Kesehatan

Angka Stunting Berbanding Lurus dengan Kurangnya Literasi Makanan Bergizi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 12 Desember 2022
Angka Stunting Berbanding Lurus dengan Kurangnya Literasi Makanan Bergizi

Paparan laporan jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah. (Foto: Istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama dengan para mitra khususnya Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dan PP Muslimat Nahdathul Ulama (NU), telah melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat sepanjang 2022.

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan keterpenuhan gizi masyarakat. Hingga akhir 2022, edukasi yang melibatkan kader kesehatan dari kedua organisasi perempuan tersebut telah menjangkau lebih dari 40 ribu masyarakat di berbagai daerah.

Sebagaimana diketahui, Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2021 menyebutkan sebanyak 69,1 persen masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi. Persentase tersebut menjadi relevan dengan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia saat ini, yaitu di angka 24,4 persen. Kecukupan gizi anak masih sangat jauh apabila asupan gizi keluarga secara umum juga belum terpenuhi.

Baca juga:

Gerakan Minum Tablet Tambah Darah Upaya Atasi Stunting

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam paparan laporan jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah pada 12 Desember 2022 memaparkan beberapa hal yang menjadi penentu kecukupan gizi masyarakat selain faktor ekonomi. Yaitu pemahaman masyarakat terhadap gizi, akses masyarakat terhadap pangan bergizi, budaya dan kebiasaan serta kejujuran pemerintah akan data.

“Setidaknya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi, masyarakat dapat lebih memprioritaskan pengeluaran rumah tangganya,” jelas Arif.

Arif mencontohkan temuan-temuan menarik di sejumlah daerah saat melakukan sosialisasi dan edukasi untuk kader kesehatan dan masyarakat.

Di Timur Tengah Selatan, Arif mewawancarai keluarga-keluarga yang mengaku penghasilan keluarga tidak cukup untuk makan sehati-hari, tapi memberi jajan anak-anaknya bisa Rp 10 ribu dalam sehari. "Uang tersebut dibelikan makanan dan minuman ringan dengan perisa seperti sirop atau teh kemasan,” papar Arif Hidayat.

Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah ketidak jujuran akan data status gizi masyarakat. Ia menemui daerah-daerah yang mengklaim penurunan angka stunting yang cukup tinggi. Bahkan, ia selalu mempertanyakan apakah angka tersebut hasil pendataan riil di lapangan atau sekedar mengejar target yang ditetapkan.

"Karena data-data dari masyarakat tersebut adalah dasar bagi pemerintah melakukan intervensi gizi untuk masyarakat. Jika angkanya dikecilkan, artinya ada masyarakat yang kehilangan haknya,” pungkas Arif Hidayat.

Baca juga:

Kolaborasi Penting Cegah Stunting

Angka Stunting Berbanding Lurus dengan Kurangnya Literasi Makanan Bergizi
Ketua Harian YAICI, Ketua Majelis Kesehatan PP, dan Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU. (Foto: Istimewa)

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra. Chairunnisa menambahkan, di 2022 Aisyiyah dan YAICI melakukan kerjasama dengan penelitian yang menyasar ibu dan balita yang dilakukan oleh kader. Penelitian ini dibuat untuk lebih mendalami penyebab kejadian stunting.

Ia mencontohkan, dari hasil penelitian tersebut, kental manis masih banyak di konsumsi oleh masyarakat, terutama di remote area. "Berdasarkan penelitian Aisyiyah, faktor pemberian kental manis karena pemasukan bulanan mereka yang masih banyak dibawah Upah Minimum Regional (UMR)," jelasnya.

Ketersediaan kental manis yang dapat ditemukan dimana saja dan mudah dijangkau itulah yang dijadikan dasar Aisyiyah untuk melakukan edukasi dan literasi terkait gizi.

Banyak masyakarat daerah yang akhirnya menjadikan kental manis sebagai opsi untuk pemberian nutrisi gizi bagi anak. "Literasi masih sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan stunting," lanjutnya.

Dia memaparkan bahwa edukasi dilakukan dengan memberikan contoh nyata kepada masyarakat. Seperti contohnya melakukan demo masak makanan bergizi dan bernutrisi yang sesuai dengan kebutuhan usia anak.

Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Dr. Erna Yulia Soefihara, mengatakan perlunya menekankan kepada remaja putri, calon ibu, dan ibu muda bahwa anak itu investasi. "Punya anak cerdas itu investasi di masa depan. Kita harus memberikan edukasi mengenai kebutuhan protein tinggi dan asupan gizi yang cukup," Ujarnya.

Erna pun mengakui bahwa sebagai bagian dari masyarakat, perlu adanya keterlibatan semua sektor dalam membantu program pemerintah terkait penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

"Persoalan-persoalan terkait gizi dapat dilakukan bersama dan pendekatan perubahan perilaku dilakukan dengan melibatkan banyak orang, salah satunya ibu muda dengan edukasi tersebut terkait asupan gizi." Pungkasnya.

YAICI bersama para mitra telah melakukan edukasi dalam bentuk penyuluhan ke masyarakat, distribusi materi edukasi gizi, hingga optimalisasi edukasi melalui metode story telling.

Selain melakukan penyuluhan langsung ke masyarakat, juga dilakukan pengumpulan data-data di lapangan terkait pengetahuan, pola konsumsi dan kebiasaan-kebiasaan yang memengaruhi status gizi masyarakat.

Temuan tersebut selanjutnya akan menjadi rekomendasi terhadap pemerintah dalam rangka penurunan prevalensi stunting dan peningkatan status gizi masyarakat.

YAICI juga berkolaborasi dengan sejumlah kampus dan universitas untuk menyelenggarakan edukasi gizi dengan menyasar mahasiswa. YAICI bersama 4 universitas yaitu UI, Unair, Unes dan UMY juga melakukan penelitian bersama terkait gizi. Kerjasama ini digagas sebagai bentuk dukungan YAICI terhadap dunia pendidikan dengan meningkatkan literatur dan kajian-kajian gizi masyarakat. (*)

Baca juga:

Cegah Stunting dengan Imunisasi Lengkap

#Kesehatan #Stunting
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Indonesia
Menkeu Purbaya Turunkan Insentif Stunting Bagi Pemda, Jadi Hanya Rp 300 Miliar
Nilai insentif tahun ini lebih rendah Rp 475 miliar bila dibandingkan insentif tahun lalu yang mencapai Rp 775 miliar.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 13 November 2025
Menkeu Purbaya Turunkan Insentif Stunting Bagi Pemda, Jadi Hanya Rp 300 Miliar
Indonesia
Insentif untuk Daerah Berhasil Turunkan Stunting Dianggarkan Rp 300 Miliar, DPR Nilai Terlalu Besar
Mestinya motivasi utama pemerintah daerah seharusnya bukan sekadar mengejar insentif, melainkan komitmen menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Insentif untuk Daerah Berhasil Turunkan Stunting Dianggarkan Rp 300 Miliar, DPR Nilai Terlalu Besar
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Wapres Gibran Rakabuming Raka membuka Rakornas Stunting 2025 dan menegaskan pentingnya sinergi pusat-daerah untuk mencapai target 14,2% pada 2029. Kaltim raih penghargaan terbaik.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Bagikan