Belajar Stimulasi Bayi di Rumah Aja, Cara Orang Tua Muda Ngilmu di Negeri


Si kecil belajar stimulasi di rumah (Sumber: Pexels/Tatiana Syrikova)
DUA tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan periode emas. Biarkan anak bereksplorasi dan belajar dengan caranya. Namun, pandemi berlangsung hampir dua tahun belakangan membelenggu daya eksplorasi anak. Para orang tua takut jika selama di rumah saja sang anak tidak mendapat stimulasi tepat.
Baca juga:
Di saat meroketnya kasus harian COVID-19, orang tua kesulitan berkonsultasi dengan dokter perihal tumbuh kembang si kecil. Mereka ketakutan saat harus ke rumah sakit di masa pandemi. Meski begitu, ternyata ada sejumlah stimulasi sederhana bisa diajarkan pada si kecil di rumah.
"Stimulasi perkembangan si kecil itu harus melibatkan motorik kasar dan motorik halus," ujar dokter anak, dr. Melia Yunita, MSc. SpA. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar sementara motorik halus melibatkan otot-otot kecil dan membutuhkan kecermatan tinggi. Berikut stimulasi sederhana bisa dipelajari orang tua di rumah.

Pada tahap ini umur bayi 0-3 bulan, perkembangan motorik kasar anak bisa menggerakkan kepala ke kanan dan kiri atau mengangkat kepala 45 derajat. Ajarkan anak untuk tummy time atau berguling. "Di tahapan ini, orang tua atau pengasuh menggendong bayi dalam posisi tegak," jelasnya.
Baca juga:
Sementara perkembangan motorik halus si kecil di tahapan usia itersebut seperti bisa melihat dan menatap wajah orang di sekelilingnya. Pada beberapa bayi juga bisa merespon dengan senyuman. Latih motorik halusnya dengan meraba atau memegang barang. Berikan juga jari untuk bayi menggenggam. Bisa juga berikan mainan gantung agar si kecil bisa meraih atau menendang mainan ada di hadapannya.

Di tahapan 3-6 bulan, perkembangan motorik kasar anak berupa tengkurap bolak-balik. Anak juga bisa mempertahankan posisi kepalanya dalam keadaan tegak dan stabil. Bentuk pelatihan bisa dilakukan adalah berguling dan latihan duduk.
Sementara perkembangan motorik halus si kecil di usia 3 hingga 6 bulan adalah meraih benda di dalam jangkauannya. Pandangan si kecil pun mulai meluas. Coba latih motorik halusnya dengan menjatuhkan kancing berwarna terang di atas kertas putih di depan anak. Memindahkan mainan atau benda dari satu tangan ke tangan lain juga bisa dilakukan untuk menstimulasi motorik halusnya.

Memasuki usia 6 bulan, perkembangan motorik kasar si kecil biasanya sudah duduk sendiri dengan menggunakan tangan untuk menyangga tubuhnya. Si kecil juga ada di tahapan belajar berdiri dan merangkak. Di fase ini anak juga bisa meraih mainan atau mendekati seseorang.
Latihan bisa dilakukan di usia ini seperti berjalan dengan memegang benda di sekitarnya, berjalan dengan bantuan, atau meletakkan mainan di luar jangkauan bayi. "Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah mainan tersebut," terang dokter Melia.
Sementara untuk motorik halusnya, anak usia 6 hingga 9 bulan mulai mengembangkan kemampuan untuk memindahkan benda antartangan dan memungut dua benda bersamaan dengan masing-masing tangan. Ia bisa diajarkan untuk bermain genderang, memegang alat tulis untuk coret-coret, serta mencari mainan dan memasukkan benda ke dalam wadah.

Pada usia 9-12 bulan, motorik kasar anak lumrahnya bisa mengangkat badannya hingga posisi berdiri. Bayi juga sudah mulai belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi atau meja. Di fase ini, si kecil juga bisa berjalan dengan dituntun. "Lanjutkan stimulasi sebelumnya seperti merangkak, berdiri, berjalan sambil berpegangan dan berjalan dengan bantuan," jelasnya.
Pada perkembangan motorik halusnya, si kecil mampu memasukkan benda ke mulut dan menggenggam erat pensil. Pelajaran bisa didapat dengan menyusun balok atau kotak, bermain dengan mainan mengapung di air dan menggambar.

Perkembangan motorik kasar si kecil di usia 12-18 bulan berupa berdiri tanpa pegangan dan berjalan mundur lima langkah. Bayi juga mulai bisa membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. Di usia ini orang tua bisa mengajari si kecil untuk menangkap dan melempar bola, dan meberikan mainan bisa ditarik. Ajari juga si kecil jalan di tangga sambil berpegangan pada benda di sekitar.
Adapun motorik halusnya mampu menumpuk dua kubus. Ajari ia menggambar, memasukkan dan mengeluarkan benda, serta memasukkan benda satu ke benda lain. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima

Wajah Bahagia Anak-anak Player Escort Piala AFF 2025 Dampingi Timnas Indonesia U-23

Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya
