Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED

Ilustrasi (Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Untuk mengentaskan masalah kecacingan di masyarakat, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan penerapan konsep WASHED yang digagas oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Konsep ini merupakan singkatan dari Water, Sanitation, Hygiene Education, dan Deworming. Konsep ini penting untuk mencegah infeksi cacing dan parasit.

Indonesia sendiri telah mengadopsi konsep ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 Tahun 2017, yang merupakan turunan dari program WHO tahun 2001. Menurut Dr. dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, anggota UKK Infeksi Penyakit Tropik IDAI, implementasi konsep ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Baca juga:

Kematian Balita Sukabumi akibat Cacingan Akut, Tanda Bahaya bagi Perlindungan Sosial

Unsur Water menekankan pentingnya akses terhadap air bersih untuk menunjang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sanitation berkaitan dengan penyediaan jamban bersih untuk mencegah penyebaran infeksi cacing melalui kotoran manusia.

Sementara itu, Hygiene Education fokus pada edukasi masyarakat, terutama sejak dini, tentang pentingnya higienitas. Terakhir, unsur Deworming adalah pemberian obat cacing kepada kelompok rentan untuk menurunkan angka infeksi.

Meskipun sudah ada upaya, tantangan masih besar. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2015 menunjukkan prevalensi kecacingan mencapai 28,12%, dengan 60% dialami anak usia sekolah dan 30% anak prasekolah. Oleh karena itu, Permenkes Nomor 15 Tahun 2017 menargetkan kelompok usia 1-12 tahun. Program nasional seperti Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) setiap Februari dan Agustus juga dijalankan.

Namun, hasilnya belum merata. Per 2021, masih ada 26 kabupaten dan kota dengan prevalensi kecacingan di atas 10%. Mengingat kecacingan sering terabaikan sebagai Neglected Tropical Disease (NTD), Dr. Riyadi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral.

"Penanganan kecacingan perlu peran aktif lintas sektoral. Kepatuhan partisipasi aktif, program pemerintah, khususnya pencegahan pertumbuhan infeksi, harus menjadi prioritas di masyarakat," ujar Riyadi dikutip Antara, Jumat (22/8).

Baca juga:

Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah

Hal ini perlu dibarengi dengan edukasi PHBS yang masif serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas deteksi kecacingan.

Secara global, kecacingan dialami oleh sekitar 1,5 miliar orang, dengan jenis infeksi paling umum berasal dari cacing yang penularannya melalui tanah, seperti cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing isap. Kasus tragis di Sukabumi, di mana seorang anak meninggal dengan cacing seberat satu kilogram di dalam tubuhnya, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.

#Cacingan #WHO #Mencuci Tangan
Bagikan

Berita Terkait

Berita
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik
Pemerintah tidak menaikkan cukai rokok di 2026. Keputusan ini menuai protes karena dinilai mengorbankan kesehatan publik demi industri. Simak data dan analisis lengkapnya di sini.
ImanK - Selasa, 30 September 2025
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik
Indonesia
Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi
Menkes juga memastikan semua anggota keluarga Raya yang mengidap penyakit tuberkulosis atau TBC diberi penanganan hingga sembuh.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 25 Agustus 2025
Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi
Indonesia
Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED
Per 2021, masih ada 26 kabupaten dan kota dengan prevalensi kecacingan di atas 10%.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED
Indonesia
IDAI Soroti Buruknya Layanan Kesehatan dan Kurangnya Perhatian Negara di Kasus Kematian Balita di Sukabumi
IDAI berupaya mengatasi masalah ini melalui program Pediatrician Social Responsibility
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
IDAI Soroti Buruknya Layanan Kesehatan dan Kurangnya Perhatian Negara di Kasus Kematian Balita di Sukabumi
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Indonesia
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Indonesia
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Komisi IX DPR RI menyebutkan, bahwa kematian balita di Sukabumi akibat infeksi cacing, menjadi bukti akses kesehatan di pedesaan masih lemah.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Indonesia
Ribka Tjiptaning: Kematian Raya Akibat Cacingan Akut Jadi Tamparan Keras untuk Pemerintah
Ribka menyerukan kepada anggota DPR agar isu kesehatan anak tidak dijadikan panggung politik.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 21 Agustus 2025
Ribka Tjiptaning: Kematian Raya Akibat Cacingan Akut Jadi Tamparan Keras untuk Pemerintah
Dunia
Perkuat Pencegahan dan Respons Pandemi, WHO Adopsi Kesepakatan Global Pertama
Perjanjian tersebut akan memperkuat kemampuan kolektif dunia dalam mencegah dan merespons pandemi di masa depan.
Dwi Astarini - Rabu, 21 Mei 2025
Perkuat Pencegahan dan Respons Pandemi, WHO Adopsi Kesepakatan Global Pertama
Dunia
WHO Nyatakan Mpox masih Darurat Kesehatan, Kasus dan Penyebaran Geografisnya Terus Meningkat
kekerasan di Republik Demokratik Kongo bagian timur, yang telah menghambat rencana penanganan, menjadi faktor yang memengaruhi keputusan ini.
Dwi Astarini - Jumat, 28 Februari 2025
 WHO Nyatakan Mpox masih Darurat Kesehatan, Kasus dan Penyebaran Geografisnya Terus Meningkat
Bagikan