Headline

Akademisi Nilai Wajar Ada Pelaporan Terhadap Ceramah UAS

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 22 Agustus 2019
 Akademisi Nilai Wajar Ada Pelaporan Terhadap Ceramah UAS

Pengamat M AS Hikam (MP/Ponco Sulaksono)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Akademisi dari President University, Muhammad A.S Hikam menilai bahwa ketersinggungan umat agama lain tentang ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) bukan berada dari sisi kontennya tentang penjelasan teologi, melainkan lebih terhadap gestur dalam penyampaian narasi.

"Hemat saya, bukan aspek penjelasan teologi atau keyakinan UAS yang paling utama menyebabkan munculnya respon negatif atau kritik terhadapnya tetapi sikap atau gaya, tutur kata, dan pilihan diksi pidatonya yang mungkin juga menimbulkan ketersinggungan sebagian umat agama lain," kata Hikam dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (22/8).

Baca Juga: Kuasa Hukum Anggap Pelaporan Terhadap UAS Sebagai Pencemaran Nama Baik

Sementara terkait dengan pihak-pihak yang memperkarakan hukum terhadap Somad, Hikam pun menilai itu adalah reaksi yang wajar dan dapat diterima karena efek dari ketersinggungan tersebut.

"Tetapi kalau pun ada pihak-pihak yang memilih untuk mengambil langkah hukum terhadap UAS, hal itu juga bisa dipahami," kata Hikam.

Pengamat politik Muhammad AS Hikam
Pengamat politik, AS Hikam (Antaranews/Riza Harahap)

"Saya termasuk yang bisa memahami pilihan itu dalam rangka mencari keadilan dan kepastian hukum," imbuhnya.

Maka dari itu, ketika ada pihak-pihak yang memberikan saran kepada Abdul Somad untuk meminta maaf kepada publik sangat tepat.

Bukan soal meminta maaf tentang isi utama dalam konten yang disampaikannya tentang teologi, tapi Hikam melihat itu lebih terhadap bagaimana menjaga keselarasan sosial semata.

"Saran dari berbagai pihak agar UAS meminta maaf adalah atas nama menjunjung nilai kesantunan publik dalam rangka memelihara keselarasan sosial. Dan jika benar demikian, itu adalah saran yang bijak dan patut diterima," ujarnya.

Perlu diketahui, bahwa dai yang karib disapa UAS tersebut telah menyatakan menolak untuk meminta maaf karena ia memandang apa yang disampaikannya dapat dipertanggungjawabkan dari aspek teologis dan keyakinan.

Baca Juga: Tanggapan JK Soal Kasus yang Menimpa Ustaz Kondang Abdul Somad

Ditambah lagi alasan bahwa forum di mana beliau bicara, yaitu Masjid, adalah ruang tertutup atau khusus untuk ummat Islam.

Dan untuk penyelesaian kasus UAS tersebut, Hikam menilai bahwa dua hal harus dilakukan agar persoalan ini tidak menjadi bias. Yakni bisa melalui jalur permohonan maaf dan semua pihak saling memaafkan atau bisa melalui mekanisme peradilan.

"Bagi saya, pilihan permaafan dan atau proses hukum bisa menjadi solusi, baik bersama-sama maupun menjadi alternatif satu terhadap yang lain," saran Hikam.

"Dan menurut pendapat saya, pembiaran atau impunitas atas kasus UAS ini, bukan solusi," tutupnya.(Knu)

Baca Juga: Takut Intimidasi, Ustadz Somad Batalkan Ceramah di 3 Provinsi

#Ustadz Abdul Somad #Muhammad AS Hikam #Pengamat Politik
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Indonesia
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Pengamat politik Jerry Massie menilai, kemenangan Trump akan menguntungkan Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Indonesia
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Pengamat politik dan sepak bola Jerry Massie mengakui timnas Indonesia terkesan dicurangi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 11 Oktober 2024
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Indonesia
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Jerry Massie menyarankan Prabowo meniru atau mengadopsi pola dan strategi Presiden kedua Soeharto.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 30 September 2024
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Indonesia
Pengamat Tak Setuju Anggaran Rp 10 Miliar Kominfo untuk Makan Bergizi Gratis
Pengamat tak setuju anggaran Rp 10 miliar Kominfo hanya untuk program Makan Bergizi Gratis.
Soffi Amira - Jumat, 13 September 2024
Pengamat Tak Setuju Anggaran Rp 10 Miliar Kominfo untuk Makan Bergizi Gratis
Indonesia
Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer untuk Sosialisasikan Program Pemerintahanya
Pengamat politik meminta Prabowo tidak gunakan jasa buzzer dan influencer untuk program-programnya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 12 September 2024
Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer untuk Sosialisasikan Program Pemerintahanya
Bagikan