Belajar Strategi Penanganan Pandemi dari Masa Lalu

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 10 Juli 2020
Belajar Strategi Penanganan Pandemi dari Masa Lalu

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Wabah penyakit dan pandemi bukan pertama kalinya dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada 2005 silam, tercatat ada sekitar 200 kasus penularan flu burung yang menginfeksi manusia terjadi di Indonesia dengan hampir 1.000 kasus terjadi di dunia.

Ketua Komite Nasional Pengendalian Flu Burung Pandemi Influenza (Komnas FBPI) 2005-2009 Bayu Krisnamurthi menyatakan, dampak dari wabah flu burung yang terjadi sekitar tahun 2005 jauh lebih ringan jika dibandingkan COVID-19 yang saat ini dihadapi Indonesia.

Baca Juga:

Vaksin Flu Burung Buatan Kementerian Pertanian Bakal Diproduksi Massal

"Kalau dibandingkan dengan COVID-19 terus terang saja saya harus mengatakan flu burung itu enggak ada apa-apanya," kata Bayu pada dialog Media Center Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jumat (10/7).

Lebih lanjut, Bayu mengatakan bahwa yang mengerikan dari flu burung adalah angka kematian (fatality rate) yang sangat tinggi. Angka kematian di dunia sebesar 60 persen, sementara di Indonesia mencapai 80 persen.

Bayu menceritakan, dalam penanganan penyakit flu burung, pemerintah Indonesia mengambil langkah cepat dengan membentuk Komnas FBPI sejak awal terdekesinya flu burung di Indonesia. Komnas FBPI kemudian melancarkan strategi yang akhirnya dapat meredam dampak wabah flu burung saat itu.

"Kita menangani penyakitnya, dampak sosial-ekonominya, dan komunikasi publiknya itu dalam porsi yang sama besar," ucap Bayu.

Saat menangani penyakitnya, Komnas FBPI melibatkan seluruh ilmuan yang ada. Hal tersebut dikarenakan wabah flu burung merupakan sesuatu yang baru pada saat itu.

Bicara mengenai dampak ekonomi dalam penanganan kasus flu burung, unggas yang berpotensi terinfeksi harus dimusnahkan dengan cara dibakar. Padahal di sisi lain, ayam dan unggas lainnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat.

Sementara pada porsi komunikasi publik yang dilakukan pemerintah yakni menjangkau masyarakat dengan komunikasi yang tidak putus-putus dengan komunikasi yang kreatif.

"Komunikasi yang membuat mereka bukan hanya takut, tapi juga kita siaga." Ujar Bayu.

Guru Besar Madya Departemen Agribisnis IPB Bayu Krisnamurthi berbicara dalam konferensi pers bersama GTPP COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7/2020) ANTARA/Katriana
Guru Besar Madya Departemen Agribisnis IPB Bayu Krisnamurthi berbicara dalam konferensi pers bersama GTPP COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7/2020) ANTARA/Katriana

Bayu juga menitikberatkan pentingnya strategi komunikasi yang perlu disusun dengan baik agar pemenuhan informasi kepada masyarakat dapat diterapkan.

“Strategi komunikasi ini kita susun dengan baik, strategis, komprehensif, multilevel, multimedia. Masyarakat sekarang membutuhkan informasi, kalau tidak diisi mereka akan cari, jadi penuhi dengan informasi yang benar,” ucap Bayu.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan 2004-2009 I Nyoman Kandun mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

Ia juga menjelaskan bahwa kerja sama lintas sektor yang sinergis sangat diperlukan agar langkah penanganan penyebaran virus dapat terlaksana dengan efektif.

"Kerja sama antar lintas sektor, lintas program bahkan lintas negara sangat penting sekali, karena penyakit menular tidak mengenal wilayah secara administratif." ujar Nyoman.

Baca Juga:

Laboratorium Vaksin Flu Burung Bakal Disulap Jadi Tempat Produksi PCR

Tantangan yang Dihadapi Adalah Tingkat Kepercayaan Masyarakat

Pada kesempatan yang sama, anggota DPR Muhammad Farhan yang juga sebagai Duta Tanggap Flu Burung 2006 - 2009 menjelaskan bahwa tantangan dalam melakukan komunikasi publik pada saat itu berbeda dengan masa pandemi COVID-19 saat ini. Perbedaan utamanya adalah perubahan persepsi masyarakat dan pilihan media yang digunakan.

