2 Juta Data COVID-19 Belum Dientry, Ini Klaim Kemenko Maritim dan Investasi


Vaksinasi COVID-19. (Foto: Sekretariat Presiden)
MerahPutih.com - Penanganan COVID-19 di Indonesia dinilai masih memiliki banyak kelemahan. Bahkan, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pendataan masih bolong. Diklaim, 2 juta data belum dientry.
Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menjelaskan, 2 juta data tersebut bukan data kasus positif yang ditutupi. Namun justru kasus-kasus negatif yang belum terlaporkan. Selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif.
Baca Juga:
Pemprov DKI Siapkan Dua Hotel Isolasi Mandiri Berbayar
"Tujuannya agar segera mendapat penanganan, sehingga data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan," katanya.
Ia mengungkap, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium, karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas. Tetapi, beberapa pihak mungkin salah menangkap maksud dari apa yang disampaikan Menko Luhut dalam pertemuan virtual dengan epidemiolog.
Sementara, yang dimaksud Menko Luhut, 2 juta data tersebut justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat.
"Artinya, bukan ada kasus positif yang ditutupi dan yang ditakutkan terjadi lonjakan rasa-rasanya tidak akan terjadi,” ujar Jodi.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah memiliki tugas untuk menyelesaikan persoalan data kasus COVID-19 antara pusat dan daerah yang belum sepenuhnya terintegrasi.
Integrasi data masih menjadi masalah dalam penanganan COVID-19. Sejak awal Menko Luhut fokus pada integrasi sistem manajemen yang baik, sehingga data yang disampaikan bisa faktual dan nyata.
Luhut juga terus mendorong perwujudan big data kesehatan yang menampung dan mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan. Seperti rekam medis elektronik, BPJS Kesehatan, vaksin, dan lain sebagainya.
“Supaya ke depan kita bisa punya sistem manajemen data yang baik,” ujar Jodi. (Knu)
Baca Juga:
Polri Buru Pembuat Hoaks Jakarta Lockdown saat Imlek
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Luhut Puji Kekompakan SBY, Jokowi Hingga Prabowo di Tengah Ketidakhadiran Megawati

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Dicalonkan jadi Dubes Jepang, Adik Luhut Tekankan Kerja Sama di Bidang Strategis

Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)