YouTube Umumkan Jumlah Tayangan Video yang Melanggar Aturan

Kamis, 08 April 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

BELUM lama ini, YouTube merilis laporan tentang persentase tayangan video yang dianggap melanggar aturan. Hal itu merujuk pada angka Rasio Tontonan Melanggar atau Vioaltive View Rate (VVR).

Pada laporan itu, Angka VVR berada di sekitar 0,16 persen hingga 0,18 persen. Itu artinya, dari setiap 10 penayangan di YouTube, 16 hingga 18 penayangan berasal dari konten yang dianggap melanggar aturan.

Baca Juga:

YouTube Telah Keluarkan Lebih dari Rp422 Triliun untuk Kreator

YouTube merilis laporan tentang persentase tayangan video yang dianggap melanggar aturan (foto: unsplash/kon karampelas)

Hal tersebut dijelaskan oleh Director Trust & Safety Youtube, Jennifer Flannnery O'Connor dalam sesi jumpa media yang digelar virtual.

"VVR turun lebih dari 70 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2017," ujar Jennifer, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Jennifer menambahkan, bahwa YouTube akan terus memperbarui VVR setiap tiga bulan, di laporan penegakan pedoman komunitas.

Sedikit informasi, VVR membantu mengetahui persentase penayangan di YouTube, yang berasal dari konten yang melanggar kebijakan. Data VVR memberikan informasi tentang cara YouTube melindungi komunitas.

Mengenai hal itu, Jennifer yakin bahwa VVR merupakan cara terbaik untuk memahami pengaru konten berbahaya bagi bagi penonton, serta mengindentifikasi area yang perlu peningkatan.

Untuk menghitung VVR, YouTube mengambil sampel video kemudian mengirimkannya pada peninjau konten. Lalu peninjau konten akan memberi tahu video mana yang melanggar kebijakan, dan mana video yang tidak melanggar.

Baca Juga:

Rusia akan Larang Facebook, Twitter, dan YouTube

Jennifer mengatakan, dengan pengambilan sampel, pihak Youtube bisa mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif soal konten melanggar, yang tak bisa terdeteksi oleh sistem.

"Angka VVR berfluktuasi naik dan turun. Misalnya, setelah kami memperbarui kebijakan, kamu mungkin melihat angka naik sementara, karena sistem kami meningkatkan upaya untuk menangkap konten yang baru diklasifikasikan sebagai pelanggaran," Jelasnya.

Selain itu, Jennifer juga menjelaskan, bahwa YouTube akan terus mendukung komunitas berkembang, seraya memenuhi tanggung jawab mereka.

YouTube akan terus memperbarui kebijakan, minjau, dan bekerjasama dengan ahli dalam upaya penegakan konten yang melanggar aturan (foto: pixabay/stocksnap)

Kendati laporan penegakan pedoman komunitas menunjukan kemajuan sejak 2017, namun YouTube menyadari bahwa pekerjaanya belum selesai.

Karena itu, pihak YouTube mengatakan, bahwa tim harus terus memperbarui kebijakan, meninjau, bekerjasama dengan sejumlah ahli, serta tatap transparan dalam upaya penegakan yang dilakukan.

YouTube pun berkomitmen pada perubahan ini. Karena, perubahan tersebut bermafaat bagi penonton, dan juga untuk bisnis. Jennifer mengatakan konten yang melanggar aturan tak memiliki tempat di Youtube.

Sementara itu, Jennifer mengungkapkan bahwa YouTube berinvestasi secara signifikan untuk mencegah konten yang melanggar. Adanya VVR menunjukan tanggung jawab YouTube dan membantu YouTube lebih memahami kemajuan yang telah dibuat, dalam melindungan pengguna dari konten berbahaya. (Ryn)

Baca Juga:

Akibat Ulasan 'Sotoy' YouTuber Terkenal, Restoran Ini Tutup

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan