Efektif, Antibodi Pelindung COVID-19 Baru Diuji


Membantu pengembangan pengobatan. (Foto: Unsplash/CDC)
PENCARIAN terus dilakukan demi memerangi COVID-19. Para peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menerima hasil positif dari studi praklinis tentang antibodi. Ini dapat membantu mengarah pada pengembangan pengobatan untuk mencegah atau mengobati COVID-19.
Di saat COVID-19 masih terus menyebar di seluruh dunia, memberikan dampak pada sejumlah besar komunitas. Pengembangan vaksin dan pengobatan untuk membantu mencegah dan mengobati COVID-19 berada di pikiran banyak pakar medis.
Baca juga:

Jadi ini adalah berita fantastis bahwa peneliti di Vanderbilt University Medical Center mungkin selangkah lebih dekat untuk menemukan pengobatan atau terapi antibodi.
Melansir laman Interesting Engineering, peneliti mengambil antibodi monoklonal yang merupakan antibodi yang dibuat dari sel-sel kekebalan yang identik. Itu merupakan klon dari sel induk tunggal yang datang dari pasangan dari Wuhan, Tiongkok (episentrum virus yang diterima secara luas). Keduanya pernah melakukan perjalanan ke Toronto, Kanada. Pasangan ini merupakan orang yang terkonfirmasi kasus awal yang diidentifikasi di Amerika Utara.
Tim menggunakan metode ultra-cepat yang telah mereka kerjakan selama dua tahun terakhir. Setelah menemukan antibodi monoklonal manusia menjadi antivirus yang sangat kuat. Juga menentukan potensi mereka untuk melindungi hewan kecil dan primata non-manusia, semuanya dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Baca juga:
Peneliti 74 Negara Berkolaborasi Temukan Obat COVID-19, Termasuk Indonesia

Tim ini mampu mengisolasi ratusan antibodi monoklonal manusia yang melawan protein yang berpotensi SARS-CoV-2. Intinya, melawan virus yang menyebabkan COVID-19. Hasil mereka adalah kandidat yang menjanjikan untuk pencegahan atau pengobatan COVID-19.
Satu set antibodi telah dikirim untuk evaluasi dan pengembangan klinis oleh AstraZeneca, yang dilisensikan oleh Universitas Vanderbilt. Set lainnya dilisensi oleh IDBiologics, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Nashville. Uji klinis untuk kedua set antibodi akan dimulai musim panas ini. (lgi)
Baca juga:
Deksametason Sembuhkan 5.000 Pasien di Inggris, WHO: Itu hanya Satu Studi
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
