Laboratorium Vaksin Flu Burung Bakal Disulap Jadi Tempat Produksi PCR

Ilustrasi (alodokter)
Merahputih.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menegaskan Indonesia sudah bisa memproduksi mandiri Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilaksanakan oleh PT Bio Farma. Produksinya bahkan capai 50 ribu per minggu.
Untuk mendukungnya, pemerintah bakal memanfaatkan gedung yang pernah digunakan untuk laboratorium dan produksi vaksin flu burung.
Baca Juga:
"Itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR,” ujar Menko Muhadjir dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Selasa (23/6).
Presiden Jokowi sudah menyetujui dan akan segera diadakan koordinasi antara Menteri BUMN yang membawahi Bio Farma, dengan Menteri PUPR, serta Menteri Kesehatan supaya PCR bisa betul-betul diproduksi dalam negeri sehingga tidak terlalu tergantung dengan impor.
“Apalagi kalau terlalu banyak jenis PCR Kit, itu sering tidak kompatibel dengan reagen ekstraksinya, jadi mereknya beda bisa tidak cocok, kalau nanti ini bisa kita sederhanakan, apalagi PCR-nya satu nanti lebih mudah untuk operasional sisi di lapangan,” ungkap dia.
Saat bertemu Presiden, Muhadjir juga menjelaskan tentang kondisi terakhir dalam kaitannya dengan adanya pengurangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah terkait kontrol dan konsekuensi kemungkinan adanya kenaikan kasus.

Menurut Muhadjir, memang pilihannya berimbang antara segera memulihkan ekonomi dan tetap berupaya agar pertumbuhan COVID-19 ini tidak naik, paling tidak landai, kalau bisa turun.
“Tetapi pilihan ini kan memang tidak bisa dua-duanya gitu, di lapangan bisa saja dalam momen-momen tertentu bisa harus memilih salah satu dan kalau penilaian dari gugus tugas untuk kondisi sekarang ini masih dalam batas terkendali untuk perkembangan penanganan Covid-19 ini masih terkendali,” ungkap dia.
Soal penanganan COVID-19 di beberapa daerah, Muhadjir jelaskan Presiden sangat menaruh perhatian terhadap tiga provinsi yaitu Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kalimantan Selatan (Kalsel), dan memberikan arahan supaya betul-betul bisa segera diatasi wilayah-wilayah ini terutama Jatim.
Beberapa arahan tersebut, akan segera ditindaklanjuti, termasuk penambahan fasilitas yang diperlukan, tata kelola untuk rumah sakit darurat yang ada di Surabaya.
Baca Juga:
ODP dan PDP yang Meninggal Tidak Dihitung Dalam Jumlah Pasien Corona
Jokwoi juga memerintahkan supaya ditangani oleh Pankogabwilhan II (Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2), sebagaimana di wisma atlet, dan RS Darurat yang ada di pulau Batam.
“Sebagaimana kita tahu dulu waktu kita mengevakuasi anak buah kapal, termasuk WNI dari Wuhan, itu juga kita melibatkan TNI terutama Pankogabwilhan I, dan nanti untuk yang di Surabaya itu Presiden memerintahkan supaya ditangani oleh Pankogabwilhan I,” tutup dia. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Jokowi Masih Pemulihan, Eks Menko Muhadjir Bertemu 1 Jam Doakan Kesehatan

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
