Kemenkes Beberkan Kronologi Kasus Antraks di Gunungkidul


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes mran Pambudi dalam jumpa pers mengenai kasus antraks di Jakarta, Kamis (6/7). Foto: ANTARA/Andi Firdaus
MerahPutih.com - Kasus penularan bakteri Bacillus Anthracis atau antraks dari hewan ternak ke manusia terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akibatnya, seorang warga meninggal dunia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi membeberkan kronologi kejadian antraks di Gunungkidul.
Baca Juga
Ia menuturkan, peristiwa antraks ditandai lima kali rangkaian peristiwa kematian hewan ternak di lokasi setempat dalam kurun Mei hingga awal Juni 2023.
Hewan ternak berjenis sapi dan kambing itu diketahui milik warga berinisial KR dan SY. Sapi mati dilaporkan pada 18 Mei, 22 Mei, dan 26 Mei, sementara kambing yang mati terjadi pada 20 Mei dan 2 Juni 2023.
"Kronologi diawali kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR pada 18 Mei 2023, lalu disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Ini jadi salah satu penyebab penyebaran kasus," ujarnya.
Imran mengatakan salah satu pasien meninggal berinisial WP (72), warga Candirejo Semanu, Gunungkidul, diketahui terlibat dalam proses penyembelihan hewan sapi yang mati pada 22 Mei 2023 milik SY.
Baca Juga
Pasien kemudian jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pati Rahayu dengan keluhan gatal, bengkak, dan luka yang spesifik dengan antraks jenis kulit.
Pada 3 Juni 2023, WP dirujuk ke RSUP Sardjito untuk pengambilan sampel darah dengan diagnosis suspek antraks.
"Bapak WP meninggal pada 4 Juni 2023," katanya.
Imran mengatakan tren kejadian antraks di Yogyakarta hampir setiap tahun terjadi, di antaranya pada 2019 sebanyak 31 kasus dan 2022 sebanyak 23 kasus, meskipun selama ini belum ada laporan terkait kematian.
"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu suspek (WP) karena sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dua lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal," katanya.
Menurut Imran tim investigasi kasus antraks di Yogyakarta telah memastikan dua pasien tersebut memiliki riwayat riwayat kontak dengan sapi yang positif antraks. (*)
Baca Juga
Kasus Sapi Antraks di Gunung Kidul, Pemkab Klaten Perketat Jalur Perbatasan Jateng-DIY
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin

Waspada Varian COVID-19 XEC dan JN.1: Begini Perbandingan Tingkat Keparahannya

Kemenkes Keluarkan SE Kewaspadaan COVID-19 Buntut Kasus Negara Tetangga Naik

Kemenkes Diminta Perbaiki Komunikasi dengan Organisasi Profesi

Pemanfaatan Ganja Medis di Indonesia, BNN: Perlu Kajian dan Riset Mendalam untuk Pengobatan

Maraknya Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter, Wamenkes Sebut akan Terapkan Tes MMPI saat Proses Seleksi
