Anies Minta Pemerintah Investigasi Kematian Warga Jaktim Akibat Vaksin AstarZeneca


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui usai kunjungan ke Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2021). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
MerahPutih.com - Seorang warga Jakarta Timur bernama Trio Fauqi Firdaus meninggal dunia setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Gelora Bung Karno, Jakarta (GBK) beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai, peristiwa tersebut perlu menjadi perhatian yang serius dari pemerintah karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19.
Baca Juga
DPR Bakal Tagih Penjelasan Kematian Warga Usai Divaksin AstraZeneca
Ia juga mengaku, sudah berkoordinasi dengan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono terkait insiden itu. Pemerintah perlu turun tangan mendalami penyebab seorang anak muda itu meregang nyawa.
"Kami sampaikan kepada pak Wakil Menteri Kesehatan bahwa kejadian ini perlu menjadi perhatian amat serius," ucap Anies di Jakarta, Selasa (11/5).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun menuturkan, di sejumlah negara di bagian Eropa terdapat pembatasan usia bagi penerima vaksin AstraZeneca, yakni di atas usia 60 tahun.
"Vaksin astrazeneca itu diberikan diutamakan pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, bahkan ada yang di atas 60 tahun," terangnya.

Sebelumnya, Trio Fauqi Firdaus meninggal dunia diduga usai menerima vaksinasi COVID-19 AstraZeneca program pemerintah di GBK.
Kakak kandung korban, Viki menceritakan kronologi sang adik meninggal pada Kamis (6/5), setelah sehari sebelumnya mendapatkan vaksin.
Pada Rabu (5/5) sore, mendiang Trio menceritakan kepada orangtuanya jika dirinya habis divaksin, dan merasakan badan yang tidak enak.
Malam harinya, Trio merasakan demam tinggi, hingga sakit di bagian kepala. Keesokan harinya, demam yang dirasakan Trio semakin tinggi. Bahkan, menurut Viki, sang adik sempat berteriak karena tak kuat menahan sakit kepalanya.
"Awalnya dia teriak, kayak mau pecah dia bilang. Sampai akhirnya dilihat oleh ibu saya, shock seperti kejang. Tangannya mengenggam, dan napasnya engap," ucap Viki. (Asp)
Baca Juga
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
