Lima Kebiasaan Terus Dilakukan Setelah Pandemi


Memakai masker jadi kebiasaan baru. (Foto: Unsplash/Victor He)
SIAPA sih yang enggak kesal sama pandemi COVID-19? Virus yang hadir di Indonesia sejak Maret 2020 ini membuat aktivitas menjadi terbatas dan banyak orang stres. Tapi sisi positifnya adalah kita jadi lebih mengerti bahwa kesehatan itu penting, seperti pentingnya menggunakan masker, rajin cuci tangan, sampai mengonsumsi makanan bergizi.
Kita tidak bisa menebak kapan pandemi ini berakhir, atau mungkin tidak akan berakhir dan selalu berdampingan dengan kita. Mengutip laman Complex, berikut beberapa kebiasaan yang akan tetap kita lakukan setelah pandemi menurut ahli epidemologi, dr. Robyn Gershon.
Baca juga:
Merek Fesyen Dunia yang Membuat Masker Saat Pandemi COVID-19
1. Memakai masker

Coba deh lihat ke belakang waktu belum ada pandemi. Mana ada orang yang terus memakai masker selama hampir 24 jam penuh? Paling memakai masker ketika berkendara sepeda motor supaya terhindar dari debu atau pas lagi batuk. Nah sekarang, mau keluar rumah buang sampah atau ke warung saja harus memakai masker supaya terhindar dari penularan. Masker pun sekarang bisa dibilang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Ini tidak diragukan lagi karena sangat penting dan berharga. Kamu benar-benar harus terus memakainya jika punya sedikit gejala pilek,” kata Gershon.
Studi baru yang dilakukan Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan ketika kamu memakai masker dengan benar dan konsisten akan melindungi kita dari COVID-19.
2. Mencuci tangan dengan benar

Dulu, kita mencuci tangan hanya sekadar asal saja yang penting kena cipratan air. Sekarang, mencuci tangan menjadi sebuah kebiasaan ketika ingin melakukan atau setelah bersentuhan dengan sesuatu. Mau makan, habis dari luar rumah, memegang binatang, sampai memegang smartphone sekali pun. Cuci tangannya pun sekarang ada aturan, yakni 20 detik dengan menggunakan sabun dan air bersih.
“Kita bisa mengurangi dampaknya jika kita melakukan semua hal baik ini, seperti mencuci tangan,” ungkap Gershon.
3. Menyapa tanpa berjabat tangan

Menjabat tangan adalah kebiasaan yang dilakukan ketika kita ingin menyapa atau berpisah dengan orang lain. Pas masuk kantor, kumpul-kumpul saudara, pamitan mau pulang, sampai jalan sama pacar mesti jabat tangan. Dulu semuanya berjalan dengan normal tanpa adanya kekhawatiran tertular virus COVID-19. Kini, keluar dan bertemu dengan orang lain saja sudah bikin parno, bagaimana berjabat tangan?
“Bagi saya, setidaknya berjabat tangan akan membutuhkan waktu lama untuk normal lagi dan mungkin tidak akan pernah,” kata Gershon.
Dalam penelitian dari Universitas Aberystwyth, berjabat tangan dapat menularkan bakteri dua kali lebih banyak daripad tos, dan 10 kali lebih banyak daripada tinju. Menyapa di masa pandemi bisa dilakukan dengan cara menaikkan alis atau mengangkat tangan.
Baca juga:
4. Membuat iklan layanan masyarakat

Di awal masa pandemi, setiap selebritas, influencer, dan tokoh masyarakat memiliki pernyataan tentang kesehatan masyarakat. Apalagi ketika vaksin mulai diluncurkan, banyak dari mereka yang menggunakan ketenaran untuk mendorong orang divaksinasi. Mereka memang tidak selalu menjadi acuan untuk didengarkan. Tapi berbicara soal kesehatan, Gershon setuju kita semua dapat memanfaatkannya sebagai pengingat.
“Kita semua menjadi malas, ceroboh, atau terbiasa dengan pesan tersebut. Itulah mengapa ada baiknya mendengarkan pesan baru terus-menerus,” ungkapnya.
5. Membersihkan tangan di tempat umum

Sekarang, kamu akan menemukan hand sanitizer dengan mudah di mana saja, seperti tempat makan, mal, tempat ibadah, atau di rumah tetanggamu. Setiap tempat kini sudah menyediakan hand sanitizer demi keamanan bersama. Semuanya tergantung kesadaran diri kita masing-masing apakah mau memakainya atau tidak. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
