Headline

Analis Politik Ingatkan Jokowi Soal Peran KPK Dalam Kemenangannya di Pilpres 2019

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 29 Agustus 2019
 Analis Politik Ingatkan Jokowi Soal Peran KPK Dalam Kemenangannya di Pilpres 2019

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. (MP/Ponco Sulaksono)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak memunggungi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Burhanuddin, kemenangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 tidak terlepas dari peran KPK. Dalam artian KPK ikut mendongkrak elektabilitas Jokowi meski tidak secara langsung lewat keberhasilan KPK menangkap koruptor.

Baca Juga:

WP KPK Serang Capim Polri dan Jaksa, Takut Jagoan Tersingkir

"Mereka yang puas dengan Pak Jokowi umumnya puas terhadap KPK," kata dia di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (29/8) saat memaparkan hasil survei LSI bertema Efek Kinerja Pemberantasan Korupsi Terhadap Dukungan Kepada Jokowi.

Pada survei tersebut, 70 persen responden mengaku puas terhadap kinerja KPK dan 58,9 persen dari mereka memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sementara 36,9 persen yang memilih presiden pejawat menilai tidak puas dengan kinerja KPK dengan persentase 19,6.

Burhanuddin Muhtadi jadi penyelia dalam pemaparan hasil survei LSI di Jakarta
Burhanuddin Muhtadi (kedua dari kanan) dalam pemaparan hasil survei LSI di Jakarta, Kamis (29/8) (MP/Kanu)

Temuan survei juga mendapati jika KPK masih menjadi lembaga negara yang paling dipercaya publik dalam empat tahun terakhir dengan tingkat kepercayaan 22 persen. Diikuti oleh Presiden (20 persen) Polisi (15 persen) pengadilan (11 persen) DPR ( delapan persen) dan partai politik (enam persen).

Menurut Burhanudin, angka-angka tersebut seharusnya memberikan masukan bagi presiden agar lebih memahami arah otoritas politiknya. Kepala negara, dia mengatakan, juga digarapkan dapat mengoptimalkan kerja-kerja anti-korupsi agar dapat berjalan leboh efektif di nusantara.

Analis politik ini menambahkan, Panitia Seleksi (pansel) KPK telah menetapkan 20 nama bakal Calon Pimpinan (capim) KPK. Namun, menurutnya, penetapan ini melahirkan kontroversi di tengah masyarakat. Sejumlah nama disebut-sebut memiliki rekam jejak integritas yang patut dipertanyakan.

Isu tersebut kini menjadi krusial mengingat pansel tengah menetukan 10 nama yang akan diserahkan kepada presiden. Puluhan nama itu kemudian akan menjalani fit and proper test di Komisi III DPR untuk selanjutnya dipilih lima nama untuk memimpin KPK.

"Pada babak pemilihan capim ini, presiden diharapkan menunjukan keberpihakannya pada agenda pemberantasan korupsi dengan cara memilih calon komisioner KPK yang terjaga integritasnya," kata Burhanudin.

Baca Juga:

Wadah Pegawai: Jangan Sampai KPK Dipimpin Orang yang Punya Reputasi Buruk

Dia menyebut, presiden harusnya memilih pimpinan KPK yang sesuai dengan aspirasi publik. Sebab, kesalahan dalam pengambilan langkah terkait pimpinan KPK akan membuat pendukung Jokowi berbalik arah dan tak mau mendukung pemerintahan ke depan.

Dengan adanya tingkat kepuasan yang tinggi publik kepada KPK, lanjut Burhan, maka tenun itu dapat rujukan bagi pemerintah untuk mengambil sikap dalam seleksi capim KPK 2019-2023 yang kini tengah menjadi pro-kontra.

"Kalau presiden salah langkah dalam memilih capim KPK, bukan tidak mungkin menggerogoti kredibilitas presiden," kata Burhanuddin Muhtadi.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1220 responden dengan margin of error 2,9 persen. Populasi tersebut dipilih secara acak pada tingkat kepercayaan 95 persen.(Knu)

Baca Juga:

Koalisi Kawal Capim KPK Luncurkan Petisi Daring Tolak Calon Bermasalah

#Pengamat Politik #Capim KPK #Pansel KPK #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Presiden RI, Prabowo Subianto, ikut turun tangan saat memusnahkan barang bukti narkoba di Mabes Polri, Rabu (29/10).
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengadakan pertemuan tertutup, Sabtu (4/10)
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Bagikan