Anggota DPR soal Wabah Antraks di Gunungkidul: Warga Harus Diedukasi


Petugas melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak di pasar hewan di Gunungkidul. ANTARA/HO-Instagram dpkh_gunungkidul
MerahPutih.com - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menanggapi kasus penyakit menular antraks yang saat ini mewabah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Handoyo mengatakan, kasus antraks ini menjadi bukti masyarakat belum memahami bahayanya penyakit ini. Termasuk cara penularannya.
Baca Juga
“Masyarakat mungkin sudah sering mendengar ada penyakit yang disebut antraks tapi mereka belum memahami betul bagaimana proses penularannya,” kata Handoyo di Jakarta, Selasa (11/7).
Handoyo menyatakan kejadian di Gunungkidul saat ini harus dijadikan momentum untuk menyosialisasikan kembali bahaya antraks kepada masyarakat.
"Masyarakat harus diedukasi secara masif bagaimana cara mencegah munculnya antraks. Mereka harus tahu bagaimana proses penularannya dan bagaimana cara pengobatannya jika sudah terjangkit," ujarnya.
Ia berujar masyarakat harus memahami bahwa spora antraks—yang menulari penyakit berbahaya ini bisa hidup berpuluh-puluh tahun di tanah. Spora ini bisa menyebar ke hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau hewan herbivora lainnya.
"Antraks bisa muncul kapan saja. Apalagi, disebut-sebut spora antraks bisa hidup berpuluh-puluh tahun. Tapi antraks tentu saja bisa dihindari, caranya dengan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan matang," tutur Handoyo.
Baca Juga
Politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini menambahkan, masyarakat juga harus diajari agar ternak yang mati tidak serta merta dikubur. Kalau terbukti antraks seyogianya dibakar atau dikubur sedalam-dalam di tanah.
"Harus ada larangan keras, agar warga tidak memakan bangkai hewan berpenyakit. Kita kan tidak tahu apakah hewan sakit itu antraks, rabies atau penyakit kuku. Kalau sudah sakit yang dibakar atau dikubur saja," ucap Handoyo.
Meskipun wabah antraks saat ini merebak di Gunungkidul, Handoyo meminta masyarakat tidak perlu panik, melainkan harus waspada dan lebih peduli.
"Sekali lagi, masyarakat harus paham apa itu antraks, apa itu rabies dan penyakit menular lainnya. Kalau sudah paham, tentu penyakit berbahaya tersebut bisa dihindari," tambahnya.
Handoyo mendorong pemerintah pusat untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian dan Ditjen Peternakan untuk mendesain cara mencegah penyakit menular yang diakibatkan dari hewan ke manusia.
"Kolaborasi ini juga harus memberikan informasi yang masif ke masyarakat, sehingga bisa meminimalisasi kejadian yang tidak diharapkan. Sukses sosialisasi ini ada di pemerintah daerah dan dinas,” katanya. (Knu)
Baca Juga
Kasus Antraks ke Manusia Akibat Konsumsi Daging Hewan Mati Sakit
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
DPR Ingatkan Kemenhan: Distribusi Multivitamin ke SPPG Harus Sesuai Regulasi Kesehatan

Prabowo Minta Kepala BGN Pastikan Kebersihan Dapur MBG, Komisi IX DPR: Evaluasi Menyeluruh

Raker Kepala BGN dan Menkes dengan Komisi IX DPR Bahas Kasus Keracunan Massal MBG

Keracunan Massal Jadi Masalah Serius, Komisi IX DPR: MBG Perlu Dibatasi 2 Ribu Porsi per Hari

Tanggapi Kasus Jantung WNA Australia yang Tertinggal di Bali, Komisi IX DPR: Pelanggaran Serius dan Harus Diusut!

Legislator Minta Pengawasan Ketat Program MBG: SPPG Harus Penuhi Standar SLHS

Marak Keracunan Menu MBG, DPR Dorong BGN Libatkan Ahli Independen

Presiden Prabowo akan Kumpulkan Pengelola Dapur MBG, Komisi IX DPR: Cegah Keracunan dan Evaluasi Menyeluruh

Food Tray MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, Komisi IX DPR Desak BGN Koordinasi dengan BPOM

Pesantren Sehat Jadi Prioritas, Komisi IX DPR: Usul Beasiswa Dokter untuk Santri