Flu burung berhasil dimengerti oleh masyarakat karena pada waktu itu media yang mempengaruhi pola pikir dan persepsi masyarakat jauh lebih sederhana. Belum ada media sosial dan perluasan penggunaan internet yang mempengaruhi keputusan orang.

"Tantangan jauh lebih besar, selain magnitudo dari COVID-19 jauh lebih besar dari flu burung, terjadi perubahan presepsi publik terhadap informasi yang dilihat serta pilihan media yang digunakan," jelas Farhan melalui media daring.

Pelajaran utama dari komunikasi publik penanganan flu burung di Indonesia yakni tantangan yang dihadapi pada masa itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap fakta dari penyebaran virus. Apa yang terjadi di masa lalu bisa menjadi pelajaran berharga guna membantu penanganan pandemi COVID-19.

"Percayalah bahwa virus ini adalah sebuah fakta bukan konspirasi elite global. Kita boleh berteori tapi virus punya kehendak sendiri dan Tuhan yang menetukan, mari kita mengantisipasi sebagai makhluk Tuhan menggunakan akal yang telah diberikan sebagai anugerah terbaik dari Allah SWT," Pungkas Farhan. (Pon)

Baca Juga:

Ratusan Unggas Mati Positif Flu Burung

#Virus Corona #Flu Burung
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Dunia
Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya
Super flu kembali jadi sorotan dunia medis akibat Subclade K influenza A/H3N2. Simak fakta ilmiah, risiko, dan cara melindungi diri.
ImanK - Selasa, 30 Desember 2025
Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya
Dunia
Jerman Dilanda Wabah Flu Burung H5N1, 500 Ribu Unggas Dimusnahkan
Para ahli FLI memperingatkan skala penyebaran bisa menyamai musim dingin 2020–2021, ketika lebih dari dua juta unggas mati akibat flu burung di Jerman
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Jerman Dilanda Wabah Flu Burung H5N1, 500 Ribu Unggas Dimusnahkan
Dunia
Harga Telur di AS Akhirnya Turun, tapi Diprediksi akan Naik lagi Jelang Paskah
Sayangnya, konsumen masih harus membayar harga tinggi di toko kelontong.
Dwi Astarini - Kamis, 13 Maret 2025
 Harga Telur di AS Akhirnya Turun, tapi Diprediksi akan Naik lagi Jelang Paskah
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Video
Flu Burung Mewabah hingga belum Mereda, Telur pun jadi Langka di AS
“Kelangkaan telur menguras kantong masyarakat, tetapi secara dampak tidak cukup signifikan terhadap perekonomian,”
Rezita Kesuma - Sabtu, 15 Februari 2025
Flu Burung Mewabah hingga belum Mereda, Telur pun jadi Langka di AS
Dunia
Flu Burung Mewabah, Telur Langka di AS, belum Ada Tanda Mereda
Masalah kelangkaan telur telah melanda beberapa jaringan toko kelontong di tengah wabah flu burung terbesar dalam 10 tahun.
Dwi Astarini - Rabu, 12 Februari 2025
Flu Burung Mewabah, Telur Langka di AS, belum Ada Tanda Mereda
Dunia
Kasus Flu Burung Terindentifikasi, 100 Ribu Bebek di AS Dimusnahkan
Risiko terhadap kesehatan masyarakat masih rendah.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Januari 2025
Kasus Flu Burung Terindentifikasi, 100 Ribu Bebek di AS Dimusnahkan
Video
Kasus Pertama Flu Burung H5N1 di AS, Babi yang Terinfeksi Langsung Disuntik Mati
Saat ini, USDA telah karantina peternakan tersebut, serta awasi dengan ketat hewan-hewan lain di sana.
Rezita Kesuma - Jumat, 01 November 2024
Kasus Pertama Flu Burung H5N1 di AS, Babi yang Terinfeksi Langsung Disuntik Mati
Dunia
Kasus Pertama Babi di AS Terinfeksi Flu Burung H5N1 Langsung Disuntik Mati
Dari lima babi yang telah diuji di sebuah peternakan di Oregon, satu dinyatakan positif tertular flu burung H5N1.
Wisnu Cipto - Jumat, 01 November 2024
Kasus Pertama Babi di AS Terinfeksi Flu Burung H5N1 Langsung Disuntik Mati
Dunia
Wabah Flu Burung, Jepang Musnahkan 19 Ribu Ekor Unggas
Kasus pertama itu terkonfirmasi di pulau utama paling utara, Hokkaido.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Oktober 2024
Wabah Flu Burung, Jepang Musnahkan 19 Ribu Ekor Unggas
Bagikan