WP KPK Serang Capim Polri dan Jaksa, Takut Jagoan Tersingkir


Koordinator MAKI Boyamin Saiman (Foto ANTARA/ I.C.Senjaya)
MerahPutih.Com - Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menduga kritikan yang dilontarkan Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) beserta Koalisi Masyarakat Sipil berkaitan dengan dukungan terhadap calon tertentu.
Kritikan dilontarkan WP KPK terkait sejumlah calon dari Polri dan Kejagung yang dianggap memiliki rekam jejak buruk.
Baca Juga:
Wadah Pegawai: Jangan Sampai KPK Dipimpin Orang yang Punya Reputasi Buruk
Koordinator MAKI Boyamin Saiman berpendapat WP KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil juga khawatir calon dari kepolisian dan kejaksaan akan lolos menjadi pimpinan KPK. Faktor itulah, yang menurut Boyamin, diduga menjadi pemicu kritikan terhadap Pansel.
"Jadi masih banyak yang didukung WP KPK, hanya memang harus diakui WP sangat tidak nyaman dengan capim yang berasal dari Kepolisian," kata Boyamin kepada wartawan, Kamis (29/8).
Dari 20 nama yang lolos hingga tahap tes profil asesmen, hanya dua calon dari internal KPK yang lolos yakni, Alexander Marwata dan Sujanarko.

Namun, WP KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil disebut menjagokan capim dari internal KPK Sudjanarko dan akademisi yang juga pendiri Malang Corruption Watch Luthfi Jayadi Kurniawan.
Sejumlah nama dari internal KPK sebelumnya dinyatakan gugur yakni Basaria Pandjaitan, Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Mohammad Tsani Annafari, Pahala Nainggolan, dan La Ode M Syarif.
Selain itu, calon dari KPK yang gagal yakni, Kepala Biro SDM Chandra Sulistio Reksoprodjo, Tim Stranas Pencegahan Korupsi KPK Dedi Haryadi dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK, Giri Suprapdiono.
Usai kegagalan sejumlah calon jagoan WP KPK, kritikan terhadap Pansel KPK mulai berembus kencang. Juru Bicara KPK Febri Diansyah bahkan pernah melontarkan pernyataan bahwa Jokowi harus berhati-hati dengan capim yang memiliki rekam jejak buruk.
Boyamin menilai kritikan dari KPK ini tak lepas dari perpecahan di internal KPK yang disebut melibatkan kelompok 'Polisi Taliban dan Polisi India'.
Baca Juga:
Koalisi Kawal Capim KPK Luncurkan Petisi Daring Tolak Calon Bermasalah
Kata Boyamin, hingga kini friksi tersebut masih terjadi dalam tensi yang sama dengan sebelumnya.
"Pasti sangat berkorelasi dengan seleksi. Karena WP sangat khawatir capim yang dihasilkan akan makin memperburuk keadaan," kata Boyamin.
Bila dilihat, hanya dua calon dari KPK yang lolos di 20 besar, kata Boyamin, patut diduga, WP KPK dan koalisi khawatir.
"Kalau sekarang istilahnya khawatir calon tersisa akan tidak masuk 10 besar," ujarnya.
Namun, kata dia, di luar internal KPK, ada sejumlah nama yang juga menjadi jagoan WP KPK dan koalisi sipil, seperti Supardi dan hakim Nawawi Pomalonga.
"Supardi meskipun Jaksa tetap dapat dukungan WP karena pernah bertugas di KPK yang dinilai cukup baik dan kredibel," tandasnya.(Pon)
Baca Juga:
Mulai Diragukan Sejumlah Pihak, PBNU Tetap Percaya Integritas Pansel Capim KPK
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok

21 Ribu Kendaraan Terindikasi Kelebihan Dimensi dan Muatan, Mayoritas Milik Perorangan

Polri Buka Call Centre Pengaduan Aksi Premanisme, Langsung Turun ke Lokasi dan Diklaim Bebas Biaya

Berpotensi Bikin Konflik, Polisi Larang Ormas Jaga Lahan Sengketa

Polda Kalsel Berdalih Acara Syukuran ‘Mewah’ Kapolda untuk Santunan Anak Yatim

Polisi Hantam Ibu Pakai Tabung Gas Melon di Bogor, Polda Metro Jaya Turun Tangan

PBHI Endus Uji Capim KPK Sekadar Formalitas

Profil & Jejak Kontroversial Johanis Tanak, Petahana Bos KPK yang Mau Hapus OTT

Profil Agus Joko Pramono, Profesor BPK Calon Pimpinan KPK Terpilih

Komisi III DPR Pilih Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
