Yasonna Turun Langsung Tangkap Maria Lumowa, Pengamat: Bagaimana Kasus Lain?
Jumat, 10 Juli 2020 -
Merahputih.com - Pengamat politik Wempy Hadir menilai keikutsertaan menteri hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam penangkapan Maria Lumowa bukan sesuatu yang dapat dipermasalakan. Apalagi, penangkapan itu adalah ranah Yasonna.
Apakah ada kaitan dengan rencana resuffle kabinet atau tidak, tentu publik mempunyai kebebasan untuk memberikan persepsi.
"Misalnya ada yang mengkaitkan bahwa ini dalam rangka mengamankan posisi agar tidak masuk dalam jajaran kabinet yang akan dirombak oleh Presiden Jokowi," ujar Wempy kepada Merahputih.com di Jakarta, Jumat (10/7).
Baca Juga
Direktur Indo Polling Network ini menyebut, Menkumham Yasonna Laoly menunjukan bahwa dia bisa diandalkan dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi di Indonesia. Bahkan mencari pelaku korupsi keujung dunia.
Sebagai pembantu presiden, Yasonna sudah melakukan yang terbaik. "Tentu masih ada juga catatan perbaikan yang mesti dilakukan. Misalnya bagaimana dengan kasus-kasus yang lainnya?," ungkap Wempy.

Wempy berharap bahwa penangkapan terhadap Maria Lumowa bisa menjadi pintu awal untuk membuka dan menangkap juga koruptor kakap yang lainnya yang telah merugikan negara.
Aksi Yasonna itu juga disorot Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Fadli Zon menyebut ada perbedaan dalam kesigapan Kemenkum HAM menangani Maria Pauline Lumowa dengan kasus buron kasus cessie Bank Bali, Djoko Tjandra.
"Mestinya penanganan terhadap masalah buronan ini kan standarnya jelas sama, bukan sekedar selera dan juga treatment berbeda. Kelihatan sekali ada perbedaan, yang satu begitu mudah lolos dan bisa mendapatkan E-KTP, ini juga ada satu treatment khusus," kata Fadli Zon.
Baca Juga
Ekstradisi Maria Pauline Lumowa Upaya Tutupi Malu Yasonna atas Bobolnya Djoko Tjandra
Fadli Zon mengingatkan agar penangkapan Maria Pauline bukan ajang pamer prestasi Menkum HAM agar tidak dicopot oleh Presiden.
"Jangan sampai nanti orang menduga karena orang berlomba-lomba menonjolkan prestasinya, karena takut di-reshuffle gitu," katanya. (Knu)