AS Nyatakan Pandemi Berakhir, Indonesia Klaim Berada di Jalur Fase Endemi
Vaksinasi COVID-19. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Presiden Amerika Serikat telah menyatakan pandemi COVID-19 di negara tersebut sudah berakhir, walau Negeri Paman Sam ini masih harus berurusan dengan penyakit tersebut. Sementara itu, Indonesia mengklaim sedang berada di jalur yang tepat menuju fase endemi.
Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Erlina Burhan menegaskan, ndonesia salah satu negara yang baik pengendaliannya, karena terbukti angka kasus berada di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara lain.
Baca Juga:
Warga Diminta Tetap Waspada Jaga Momentum Transisi Pandemi ke Endemi
"Indonesia ada di jalur yang tepat," kata Erlina diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Senin (19/9).
Ia mengatakan, WHO baru-baru ini menyatakan bahwa endemi telah di depan mata. Salah satu indikatornya adalah angka kasus yang terus menurun di berbagai negara.
"Kurva penurunan harus flat, jangan bergelombang lagi. Itu dari segi kasusnya," katanya.
Selain itu, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia juga perlu ditekan hingga angka terendah.
"Yang terpenting adalah, ada kondisi masyarakat mempunyai kekebalan cukup kalau ada virus yang masuk. Itu bisa didapatkan dari vaksinasi," katanya.
Ia memaparkan, target menuju endemi di antaranya penularan yang menurun, angka kematian dan konfirmasi kasus yang rendah, serta cakupan vaksinasi yang tinggi sehingga dapat membawa negara segera meninggalkan pandemi.
Dokter spesialis penyakit paru-paru Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, mengatakan kasus di Indonesia telah menurun drastis bila dibandingkan saat gelombang Delta pada Juli 2021 dengan angka kematian tertinggi saat itu berkisar 2.000 jiwa dalam sehari.
"Pada saat varian Omicron yang sekarang kebetulan gejalanya ringan dan tingkat keparahan tidak seberat Delta, angka kematiannya tidak seberat dulu. Bahkan sekarang kian menurun kira-kira 20an orang sehari," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan status endemi membutuhkan kesepakatan bersama seluruh pemimpin negara berdasarkan situasi kasus yang terkendali di dalam negeri.
WHO telah memberi enam panduan kepada seluruh pemangku kebijakan negara untuk mengakhiri pandemi. Panduan tersebut di antaranya cakupan vaksinasi COVID-19 pada kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan perlu mencapai 100 persen. Sedangkan pada lansia minimal memenuhi 97 persen.
Selain vaksinasi, WHO juga merekomendasikan pelacakan kasus melalui testing dan sekuensing, termasuk untuk gangguan respiratori lainnya seperti influenza.
Untuk segera mengakhiri status pandemi, seluruh negara juga dituntut memiliki kesiapan sistem kesehatan untuk memberikan pelayanan pada pasien dan mengintegrasikan pelayanan COVID-19 dengan sistem pelayanan kesehatan primer di tingkat puskesmas maupun klinik. (Asp)
Baca Juga:
Joe Biden Sebut Pandemi COVID-19 di Amerika Serikat Berakhir
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Cangkupan Imunisasi Tidak Merata, Wabah Campak Meningkat Pesat
1 Dari 3 Perempuan Di Dunia Hadapi Kekerasan Seksual, Ini Yang Paling Rentan
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik
Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat