14.217 Pelaku Perjalanan Internasional Jalani Karantina di Jakarta


Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Kedatangan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/1). ANTARA FOTO/Fauzan
MerahPutih.com - Di tengah ancaman COVID-19 varian Omicron, gelombang pelaku perjalanan dari luar negeri ke Indonesia masih tinggi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga Selasa (4/1) malam, 14.217 pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dikarantina COVID-19 di empat fasilitas yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga
Keempat fasilitas tersebut yakni RSDC Kemayoran, Wisma Pademangan, Rusun Pasar Rumput dan Rusun Nagrak. Sementara itu, total persentase keterisian tempat tidur pada 4 fasilitas ini sebesar 74,92 persen.
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto sempat memantau kesiapan registrasi penerimaan pelaku perjalanan luar negeri hingga peninjauan fasilitas pendukung pada tempat karantina.
“Kami mengharapkan fasilitas hotel ini telah siap sebagai tempat karantina para pelaku perjalanan luar negeri,” ujar Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (5/1).
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional ini sempat memeriksa kesiapan para petugas yang bekerja pada hotel-hotel seperti Arya Duta dan Hotel Grand Mercure di Jakarta Pusat, serta Holiday Inn Matraman.
Insfeksi ini menyasar kesiapan registrasi penerimaan pelaku perjalanan luar negeri hingga peninjauan fasilitas pendukung. Ini mengingat banyaknya kasus COVID-19 varian Omicron yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Baca Juga
Satgas Sebut 86,6 Persen Masyarakat Indonesia Miliki Antibodi COVID-19
Apalagi, pasien terpapar virus corona varian baru ini bertambah 92 pada Selasa (4/1) Dengan begitu, total kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia menjadi 254 orang.
Sebanyak 239 di antaranya merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case). Sedangkan 15 kasus transmisi lokal.
Berdasarkan hasil pemantauan, sebagian besar kondisi pasien positif virus corona varian Omicron ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak yakni batuk (49 persen) dan pilek (27 persen).
COVID-19 varian Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan Delta. Sejak ditemukan pertama kali Afrika Selatan pada akhir tahun lalu (24/11), kini Omicron terdeteksi di lebih dari 110 negara.
Penyebaran Omicron diperkirakan terus meluas. Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi akhir tahun lalu (16/12). (Knu)
Baca Juga
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Akibat Banjir Besar di Bali, Infrastruktur Jalan hingga Pasar Rusak Parah

Korban Tewas Banjir di Bali Capai 16 Orang, Terbanyak di Kota Denpasar

Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian

Diharapkan Hujan Tidak seperti di Bali hingga Sebabkan Banjir, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca di Jawa Timur

254 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa Poso, Tersebar di 19 Desa

Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

BNPB Pantau Kondisi Kekeringan di Indonesia, Ribuan Liter Air Dikirim ke Berbagai Desa
