Benarkah 1 dari 5 Pasien Sembuh Corona Mengalami Gangguan Mental?


COVID-19 meluluhlantakan kesehatan mental survivornya. (Foto: Pixabay/8385)
KITA mengetahui jika Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia, namun ternyata efeknya bisa lebih dari itu. Dilansir dari Health, Oxford University di Inggris melakukan penelitian besar yang menyimpulkan bahwa orang-orang yang berhasil sembuh dari COVID-19 berisiko tinggi mengalami gangguan mental seperti anxiety (kecemasan) dan depresi.
Tidak hanya itu, para pasien sembuh virus corona berpotensi menderita dementia. Dilansir dari Halodoc, dementia merupakan sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak.
Penderita penyakit ini mengalami berbagai penurunan seperti kemampuan berpikir, memahami, mengerti bahasa, mempertimbangkan dan menurunnya kecerdasan mental.
Baca Juga:

Penelitian ini melibatkan catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat dan lebih dari 62 ribu orang yang pernah terinfeksi COVID-19. Dalam penelitian yang dipublikasi di The Lancet Psychiatry, 20% orang yang pernah terinfeksi COVID-19 didiagnosa dengan gangguan kejiwaan dalam kurun waktu 90 hari. Ini menunjukan 1 dari 5 orang pasien sembuh berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.
"Orang-orang khawatir jika pasien sembuh COVID-19 berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, dan penemuan kami menunjukkan bahwa itu benar adanya," ungkap Paul Harrison, profesor psikiatri di Oxford University kepada Reuters.
Harrison berharap para dokter dan ilmuwan untuk menyelidiki penyebab serta mengidentifikasi pengobatan baru untuk penyakit mental yang paska virus corona.
Baca Juga:
Cerita Calon Pengantin Harap-Harap Cemas Nikah Saat Pandemi COVID-19

Sampai saat ini, belum diketahui pasti mengapa virus corona bisa meningkatkan risiko gangguan kejiwaan. Meski begitu, psikiater Margaret Seide, MD. mengatakan bahwa terdapat beberapa kemungkinan alasan, salah satunya adalah pemberitaan yang menakutkan dari berbagai media.
Walau sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 bisa bertahan, liputan media menekankan hanya tingkat kematiannya saja. Walau pemberitaan tersebut demi kepentingan pelacakan, tetapi para pasien COVID-19 menyadari bahwa kematian menjadi salah satu kemungkinan.
Dikonfrontasi dengan kemungkinan tidak bisa bertahan hidup memang bukan situasi yang mudah. Sebagian besar dari kita masih diberkati dengan 'privilage' termahal yaitu kesehatan sehingga jarang terlintas pikiran tentang kematian.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: COVID-19 Tak Lagi Berbahaya dan Mirip Flu Biasa

"Masuk akal jika satu peristiwa bisa memicu kondisi kesehatan mental. Apalagi bagi mereka yang sudah pernah menderita penyakit, termasuk rawat inap atau periode-periode gangguan pernapasan," ungkap Dr. Seide kepada Health.
Alasan lain yang bisa memicu gangguan mental adalah isolasi mandiri. Setelah sembuh COVID-19, biasanya mereka tetap akan diimbau untuk karantina mandiri. "Manusia adalah makhluk sosial, dan berada disekeliling teman dan keluarga itu baik untuk kesehatan mental dan fisik," ungkap Dr. Julian Lagoy MD asal California kepada Health.
Para pasien sembuh Corona juga cenderung lebih khawatir terinfeksi COVID-19 lagi setiap ingin berpergian. (SHN)
Baca Juga:
5 Langkah Pemulihan yang Bisa Dilakukan Jika Kamu Terpapar COVID-19
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
