Alasan Sejumlah Orang Berhenti Mencari Kebahagiaan

Andrew FrancoisAndrew Francois - Minggu, 23 Oktober 2022
Alasan Sejumlah Orang Berhenti Mencari Kebahagiaan

Fokus ke diri sendiri agar bahagia datang menghampiri. (Foto: Pexels/juan mendez)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETIAP orang tentu ingin bahagia. Entah itu datang dari diri sendiri, keluarga, teman, kekasih, pekerjaan, hobi, dan lainnya. Namun, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah perasaan yang datang tanpa diminta, datang tanpa dicari, bahkan tanpa dikejar. Sebab, kebahagiaan tidak lagi sama artinya bila ada perjuangan untuk mendapatkan itu.

Kebahagiaan juga tak selalu seperti yang terlihat dari luar. Setidaknya itu yang diungkapkan Kammie Gornia seperti yang dikutip laman Possibility Change. Ia baru saja lulus kuliah secara terhormat dengan gelar ganda, sudah memiliki apartemen sendiri, dan mendapat pekerjaan baru.

Baca juga:

Bantu Anak Capai Kebahagiaannya

Bahagia tak perlu dicari. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Namun, ia merasa tetap ada yang hilang. Perasaan itu membuatnya begitu frustrasi, rasanya seperti ada yang tak beres namun tak dapat ditemukan jawabannya. Semua yang terlihat begitu keren dari luar, nyatanya tidak memberi kebahagiaan pada diri dari dalam.

Gornia menambahkan bahwa dirinya memang memiliki masalah pada makan dan citra tubuhnya. Hal itu membuatnya cenderung mengisolasi diri dari orang lain, mengasingkan diri. Semakin ia melakukannya, semakin pula ia menyalahkan diri atas kenyataan bahwa dirinya tak bahagia.

Ia memutuskan untuk melakukan pencarian terhadap kebahagiaan. Ia mulai menonton film dokumenter, membaca buku, artikel, blog, dan lainnya. Namun, semakin dicari, Gornia justru semakin menaruh lebih banyak harapan pada informasi yang diterima, dan pada saat yang sama rasa bahagia itu justru semakin jauh rasanya.

Baca juga:

Jaga Hidup Tetap Bahagia dan Sehat Menjelang Menopause

Biarkan bahagia datang dengan sendirinya. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Akhirnya, Gornia memutuskan untuk berhenti mencari. Ia lebih banyak fokus pada dirinya sendiri. Melakukan banyak hal untuk diri, dan membiarkan kebahagiaan datang dengan sendirinya. Ia mencoba melupakan masalah tentang mencari solusi, dan membiarkan semuanya terjadi apa adanya.

Ia lebih banyak membiarkan tubuh dan pikirannya menentukan apa yang ingin dilakukan, ketimbang apa yang seharusnya dilakukan. Ia menyebut praktik itu sebagai 'Kehidupan Sensual', karena mengharuskan diri menjadi lebih sensual pada kehidupan sehari-hari. (waf)

Baca juga:

Kunci Hidup Bahagia Sepenuhnya Menurut Psikolog

#Kesehatan Mental #Lipsus Oktober Bahagia
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan