Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED

Ilustrasi (Pixabay)
Merahputih.com - Untuk mengentaskan masalah kecacingan di masyarakat, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan penerapan konsep WASHED yang digagas oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Konsep ini merupakan singkatan dari Water, Sanitation, Hygiene Education, dan Deworming. Konsep ini penting untuk mencegah infeksi cacing dan parasit.
Indonesia sendiri telah mengadopsi konsep ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 Tahun 2017, yang merupakan turunan dari program WHO tahun 2001. Menurut Dr. dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, anggota UKK Infeksi Penyakit Tropik IDAI, implementasi konsep ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Baca juga:
Kematian Balita Sukabumi akibat Cacingan Akut, Tanda Bahaya bagi Perlindungan Sosial
Unsur Water menekankan pentingnya akses terhadap air bersih untuk menunjang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sanitation berkaitan dengan penyediaan jamban bersih untuk mencegah penyebaran infeksi cacing melalui kotoran manusia.
Sementara itu, Hygiene Education fokus pada edukasi masyarakat, terutama sejak dini, tentang pentingnya higienitas. Terakhir, unsur Deworming adalah pemberian obat cacing kepada kelompok rentan untuk menurunkan angka infeksi.
Meskipun sudah ada upaya, tantangan masih besar. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2015 menunjukkan prevalensi kecacingan mencapai 28,12%, dengan 60% dialami anak usia sekolah dan 30% anak prasekolah. Oleh karena itu, Permenkes Nomor 15 Tahun 2017 menargetkan kelompok usia 1-12 tahun. Program nasional seperti Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) setiap Februari dan Agustus juga dijalankan.
Namun, hasilnya belum merata. Per 2021, masih ada 26 kabupaten dan kota dengan prevalensi kecacingan di atas 10%. Mengingat kecacingan sering terabaikan sebagai Neglected Tropical Disease (NTD), Dr. Riyadi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral.
"Penanganan kecacingan perlu peran aktif lintas sektoral. Kepatuhan partisipasi aktif, program pemerintah, khususnya pencegahan pertumbuhan infeksi, harus menjadi prioritas di masyarakat," ujar Riyadi dikutip Antara, Jumat (22/8).
Baca juga:
Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah
Hal ini perlu dibarengi dengan edukasi PHBS yang masif serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas deteksi kecacingan.
Secara global, kecacingan dialami oleh sekitar 1,5 miliar orang, dengan jenis infeksi paling umum berasal dari cacing yang penularannya melalui tanah, seperti cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing isap. Kasus tragis di Sukabumi, di mana seorang anak meninggal dengan cacing seberat satu kilogram di dalam tubuhnya, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik

Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi

Ribuan Anak Terancam Otak Keropos Akibat Cacingan! Pahami 4 Langkah Mudah Lindungi Buah Hati dengan Konsep WASHED

IDAI Soroti Buruknya Layanan Kesehatan dan Kurangnya Perhatian Negara di Kasus Kematian Balita di Sukabumi

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah

Ribka Tjiptaning: Kematian Raya Akibat Cacingan Akut Jadi Tamparan Keras untuk Pemerintah

Perkuat Pencegahan dan Respons Pandemi, WHO Adopsi Kesepakatan Global Pertama

WHO Nyatakan Mpox masih Darurat Kesehatan, Kasus dan Penyebaran Geografisnya Terus Meningkat
