6 Fakta Sejarah Paskibraka, Pendiri Paskibraka Ternyata Seorang Penggubah Lagu
Tim Merah Paskibraka 2017 berjalan saat upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka HUT ke-72 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8). (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean)
MENJADI anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bukanlah hal yang mudah. Selain seleksi berlapis, para anggota juga harus melalui latihan mental, spiritual, dan kepemimpinan yang disebut Latihan Pandu Ibu Indonesia Berpancasila.
Pada dasarnya Paskibraka dibagi dalam tiga tingkatan, yakni Kota, Provinsi, dan Nasional. Mereka bertugas melakukan pengibaran dan/atau penurunan bendera pusaka dan duplikatnya di masing-masing tingkatan tersebut. Ingin tahu lebih banyak? Simak 6 fakta seputar Paskibraka berikut ini.
1. Ada sejak ibu kota di Yogyakarta
Suasana Jakarta yang tidak kondusif pascakemerdekaan membuat pemerintah akhirnya memindahkan ibu kota ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946. Di sinilah ulang tahun kemerdekaan Indonesia pertama dilangsungkan. Untuk itu, dipersiapkanlah upacara pengibaran bendera pusaka di halaman Gedung Agung Yogyakarta.
2. Dibentuk oleh penggubah lagu "Syukur"
Presiden Soekarno memerintahkan ajudannya, Mayor Laut Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara kemerdekaan itu. Ajudan Soekarno tersebut juga dikenal sebagai pencipta lagu nasional "Syukur", yang diperkenalkan pada Januari 1945. H. Mutahar terlibat dalam kepengurusan pasukan pengibar bendera pusaka ini sampai tahun 1950, yakni saat ibu kota dikembalikan ke Jakarta. Lalu Bapak Paskibraka ini dipanggil kembali di tahun 1967 oleh Soeharto.
3. Dari 10 hingga 70 orang
Awalnya, Mutahar punya ide mengumpulkan 10 muda-mudi dari latar belakang etnis berbeda yang saat itu tinggal di Yogyakarta. Itulah formasi pertama pasukan pengibar bendera pusaka yang disebut Kelompok 10 dan dipertahankan hingga tahun 1950. Tahun berikutnya hingga 1966, formasi diganti menjadi Kelompok 17 oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
Barulah di tahun 1967 Mutahar mengubah formasi menjadi 17-8-45 (70 orang), melambangkan tanggal Proklamasi. Pasukan 17 sebagai pemandu/pengiring, Pasukan 8 sebagai pasukan inti/pembawa bendera, Pasukan 45 sebagai pengawal/pengaman (anggota TNI, POLRI, atau Paspampres).
4. Dulu disebut Pasukan Pengerek Bendera Pusaka
Sejak tahun 1967 hingga 1972, istilah yang digunakan adalah Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Idik Sulaeman Nataatmaja, adik didik dari Mutahar, kemudian melontarkan sebutan Paskibraka, singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Sejak kemunculan istilah itu di tahun 1973, Paskibraka masih digunakan hingga kini.
5. Punya dua lambang
Ada dua lambang dalam organisasi Paskibraka. Lambang pertama bergambar dua pemuda/pemudi paskibraka menengok ke kanan. Dipakai pada seragam Pakaian Dinas Upacara (PDU), lambang ini menunjukkan anggota Paskibraka yang sedang bertugas.
Lambang kedua yaitu daun dan bunga teratai, menunjukkan Purna Paskibraka (anggota Paskibraka yang telah mengikuti pelatihan Pandu Ibu Indonesia Berpancasila dan selesai menjalankan tugas pengibaran bendera).
6. Anak Soekarno pernah jadi anggota Paskibraka
Putri Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia ternyata juga pernah menjadi anggota Paskibraka, yaitu Megawati (1955 dan 1964) dan Rachmawati Soekarnoputri (1966). Di tahun 1964 itu Megawati bahkan pernah menjadi pembawa baki, yang menerima bendera dari sang ayah. (*)
Baca juga artikel terkait di sini: Wow, Megawati Soekarnoputri Pernah Jadi Paskibraka.
Bagikan
Berita Terkait
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Golkar Solo Bakal Gelar Tasyakuran Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Klaim tak Ada Bukti Pelanggaran HAM, Fadli Zon Justru Ungkit Jasa Besar Soeharto untuk Indonesia
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak