Kesehatan
'Baby' 'Walker' Sebabkan Kelainan Pada Anatomi Kaki Si Kecil
Penggunaan baby walker bisa sebabkan kelainan pada kaki si kecil (Sumber: Mom Junction)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:
BAGI orang tua, momen anaknya belajar berjalan untuk pertama kali merupakan momen paling ditunggu-tunggu. Meskipun langkah kakinya masih satu persatu dan tergopoh-gopoh tetap saja membuat para orang tua bahagia. Mereka pun tak sungkan membanjiri anaknya dengan fasilitas pendukung. Salah satunya adalah memberikan baby walker.
Apa sih baby walker itu? Baby walker merupakan alat bantu si kecil untuk berjalan berbentuk persegi. Pada bagian tengah terdapat lubang yang dilengkapi dengan kain sebagai tempat duduk anak. Roda di beberapa sisi membuat mobilitas si kecil lebih dinamis. Anak-anak pun semakin bersemangat belajar berjalan dengan baby walker dengan adanya beberapa mainan di depan mereka.
Baca Juga: Trik Agar Anak Disiplin Saat Buang Air Besar
Namun, apakah bayi benar-benar membutuhkan baby walker? Jawabannya tidak. Belajar berjalan dengan baby walker bukan saja tidak efektif tetapi juga dapat memengaruhi fisiologis telapak kaki bayi.
Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi, Dr. dr Syarief Hasan Lutfie Sp KFR mengatakan penggunaan baby walker pada bayi bisa menyebabkan pes planus (kaki datar/kaki bebek).
Baca Juga: Tips Memaksimalkan Waktu Tidur Si Kecil
"Ketika belum lancar berjalan, kaki anak dalam kondisi tidak stabil karena hanya menjadikan satu sisi kakinya sebagai pijakan. Jalannya masih miring karena ligamen mereka belum kuat," urai dokter Syarief. Penggunaan baby walker saat si kecil belum lancar berjalan ini justru membuat ligamen anak makin lemah karena mereka hanya mengandalkan otot kaki bagian bawah, bukannya otot pinggul dan otot paha.
Dokter Syarief mengatakan orang-orang yang menggunakan baby walker saat bayi cenderung mudah lecet jika menggunakan sepatu saat dewasa. "Arah kakinya mudah sekali terbentuk ke sisi lateral pada saat sudah dewasa. Kaki mereka pun mudah lecet karena tidak kuat menumpu berat badan dan langkahnya pun tidak bisa benar-benar seimbang," jelasnya.
Proses mendarat ke tanah yang tidak tepat kala si kecil berada di atas baby walker juga membuat telapak kaki anak tidak terbentuk sempurna. "Ketika berada di baby walker, telapak kaki anak tidak bertumpu dengan sempurna. Hal tersebut membuat mereka berpotensi memiliki kaki datar saat dewasa.
Meski sekilas terlihat sama, pemilik telapak kaki datar berjalan dengan cara yang berbeda.
Ketika mereka melakukan toe off (gerakan mengungkit telapak kaki), berat badan mereka bertumpu di jempol kaki. Kontraksi otot tungkai akan bertambah. "Itu akan menyebabkan mereka cepat capek otot," tutur dokter Syarief.
Untuk itu dokter Syarief pun merekomendasikan para orang tua untuk mengajari anaknya berjalan dengan cara konvensional, berjalan titah. Ketika orang tua menuntun kedua tangan anaknya, mereka lebih bisa memperkirakan posisi kakinya dan cara berjalannya. Otot kaki dan telapak kaki pun akan terbentuk sempurna.
Walaupun banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan baby walker, dokter Syarief tidak sepenuhnya melarang orang tua untuk memberikan baby walker. "Penggunaan baby walker bisa digunakan jika ligamen anak sudah kuat dan stabil," tukasnya. (avia)
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia
Penemuan Bayi Laki-laki di Gerobak PKL Gegerkan Warga Sragen
Bayi dalam kondisi telanjang terbungkus kain atau jarik dengan tali pusar yang sudah terpotong, tapi belum steril.
Dwi Astarini - Minggu, 23 November 2025
Indonesia
Bayi 5 Bulan Ibu Korban KDRT Dibawa Lari Suami, Polisi Anggap Kasus Selesai Kekeluargaan
Polres Pesanggarahan pun menegaskan kasus KDRT dan bayi dibawa lari itu dianggap telah selesai secara kekeluargaan.
Wisnu Cipto - Jumat, 14 November 2025
Indonesia
Ibu di Pesanggrahan Jadi Korban KDRT, Bayi 5 Bulan Dibawa Lari Suami
Korban LI mengungkapkan dirinya kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya.
Wisnu Cipto - Jumat, 14 November 2025
Indonesia
Bayi Dikubur Hidup-Hidup di Banyuwangi, DPR Serukan Alarm Sosial Pentingnya Edukasi KB
Komisi IX DPR menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus tragis bayi yang dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Lifestyle
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Masalah anak picky eater ternyata bisa diatasi. Play-Doh memberikan tips bagaimana mengatasi picky eater yang dialami anak-anak.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Indonesia
Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima
89 nakes yang diperiksa terdiri dari 27 orang yang bertugas di Puskesmas Bolo, 24 dari RS. Sondosia dan 38 dari RSUD Bima.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 Juli 2025