Bayer Finerenone Bantu Perlambat Progresivitas Diabetes Tipe 2


Peluncuran Bayer Finerenone di Jakarta Pusat, Senin (15/1).(foto: Merahputih.com/Andrew Francois)
BAYER Indonesia telah meluncurkan obat inovatif bernama Finerenone yang dirancang untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal kronis (PGK) pada pasien diabetes tipe 2.
Finerenone diklaim efektif dalam menurunkan risiko progresi PGK dan mengurangi kebutuhan dialisis sebesar 36 persen, menurut penelitian the American Society of Nephrology Kidney Week 2021.
BACA JUGA:
Country Division of Head Pharmaceuticals of Bayer Indonesia Jeff Lai mengatakan pihaknya berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. "Kehadiran Finerenone bertujuan mencegah progresi sejak dini pada pasien PGK dengan diabetes tipe 2," katanya.

Mengingat Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia, pengenalan terapi inovatif ini diharapkan dapat membantu mengatasi beban ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Dr Pringgodigdo Nugroho Sp.PD-KGH menjelaskan progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2 dipicu oleh inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Pengobatan inovatif seperti Finerenone menjadi penting untuk memperlambat progresi secara langsung dengan menargetkan inflamasi dan fibrosis.
Obat seperti Finerenone juga dapat mengurangi albumin pada urine. Data menunjukkan bahwa PGK merupakan penyebab kematian tertinggi ke-12 di Indonesia pada tahun 2017 dan diprediksi akan meningkat pada 2040.
BACA JUGA:
Prof Dr dr Ketut Suastika menekankan perlunya kesadaran dan deteksi dini PGK pada pasien Diabetes tipe 2. Ia menyarankan skrining rutin setidaknya sekali setahun untuk menemukan kondisi tersebut lebih awal dan memberikan pengobatan yang tepat. "PGK pada Diabetes Tipe 2 adalah penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal, dan dapat memperpendek harapan hidup hingga 16 tahun," tambah dokter yang akrab disapa Prof. Suastika itu.
Finerenone, Mineralocorticoid Receptor Antagonist nonsteroid pertama yang disetujui Badan POM untuk PGK, memblokir reseptor mineralokortikoid untuk menghentikan stimulasi yang dapat merusak ginjal. Terapi dengan Finerenone telah terbukti menurunkan rasio albumin-kreatinin urin, memberikan dampak positif pada ginjal, dan mengurangi risiko perkembangan CKD.

Dengan prevalensi PGK yang signifikan di Indonesia, langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran dan pengenalan terapi inovatif seperti Finerenone diharapkan dapat memperbaiki prognosis dan mengurangi dampak kesehatan masyarakat.
Saat ini Bayer Finerenone telah hadir di berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia, bahkan sudah mulai bisa dibeli sejak Desember lalu. Namun, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia Dr Dewi Muliatin Santoso mengatakan obat itu membutuhkan resep dokter.(waf)
BACA JUGA:
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
