau periode-periode gangguan pernapasan," ungkap Dr. Seide kepada Health.

Alasan lain yang bisa memicu gangguan mental adalah isolasi mandiri. Setelah sembuh COVID-19, biasanya mereka tetap akan diimbau untuk karantina mandiri. "Manusia adalah makhluk sosial, dan berada disekeliling teman dan keluarga itu baik untuk kesehatan mental dan fisik," ungkap Dr. Julian Lagoy MD asal California kepada Health.

Para pasien sembuh Corona juga cenderung lebih khawatir terinfeksi COVID-19 lagi setiap ingin berpergian. (SHN)

Baca Juga:

5 Langkah Pemulihan yang Bisa Dilakukan Jika Kamu Terpapar COVID-19

#Kesehatan #Kesehatan Mental #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Bagikan