Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 29 April 2024
Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius

Warga menghalau sinar matahari . (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Suhu global terus mencapai rekor tertinggi. Badan cuaca dan iklim PBB mengatakan Asia mengalami pemanasan dengan sangat cepat.

Gelombang panas ini terjadi ketika angin kencang yang disebut aliran jet mengalir lebih lambat melalui atmosfer bumi.

Kondisi tersebut, menyebabkan kantong udara panas berlama-lama di tempat yang sama selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas lebih sering terjadi dan lebih parah.

Terkini, sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan, dilanda gelombang panas menyengat dalam sepekan terakhir dengan suhu hampir mencapai 45 derajat Celcius (45C), misalnya terjadi di Filipina, Thailand, India hingga Bangladesh.

Harian berbahasa Inggris Manila Times melaporkan, pemerintah Filipina menunda kelas tatap muka di sekolah-sekolah negeri selama dua hari akibat cuaca ekstrem tersebut. Cuaca sangat ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Mei setelah suhu mencapai rekor tertinggi 38,8C di Manila pada Sabtu.

Baca juga:

Sejumlah Sekolah di Asia Ditutup Akibat Gelombang Panas

Di Bangladesh, badan meteorologi setempat memperpanjang peringatan panas selama 72 jam mulai Minggu. Peringatan itu memprediksi tidak ada hujan yang turun atau penurunan suhu dalam tiga hari ke depan.

Gelombang panas melanda Bangladesh selama 29 hari berturut-turut, yang menjadi gelombang panas terpanjang dalam sejarah sejak 1948.

Suhu di Dhaka pada Senin mencapai 39C, sementara suhu tertinggi musim ini mencapai 42,7C, yang tercatat di distrik Chuadanga pada Jumat.

Negara lain yang juga mengalami gelombang panas adalah Thailand. Ahli meteorologi negara itu mengeluarkan peringatan "cuaca buruk" setelah suhu melewati 44,1C. (*)

#Pemanasan Global #Gelombang Panas
Bagikan

Berita Terkait

Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Indonesia
Jangan Sampai Pingsan! Air Mineral Bisa Jadi Penyelamat Warga dari Panas Ekstem Jakarta
Jika mengalami gejala seperti pusing atau lemah, disarankan untuk segera beristirahat
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Jangan Sampai Pingsan! Air Mineral Bisa Jadi Penyelamat Warga dari Panas Ekstem Jakarta
Indonesia
ISPA Jakarta Meledak Hampir 2 Juta Kasus, Dinkes Ungkap Biang Keladi Selain Polusi
Dinkes DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk senantiasa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
ISPA Jakarta Meledak Hampir 2 Juta Kasus, Dinkes Ungkap Biang Keladi Selain Polusi
Indonesia
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Penyediaan fasilitas air minum ini bertujuan untuk memastikan setiap warga Jakarta dapat memenuhi kebutuhan cairan harian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Dunia
Pemanasan Global makin Nyata, Agustus Tercatat sebagai Bulan Terpanas Ketiga secara Global
Panas ekstrem telah menyulut kebakaran hutan dan gelombang panas di berbagai negara.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pemanasan Global makin Nyata, Agustus Tercatat sebagai Bulan Terpanas Ketiga secara Global
Dunia
Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan
Dalam 24 jam terakhir saja, lebih dari 152 kebakaran baru terjadi di seluruh wilayah Yunani.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
 Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan
Dunia
Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah
"Tren jangka panjang terkait meningkatnya suhu samudra terlihat jelas secara global."
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Juli 2025
Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah
Dunia
Kebakaran Hutan Mengamuk dekat Marseille, Prancis, Lebih dari 100 Orang Terluka
Sedikitnya 400 orang dievakuasi dari rumah mereka.
Dwi Astarini - Rabu, 09 Juli 2025
 Kebakaran Hutan Mengamuk dekat Marseille, Prancis, Lebih dari 100 Orang Terluka
Dunia
Gelombang Panas Parah Landa Eropa Selatan, Risiko Kebakaran Hutan dan Kematian Meningkat
Para ahli mengaitkan meningkatnya frekuensi dan intensitas gelombang panas ini dengan perubahan iklim.
Dwi Astarini - Senin, 30 Juni 2025
Gelombang Panas Parah Landa Eropa Selatan, Risiko Kebakaran Hutan dan Kematian Meningkat
Dunia
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Demikian terungkap dalam studi yang dilakukan lebih dari 60 ilmuwan internasional yang dipublikasikan pada Kamis (19/6).
Dwi Astarini - Jumat, 20 Juni 2025
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Bagikan