Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya

ImanKImanK - Selasa, 30 Desember 2025
Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya

Ilustrasi flu. Foto Freepik

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Istilah super flu belakangan ramai diperbincangkan di dunia medis global. Perbincangan ini dipicu oleh kemunculan varian flu baru bernama Subclade K, yang dilaporkan mendominasi kasus influenza di Inggris, Jepang, hingga sebagian wilayah Amerika Serikat.

Bahkan di New York, varian ini disebut menyebabkan sekitar 71 ribu kasus infeksi hanya dalam satu pekan.

Lonjakan kasus yang datang lebih cepat dari biasanya pada musim dingin 2025 memicu tekanan besar pada sistem kesehatan, mulai dari antrean ambulans hingga peningkatan tajam pasien rawat inap.

Situasi inilah yang membuat istilah super flu kembali mencuat dan menimbulkan kekhawatiran publik.

Namun, apakah super flu benar-benar ancaman baru yang lebih berbahaya?

Baca juga:

Paspor Indonesia Terbaru 2025 Promosikan Budaya Nusantara Melalui Fitur Keamanan Multicolor Invisible Fluorescent yang Memukau

Super Flu

Apa Itu Super Flu Subclade K?

Subclade K merupakan cabang mutasi terbaru dari influenza A (H3N2), virus flu yang sudah bersirkulasi selama puluhan tahun.

Para ilmuwan pertama kali mendeteksi varian ini pada Juni 2025, dan sejak itu penyebarannya terbilang cepat di sejumlah negara dengan mobilitas tinggi.

Meski disebut “baru”, Subclade K bukan virus yang sepenuhnya asing. Ia masih satu keluarga dengan H3N2 yang telah dikenal sejak 1968.

Perubahan genetik seperti ini lazim terjadi karena virus influenza terus berevolusi untuk menghindari sistem imun manusia.

Benarkah Super Flu Lebih Mematikan?

Menurut NHS, istilah super flu bukanlah klasifikasi medis resmi. Profesor Meghana Pandit, Direktur Medis Nasional NHS, menegaskan bahwa istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan gelombang flu yang datang lebih awal dengan tekanan layanan kesehatan yang sangat tinggi, bukan karena munculnya virus yang jauh lebih ganas.

Baca juga:

Aturan Ketat dan Sertifikat Profensi Influencer di China, DPR: Indonesia Perlu Langkah Serupa untuk Lindungi Publik

Secara ilmiah, tingkat penyebaran dan keparahan flu musim ini masih berada dalam rentang yang dianggap normal untuk musim flu yang berat.

Lonjakan kasus yang tampak ekstrem lebih dipengaruhi oleh waktu kemunculan yang lebih awal, bukan lonjakan virulensi semata.

Subtipe Flu yang Mendominasi Musim Ini

Musim flu 2025 masih didominasi oleh influenza A/H3N2, dengan Subclade K sebagai mutasi terbarunya. Dalam beberapa dekade terakhir, H3N2 telah mengalami belasan perubahan genetik besar.

Karena itu, fenomena yang kini disebut super flu sejatinya merupakan bagian dari siklus alami influenza yang berulang setiap beberapa tahun.

Apakah Situasinya Separah Pemberitaan Media?

Para ahli menilai, meskipun situasi terlihat mengkhawatirkan, kondisi ini tidak berada di luar ekspektasi ilmiah.

Perbandingan kasus dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya bisa menyesatkan karena musim flu kali ini dimulai lebih awal.

Jika dihitung berdasarkan fase musim flu, tingkat infeksi dan rawat inap masih sebanding dengan musim flu berat di masa lalu.

Baca juga:

Jerman Dilanda Wabah Flu Burung H5N1, 500 Ribu Unggas Dimusnahkan

Wilayah yang Paling Terdampak

Data dari UK Health Security Agency menunjukkan bahwa Inggris mengalami awal musim flu lebih cepat dibandingkan Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Wilayah utara Inggris dan Midlands tercatat memiliki tingkat infeksi sedikit lebih tinggi, meski perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, faktor paling menentukan tetaplah kapasitas layanan kesehatan di masing-masing wilayah, bukan sekadar jumlah kasus.

Kasus
Kasus flu meningkat di Korea Selatan. (Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya)

Mengapa Anak Muda Lebih Rentan Terinfeksi?

Anak-anak dan remaja tercatat lebih sering terinfeksi flu karena dua faktor utama:

  • Tingginya intensitas kontak sosial di sekolah
  • Sistem imun yang belum banyak “pengalaman” menghadapi berbagai varian influenza

Sementara itu, orang dewasa cenderung lebih kebal karena paparan flu berulang sepanjang hidup. Namun, kelompok usia di atas 64 tahun tetap berisiko tinggi mengalami gejala berat akibat penurunan sistem imun alami (immunosenescence) dan penyakit penyerta. Bayi juga termasuk kelompok rentan karena sistem imunnya belum berkembang sempurna.

Baca juga:

Flu Burung Mewabah hingga belum Mereda, Telur pun jadi Langka di AS

Seberapa Efektif Vaksin Flu Menghadapi Super Flu?

Data terbaru menunjukkan bahwa vaksin flu:

  • Menurunkan risiko rawat inap 30–40 persen pada lansia
  • Menurunkan risiko rawat inap 70–75 persen pada anak-anak

Perbedaan efektivitas ini dipengaruhi jenis vaksin. Anak-anak umumnya mendapatkan vaksin semprot hidung yang terbukti lebih efektif pada kelompok usia muda, sementara orang dewasa menerima vaksin suntik.

Meski efektivitasnya tidak setinggi vaksin untuk penyakit lain, vaksin flu tetap menjadi perlindungan terbaik untuk mencegah komplikasi serius dan mengurangi beban sistem kesehatan.

Apakah Masih Perlu Vaksin Jika Musim Flu Sudah Berjalan?

Jawabannya: ya. Tidak ada kata terlambat untuk vaksinasi flu. Walau butuh sekitar dua minggu hingga perlindungan optimal terbentuk, risiko penularan masih ada selama beberapa bulan setelah puncak kasus.

Setiap tambahan perlindungan tetap berarti, terutama bagi kelompok rentan.

Baca juga:

Flu Burung Mewabah, Telur Langka di AS, belum Ada Tanda Mereda

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Flu?

Jika mengalami gejala flu:

  • Tetap di rumah dan perbanyak istirahat
  • Hindari kontak dengan orang lain
  • Ikuti panduan resmi layanan kesehatan

Sebagian besar penderita akan pulih dengan sendirinya. Namun, segera cari bantuan medis jika gejala memburuk, terutama bagi lansia, bayi, atau penderita penyakit kronis.

Apakah Ada Tes Flu seperti COVID-19?

Tes flu berbasis rapid test kini tersedia di apotek dan toko online. Meski dapat membantu mengetahui penyebab penyakit, penanganannya tetap sama, terlepas dari apakah gejala disebabkan influenza atau virus lain.

#Flu Subclade K #Super Flu #Flu Burung
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Dunia
Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya
Super flu kembali jadi sorotan dunia medis akibat Subclade K influenza A/H3N2. Simak fakta ilmiah, risiko, dan cara melindungi diri.
ImanK - Selasa, 30 Desember 2025
Super Flu Jadi Sorotan Dunia Medis, Kenali Subclade K dan Risiko Penularannya
Dunia
Jerman Dilanda Wabah Flu Burung H5N1, 500 Ribu Unggas Dimusnahkan
Para ahli FLI memperingatkan skala penyebaran bisa menyamai musim dingin 2020–2021, ketika lebih dari dua juta unggas mati akibat flu burung di Jerman
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Jerman Dilanda Wabah Flu Burung H5N1, 500 Ribu Unggas Dimusnahkan
Dunia
Harga Telur di AS Akhirnya Turun, tapi Diprediksi akan Naik lagi Jelang Paskah
Sayangnya, konsumen masih harus membayar harga tinggi di toko kelontong.
Dwi Astarini - Kamis, 13 Maret 2025
 Harga Telur di AS Akhirnya Turun, tapi Diprediksi akan Naik lagi Jelang Paskah
Video
Flu Burung Mewabah hingga belum Mereda, Telur pun jadi Langka di AS
“Kelangkaan telur menguras kantong masyarakat, tetapi secara dampak tidak cukup signifikan terhadap perekonomian,”
Rezita Kesuma - Sabtu, 15 Februari 2025
Flu Burung Mewabah hingga belum Mereda, Telur pun jadi Langka di AS
Dunia
Flu Burung Mewabah, Telur Langka di AS, belum Ada Tanda Mereda
Masalah kelangkaan telur telah melanda beberapa jaringan toko kelontong di tengah wabah flu burung terbesar dalam 10 tahun.
Dwi Astarini - Rabu, 12 Februari 2025
Flu Burung Mewabah, Telur Langka di AS, belum Ada Tanda Mereda
Dunia
Kasus Flu Burung Terindentifikasi, 100 Ribu Bebek di AS Dimusnahkan
Risiko terhadap kesehatan masyarakat masih rendah.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Januari 2025
Kasus Flu Burung Terindentifikasi, 100 Ribu Bebek di AS Dimusnahkan
Video
Kasus Pertama Flu Burung H5N1 di AS, Babi yang Terinfeksi Langsung Disuntik Mati
Saat ini, USDA telah karantina peternakan tersebut, serta awasi dengan ketat hewan-hewan lain di sana.
Rezita Kesuma - Jumat, 01 November 2024
Kasus Pertama Flu Burung H5N1 di AS, Babi yang Terinfeksi Langsung Disuntik Mati
Dunia
Kasus Pertama Babi di AS Terinfeksi Flu Burung H5N1 Langsung Disuntik Mati
Dari lima babi yang telah diuji di sebuah peternakan di Oregon, satu dinyatakan positif tertular flu burung H5N1.
Wisnu Cipto - Jumat, 01 November 2024
Kasus Pertama Babi di AS Terinfeksi Flu Burung H5N1 Langsung Disuntik Mati
Dunia
Wabah Flu Burung, Jepang Musnahkan 19 Ribu Ekor Unggas
Kasus pertama itu terkonfirmasi di pulau utama paling utara, Hokkaido.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Oktober 2024
Wabah Flu Burung, Jepang Musnahkan 19 Ribu Ekor Unggas
Indonesia
Pemprov DKI Belum Temukan Kasus Flu Burung di Jakarta
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengaku belum menemukan kasus avian influenza (AI) atau flu burung di ibu kota.
Mula Akmal - Jumat, 10 Maret 2023
Pemprov DKI Belum Temukan Kasus Flu Burung di Jakarta
Bagikan