3 Kasus Varian Omicron BA.2.75 Ditemukan di Indonesia


Ilustrasi COVID-19. Foto: Pexels/Edward Jenner
MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi tiga kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicron dengan subvarian baru yakni BA.2.75 ditemukan di Indonesia.
"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat," ucap Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Senin (18/7).
Baca Juga
Indonesia Harus Bersiap Terhadap Dampak Pandemi COVID-19 dan Resesi
Dante menyampaikan tiga kasus tersebut dideteksi sepekan lalu berdasarkan hasil penelitian genom sekuensing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia.

Ia menjelaskan, karakteristik BA.2.75 berdasarkan hasil pengamatan di sejumlah negara yang terjangkit memiliki tingkat kecepatan penularan yang relatif cepat namun dengan tingkat keparahan sakit yang relatif ringan.
"Tak terlalu berat, karena dari beberapa hal yang kami pelajari dari beberapa negara, karakternya seperti Omicron. Kegawatan tak terlalu besar, hospitality tak terlalu besar dan keparahannya tak terlalu besar," ujarnya.
Meskipun sudah ditemukan varian Omicron BA.2.75 di tanah air, Dante meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir. Sebab, memiliki karakter yang mirip dengan BA.4 dan BA.5.
Baca Juga
Temuan tersebut juga telah dilaporkan Indonesia melalui platform berbagi informasi dan data virus influenza di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk diteliti bersama negara-negara di dunia.
Sementara itu, Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan sejauh ini belum ada kepastian tentang dampak BA.2.75 menghindar dari sistem imun seseorang.
"Hanya sejak dari India, maka kini kasus sudah menyebar ke sepuluh negara, penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," katanya.
Data sementara yang ada menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan setidaknya delapan mutasi tambahan dari BA.5 yang sekarang banyak di Indonesia, utamanya pengaruh menghindar dari imunitas yang sekarang sudah ada.
Tjandra mengatakan BA.2.75 masuk dalam monitoring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Semua perkembangan ini membuat kita perlu waspada, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan memakai masker adalah masih sebuah keharusan," ujarnya. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
