17 Rumah Hanyut akibat Banjir Bandang di Flores Timur


Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. ANTARA/HO-Alfons Rianghepat)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur, 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya ke Balai Desa Nelelamadike.
"Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati di Jakarta, Senin (5/4).
Baca Juga:
Update Banjir Bandang di Flores Timur: 67 Orang Meninggal Dunia
Kemudian, kata Raditya, sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
"Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5," urai Raditya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Raditya menyampaikan, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat tersebut. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.
"Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," pungkasnya.
Baca Juga:
BNPB: 23 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Flores Timur
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi akibat dampak siklon tropis Seroja yang berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan NTT. Gelombang tersebut berketinggian ekstrem lebih dari enam meter.
"Siklon tropis Seroja di perairan Kupang menyebabkan tinggi gelombang laut lebih dari enam meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan NTT," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Senin (5/4). (Asp)
Baca Juga:
Tanah Longsor di Flores Timur, Ratusan Korban Belum Ditemukan
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pintu Air Angke Hulu Meresahkan, Warga Jakarta Barat Siap-Siap Kedatangan 'Tamu' dari Luapan Air

Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar

Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang

Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali

'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana

7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah

BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada

Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak

Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami

Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut
