Aplikasi Kurir Jadi Solusi Belanja Sayuran di Masa Pandemi


Pengantaran sayuran oleh kurir Segarsvara. (Foto: Instagram/segarsvara)
PANDEMI membuat masyarakat dipaksa beradaptasi dengan berbagai kenormalan baru saat beraktivitas. Masa-masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) waktu awal pandemi membuat pergerakan jadi sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Momen ini pun dimanfaatkan bagi para pebisnis dengan membuat aplikasi pemesanan.
Seperti yang diketahui, ada banyak sektor yang dirugikan selama masa pandemi ini, mulai dari bisnis sampai perekonomian. Restora, kafe, dan tempat-tempat umum lainnya diperbolehkan buka namun hanya menerima pesanan pengantaran atau bawa pulang. Sebagian orang juga masih merasa insecure jika keluar dan membeli di tempatnya langsung.
Meski pandemi melanda, kebutuhan sehari-hari pun tidak boleh dilewatkan. Bagi para ibu rumah tangga, memenuhi kebutuhan dapur mungkin jadi lebih sulit karena mereka yang biasanya pergi ke pasar kini harus tetap di rumah. Begitu pun dengan para penjual yang sepi dagangan dan mengalami kerugian.
Baca juga:

Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan pagi para penjual sayuran untuk melayani lewati aplikasi pengantaran makanan. Belanja online jadi solusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika khawatir belanja ke pasar. Mereka lebih merasa aman dibandingkan harus pergi ke tempat, bertemu banyak orang, dan berinteraksi dengan penjual.
Sebut saja aplikasi seperti Sayurbox, Eden Farm, Segarsvara, Sayur Home Delivery, HappyFresh, Nyayur, dan masih banyak lagi. Beberapa supermarket juga ikut berpartisipasi lewat aplikasinya, seperti Alfacart dan KlikIndomaret.
Baca juga:
Pandemi COVID, Lembaga Pendidikan Swasta Kibarkan Bendera Putih
Lihat postingan ini di Instagram
Lalu, apa saja sih keuntungan dari belanja sayur secara online ini?
Mengutip Medium, segi keamanan bisa menjadi faktor utama mengubah gaya berbelanja dari tradisional ke online. Selain mencegah bertemu banyak orang, sayuran yang dikirim juga bisa dipastikan higienis dan segar. Kamu juga bisa mendapatkan potongan harga dengan minimum pembelian atau kode voucher dari aplikasi.

Efektivitas waktu juga bikin kamu enggak perlu repot-repot untuk keluar rumah. Misalnya ketika lagi rebahan di kamar, kamu dengan mudah tinggal memesan sayuran lewat aplikasi di gawai. Pembayaran serba cashless pun meminimalisasi terjadinya kontak fisik.
Tapi buat emak-emak yang sudah biasa belanja ke pasar tradisional, kebiasaan bangun pagi untuk belanja mungkin tidak bisa lagi dilakukan. Proses tawar-menawar antar penjual dan pembeli juga tidak bisa dilakukan, mengingat emak-emak kalau menawar terbilang ‘sadis’.
Terlepas dari itu, saat ini aktivitas belanja langsung di tempat sudah mulai dibuka meskipun dengan pembatasan dan menerapkan protokol kesehatan. Jika sudah mendapat apa yang diinginkan, segera pulang ke rumah dan cuci semua bahan-bahan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online

'Rojali' dan 'Rohana' Mulai Menghantui E-commerce Indonesia, Transaksi Makin Ramai Tapi Nilai Belanja Menurun Drastis

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Semua Dipajakin! Sri Mulyani Resmi Pungut Pajak dari Toko Online

Aturan Pajak untuk Pedagang E-Commerce Berpenghasilan Rp 500 Juta ke Atas Berlaku Mulai 14 Juli 2025

Menteri UMKM Isyaratkan Pajak E-commerce Masih Jauh Panggang dari Api

DJP Benarkan Rencana Pungutan Pajak Pedagang E-commerce, Sasar Omzet di Atas Rp 500 Juta setahun

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
